Saat ini New sedang membantu Arm, Off dan juga Gun yang sedang memanggang ikan dan beberapa daging yang Jane beli.
New sibuk mengoleskan bumbu pada ikan dihadapan nya kini, Tay sedari tadi sibuk memperhatikan New
Bright duduk disebelah Tay "Santai kali, bini lo kaga kemana mana" sindir Bright, Tay melirik tajam kearah Bright
Bright tertawa kecil "Suka lo sama New?" tanya nya
Bright terdiam, mulutnya serasa kaku untuk menjawab
"Jangan bohongin hati lo, ke orang orang lo bisa kalo lo gk suka sama New, tapi dihadapan gue lo terlihat suka sama New" ujarnya
"Gue juga kaga tau" jawab Tay singkat
"Daddy ngomong apa sama lo?"
Tay melirik kearah Bright "Biasa soal Guy lagi, besok gue harus pulang" ucap Tay, Bright mengangguk paham
"Ya gue paham, nanti lagi luangin waktu lo disini ya" pinta Bright, Tay mengangguk
"Good luck brother" ucap Bright menyemangati Tay.
"Siapa yang bisa main gitar?" tanya Jane, Arm mengacungkan tangan nya
"Coba dong lo duet tuh sama Aye, suaranya bagus" pinta Jan, Arm menampakkan wajah bingung nya
Tay berjalan mendekati Arm "Biar saya yang panggang daging nya" Tay meraih capitan daging dari tangan Arm
Arm duduk disebelah Aye, ia meraih gitar yang disodorkan oleh Jan.
"Nyanyi apa?" tanya Arm menoleh kearah Aye
"Lo bisanya nyanyi apa?" Aye kembali bertanya pada Arm, Arm berfikir sebentar
"Bidadari tak bersayap hafal?" tanya Arm, Aye mengangguk
Arm mengatur gitar tersebut dan mulai memainkan gitarnya.
"Bidadari tak bersayap datang padaku, dikirim tuhan dalam wujud wajah kamu, dikirim tuhan dalam wujud diri kamu"
Arm bernyanyi lebih dulu, jari nya masih fokus memainkan gitarnya
"Sungguh tenang kurasa saat bersamamu, sederhana namun indah kau mencintaiku, sederhana namun indah kau mencintaiku"
Kini Arm hampir kehilangan fokusnya saat mendengar Aye yang bernyanyi disamping nya, suaranya benar benar indah.
"Sampai habis umurku, sampai habis usia, maukah dirimu jadi teman hidupku"
Arm bergantian bernyanyi, Jane dibuat kagum juga dengan suara Arm
"Kaulah satu dihati, kau yang teristimewa, maukah dirimu hidup denganku"
Aye kembali bernyanyi di lirik selanjutnya
"Diam diam aku memandangi wajahnya, tuhan ku sayang sekali wanita ini, tuhan ku sayang sekali wanita ini"
Arm mencoba agar tidak terlalu hanyut dalam lagu ini, lagu ini memiliki banyak kenangan bagi dirinya.
"Kau lah satu dihati, kau yang teristimewa, maukah dirimu hidup denganku, katakan 'yes i do' , jadi teman hidupku"
Aye menyambungkan lirik berikutnya, ia sempat melirik wajah Arm disebelahnya.
"Sampai habis nyawaku, sampai habis usia, maukah dirimu jadi teman hidupku, kau lah satu dihati, kau yang teristimewa, maukah dirimu jadi teman hidupku, katakan 'yes i do' jadi teman hidupku"
Kini bagian Arm yang bernyanyi, ia menutup kedua matanya, menahan diri agar tidak terlalu hanyut pada lagu tersebut.
"Katakan 'yes i do' , hiduplah denganku, jadi teman hidupku"
Kini Arm dan Aye bernyanyi bersama di lirik terakhir, New, Jane, Jan dan Ciz bertepuk tangan.
"Bagus bangett" puji Jane
"Gue juga mau main gitar dong" pinta Bright, ia membawa gitar miliknya, dan duduk dihadapan Jan
"Gun, duet sini sama gue" panggil Bright, Gunsmile melangkah kan kakinya mendekat kearah Bright, ia duduk disebelah Jan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attachment Disorder (End)
Nonfiksi'You can be afraid of anyone, but not me' -Tay tawan vihokratana 'You are only obsessed with my body but not with my heart' -New thitipoom techaapaikhun ❌DON'T COPY MY STORY❌ •Di edit jika udah selesai, mohon maaf kalau banyak Typo bersebaran...