Tigapuluh tiga

1.6K 143 4
                                    

Tay mengurungkan niatnya untuk ke rumah New, ia memilih kembali ke rumahnya untuk beristirahat sejenak.

"Selamat siang Tuan Vihokratana" ucap Luke menyambut kedatangan Tay, Tay menatap datar Luke yang senyum sembringah

"Nona Mild..." baru saja Luke ingin menceritakan kabar kekasihnya, Tay lebih dulu memotong

"Tidak usah, dia bukan kekasihku lagi" jawabnya, Tay kembali berjalan menuju kamarnya, tangan nya ia masukkan kedalam kantung jas nya.

"Kau bisa kembali ke Malang" ujar Tay sembari pergi meninggalkan Luke diruang tengah

Luke membuang nafasnya kasar, lalu kembali mengambil nafasnya, ia berlari kecil untuk menyeimbangkan langkahnya dengan langkah Tay, tangan nya merangkul pundak Tay.

"Aku masih ingin disini" ucap Luke, Tay melirik kearah Luke

"Rumahku udah seperti penampungan hewan" cibir Tay

"Oh astaga Tay lo sodara siapa sih bangsat toxic banget" kesal Luke, Tay mempercepat langkah nya.

Tay memasuki kamarnya dan menutup pintu kamarnya tepat saat Luke ingin masuk kedalam kamarnya.

"Sialan lo" kesal Luke dari pintu kamar Tay

Tay menaruh tubuhnya diatas ranjang tidurnya, fikiran nya masih dengan New.

Selama ini aku cemburu pada orang yang salah.

Tay meraih iphone nya, ia mendapatkan sebuah pesan masuk dari Singto.

Tay menutup layar ponselnya, ia segera keluar dari kamarnya dan menuju ke kamar Luke.

"Ikut gue gk" tawar Tay, Luke hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Singto" jawab Tay, Luke mengangguk paham, ia berdeham dan mengganti pakaian nya.

Tay berjalan menuju kamar Off, ia meminta Off untuk memanaskan mobilnya.

o0o

Sesampainya di Mansion Singto, Tay disambut baik oleh pegawai dirumahnya, begitu juga dengan Luke.

"Dimana Singto?" tanya Tay, pegawai yang memegang jas milik Luke pun menjawab

"Tuan Singto di kamar milik Tuan Muda Krist" jawabnya

Tay dan Luke melangkahkan kakinya menuju kamar Krist, tak heran jika Tay sudah hafal letak letak ruangan di Mansion nya Singto karena Tay sering datang kesini.

Tay membuka pintu kamar berlapis emas putih yang amat besar, benar saja. Ia melihat Singto yang sedang melamun memikirkan sesuatu.

"Urusan lo sama Guy gimana?" tanya Singto, ia memijit singkat kening nya

"Belum gue urus, gue mau tau kondisi pacar lo" jawab Tay, Singto mengangguk

"Gue kira lo dah pulang Luk" ujar Singto. Luke duduk disebelah Singto

"Gue udah diusir sih sama tuan rumah" sindir Luke, Singto tertawa kecil

"Biarin aja Luke di tangerang dulu Tay, sampe urusan lo sama Guy selesai baru tuh balikin Luke" ucap Singto

Luke memukul pelan bahu Singto "lo kira gue barang, maen pulangin seenak jidat lo" cibirnya, Singto tertawa begitu juga dengan Tay.

"Gimana pacar lo? Dah siuman kan?" tanya Tay, Singto mengangguk

"Dia lupa ingatan Tay" jawab Singto. Tay terkejut mendengarnya, ia duduk dihadapan Singto

"Gue gk tau lagi harus ngapain buat balikin ingatan dia, dia suka ngamuk kalo udah sadar dan liat gue"

Tay dapat merasakan kesedihan dari diri Singto, ia memegang pundak Singto dan sesekali menepuknya pelan

"Gue paham yang lo rasain, tapi coba lagi untuk ngertiin dia, bantu dia ingat in kembali jati dirinya, jangan nyerah" ucap Tay, Luke mengangkat kedua jempolnya.

Attachment Disorder (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang