Chapter 35 : Anak Kecil

2.6K 228 18
                                    

Hapy Reading 💕
.
.
.
Enjoy 💕
.
.
.
❤❤❤

-Flashback-
24 tahun lalu - Phang Nga

Sore itu Max dan istrinya Tul sedang berlibur ke Phang Nga bersama sang buah hati Mix Siwi yang saat itu masih berumur 4 tahun. 

Mereka akan melihat air terjun dan rencananya akan camping disana.  Kata Max,  dia akan melatih anaknya di alam liar untuk pertama kalinya. 

Dan Max memilih hutan di Phang Nga sebagai tempat latihan yang baik untuk anaknya.  Lagi pula, dirinya dan Tul sedang mendapat ijin cuti selama 1 minggu.  Jadi mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk berlibur sembari melatih anaknya.  Mengenalkan Mix dengan alam.

Sore itu mereka telah sampai di pintu gerbang Si Phangnga National Park.  Mereka sudah tidak sabar akan camping dan melihat air terjun disana. 

Max mengurus registrasi pembayaran serta penyewaan alat-alat camping di sana.  Sedangkan Tul sibuk mengurus Mix yang mulai rewel karena tidak sabar akan melihat air terjun.

Setelah pembayaran selesai,  mereka pun mulai masuk ke jalur yang sudah ada menuju air terjun yang ada di tengah hutan. 

Perjalanan cukup jauh,  ada sekitar 2 jam mereka berjalan.  Melelahkan sekali.  Bahkan Mix saja sampai digendong oleh Max.  Karena kaki kecilnya sudah tidak sanggup lagi untuk berjalan. 

Pepohonan rindang dengan tinggi yang menjulang adalah pemandangan yang mereka lihat selama diperjalanan.  Cukup menakutkan bagi orang-orang baru yang melintas,  namun tidak bagi Max dan Tul. 

Max adalah serigala dengan status alpha.  Dia pemberani dan pemarah.  Dia akan sangat agresif ketika miliknya diganggu.  Terutama ketika ada yang mengusik hidupnya, apalagi anak dan istrinya.  Max akan mengamuk dan tidak segan-segan untuk membunuhnya. 

Aura Max sangat mendominasi,  sehingga banyak yang ketakutan ketika melihatnya.  Dan satu-satunya orang yang bisa mengontrol diri Max hanya sang istri tercinta.  Tul Pakorn.

Mereka bertiga terus berjalan  menyusuri hutan,  dan tidak sadar bahwa petang telah menjemput. 

Keadaan mulai gelap. Max dan Tul sampai harus menyalakan senternya agar dapat melihat jalan.  Sepertinya air terjun itu sangat jauh.  Sudah hampir 3 jam mereka berjalan tapi belum juga sampai.  Atau jangan-jangan mereka malah kesasar.

Syukur Mix tertidur lelap di gendongan Max.  Jadi mereka berdua bisa fokus berjalan ke depan tanpa diganggu oleh rengekan Mix. 

Suara-suara malam mulai menyambut mereka.  Suara angin yang berhembus di celah+celah pepohonan,  suara jangkrik, kodok,  babi hutan dan binatang-binatang malam mulai bersahutan.  Membuat bulu kuduk Tul mulai berdiri tegak. 

"Max,  kau yakin ink jalan yang benar?  Kenapa lama sekali?  Kapan kita akan sampai? "

"Tentu saja benar sayang.  Kau tenang saja.  Air terjunnya memang agak jauh.  Sudah teus saja berjalan.  Sebentar lagi kita akan sampai. " ucap Max.

Tul hanya mengangguk,  lalu terus berjalan mengikuti suaminya. 

Setelah perjalanan yang begitu melelahkan.  Akhirnya mereka sampai di pinggir air terjun. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
If I Was Yours [COMPLETED ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang