Happy Reading 💕
.
.
.
❤❤❤Bright berlari di lorong rumah sakit, mencari keberadaan Win.
"Bright! Itu Win! " teriak Mike pada Bright.
Mereka bertiga pun langsung lari mendekati Win yang terlihat duduk sendiri di kursi ruang tunggu.
Bright menghampiri Win dengab wajah paniknya. Tangannya langsung menggenggam kedua pergelangan tangan Win yang ditutupi baju putih yang masih setengah basah.
"Win. Kau tidak apa-apa kan sayang? Kau terluka Win. Win? "
Bright panik melihat Win yang menunduk. Tubuhnya gemetar, Bright panik. Win tidak baik-baik saja. Tangan Bright menyentuh seluruh bagian tubuh Win. Dia ingin memastikan apakah Win nya ada terluka, dan benar saja. Ada beberapa goresan di pergelangan tangan dan juga pipinya.
Bright meraba kedua pipis Win yang terlihat ada goresan luka dan darah yang sudah mengering disana.
"Awww, sakit! " pekik Win.
Pipinya sakit saat tangan Bright menyentuh luka di pipinya.
"Ah, maaf sayang maaf. Sakit banget ya? Ayo kita obati sayang. Lukamu cukup parah, ayo sayang ikut aku. "
Bright dengan nada paniknya, mengoceh mengkhawatirkan Win. Dirinya langsung berdiri dan menarik tangan Win. Bright khawatir pada Win yang terluka, dia tidak suka jika Win nya tergores apalagi lukanya sebanyak ini.
Bright menarik tangan Win, agar Win bangun dan mengikutinya. Namun tangan Bright ditahan oleh Win.
"Tidak. Tidak Bright. Jangan khawatirkan aku. Aku baik-baik saja. Sebaiknya kau khawatirkan Gulf. Dia terluka parah, aku takut dia kenapa-napa. " ucap Win lembut.
Mata keduanya bertemu. Bright merindukan tatapan itu. Tatapan sayu namun dalam. Bright menghela nafasnya panjang.
Win sepertinya masih marah padanya. Tapi setidaknya Bright bersyukur, dia bisa melihat mata Indah itu lagi. Mata yang selalu ia rindukan. Mata dari seorang yang sangat dia cintai.
Bright mendekat ke arah Win, lalu berlutut di hadapan Win. Bright menyetarakan tubuhnya dengan Win. Agar dirinya bisa menatap lebih dekat wajah kekasihnya yang sedang duduk di hadapannya.
Win hanya diam sembari menatap wajah tampan Bright. Win membiarkan Bright mendekat ke arahnya. Win selalu kalah dengan rasa cintanya, dia merindukan kehadiran Bright disisinya. Walau baru sehari mereka berpisah. Tapi Win sangat merindukan kehadiran Bright.
Bright berlutut di hadapan Win. Tangannya menggenggam kedua tangan Win hangat. Kini keduanya saling bertatapan. Bertatapan lebih dalam, mata keduanya seolah menghantarkan rasa rindu yang teramat sangat.
Tangan kanan Bright kini mengelus rambut Win lembut. Bibirnya tersenyum manis sembari menatap mata Indah kekasihnya.
"Sayang, aku tidak suka melihatmu terluka seperti ini. Aku khawatir padamu. Kau tau itu kan? Kau tau aku sangat membenci saat kau terluka seperti ini. Winku tidak boleh terluka. Winku harus selalu aman. Maaf aku tidak bisa menjagamu. Kau seperti ini karenaku. Karena aku tidak ada di sisimu. Maafkan aku ya sayang? Maafkan aku? "
Ucap Bright tulus, lalu mengecup tangan Win.
"Bright... Jangan seperti ini. Jangan buat aku goyah. Jangan baik padaku, jangan perlakukan akuu selembut ini. Jangan buat aku egois lagi. Aku tidak ingin rasa cintaku mengalahkan diriku sendiri. Kumohon berhenti Bright. Kau harus melupakanku. Sekarang kau memiliki Gulf, bukan aku. Aku hanya masa lalu yang pernah menjagamu sebelum si pemilik yang sebenarnya datang. Jadi lupakan aku ya? Aku akan baik-baik saja. Jangan menyalahkan dirimu lagi. Oke? "
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Was Yours [COMPLETED ✅]
Fanfic[ Sudah Diterbitkan] [COMPLETED ✅] [REPUBLISH ❗] BrightWin x MewGulf BrightGulf x MewWin Cinta dan Takdir, yang mana harus mereka pilih? Bright, Win, Mew dan Gulf terjebak diantara pilihan yang membuat hidup mereka menjadi rumit. Mate dan Cint...