"Lard woi!"Allard-laki-laki itu menoleh dengan muka songong. "Paan?!"
"Dih, songong. Tadi aja masih haha hihi ama gue." balas Lintang, cowok yang sedang makan Mie instan itu mencibir sahabatnya.
"Maka dari itu, gue nyesel udah haha hihi ama lo," ucapan yang tak sesuai perbuatan. Nyatanya setelah mengatakan itu Allard langsung bergabung bersama teman-temanya.
"Darimana?" tanya Andra, pasalnya sahabatnya satu itu tak kelihatan dari tadi.
"Andra posesif sih sama si Allard," celetuk salah satu orang yang sedang merokok dibangku paling pojok.
"Sialan! Jangan bilang kalau gue belok ya!!"
"Duh!" Rio, nama cowok itu. Mengaduh pelan saat satu buah sendok terkena keningnya. Kemudian menatap tajam sahabatnya. "Lah gue nggak bilang, lo sendiri yang ngomong bege!!" balasnya tak terima.
"Cewek gue mau ulang tahun nih! Bantuin dong cari kado yang pas," kata Naresh tiba-tiba. Cowok itu memang sudah memiliki pacar. Baru bulan kemaren jadianya.
"Hmm? Katanya cewek itu suka kejutan. Lo kasih aja kejutan," komentar Andra.
"Kejutan apa?"
"Setrum jantungnya,"
"Uhuk! Uhuk!" Allard yang sedang memakan siomay terbatuk karena ucapan Erlan.
"Apaan njir! Jan ngadi-ngadi lo!" balas Naresh tak terima. Enak aja, perjuangan buat dapetin si cewek lama banget. Masa mau disetrum gitu aja.
"Ngakak," Andra sudah tertawa ngakak sampai nasi goreng yang ditelanya berhamburan kemana-mana.
"Tolong dikondisikan!" ujar Lintang serius. Pura-pura maksudnya. Ia membersihkan makanan Andra yang muncrat ke seragamnya. Nggak papa, udah biasa. Harus sabar.
"Kelamaan jomblo si ah!" kata Allard yang ditujukan pada Erlan.
"Ngaca mas! Situ juga terakhir putus udah lama. Mana pacaran cuma sembilan bulan lagi," nyinyir Lintang. Mulut-mulut netijen.
"Sama siapa? Gue gak pernah tau Allard punya pacar," ujar Rio heran. Allard terlalu anti cewek, bukan apa-apa. Cuma sok jual mahal dianya.
"Tali pusar!"
"Njer!" umpat Allard.
"Anj-"
"Suuuttttttttt...." Andra membekap mulut Naresh. "Mulutnya jan kasar-kasar njir!"
Naresh menatap Andra datar. "NGACA!!"
"Si Rinda posting status nih!" heboh Rio. Cowok itu bermain ponsel dengan serius.
"Captionya apa?" tanya Lintang kepo.
Sedikit informasi. Rinda itu Badgril-nya Sma Cakrawala. Agresif walaupun cantik. Senggol bacok kalau ada cewek yang berani deketin Allard. Padahal mah dia yang digalakin sama Allard kalau mau nempel-nempel. Kan Rio udah bilang, Allard mah sok jual mahal.
"Nih!" Rio membalikkan ponselnya. Membuat mereka mendekat. Rinda selfi dengan seragam Sma. Mukanya yang memang dipenuhi make up sangat terlihat.
"Abaikan muka," Lintang mulai mengeja. Cowok itu kemudian mendengus kasar.
"Ciri-ciri orang memiliki beban hidup," komentar Lintang setelahnya.
"Kaya lo!" Allard berbicara asal sambil memakan kembali siomay-nya. Kirain apaan!
"Lah kok gitu?!" kata Rio. Pokoknya cowok itu penggemar Rinda garis keras. Walau wajahnya yang tampan itu tak sama sekali memikat hati Rinda.
"Orang postingnya muka kok suruh abaikan muka. Situ sehat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny [END]
Teen FictionNemu anak? Loh, yang tanggung jawab siapa dong? Putra Allard Aditama. Pangillanya Allard, bukan Putra maupun Tama. Si brandalan yang sialnya sangat tampan. Allard itu seperti bunglon. Kadang cuek, kadang galak, kadang gila, kadang dingin. Tapi yang...