Duapuluh dua

2K 180 0
                                    

Malam ini hujan turun sangat deras, kilat terlihat dari dalam kamar Tay, New yang masih membuka matanya terdiam didalam pelukan Tay.

Hatinya berguncang dengan sangat kencang, keringat dingin mulai bercucuran didahi New, ia meremas selimut yang menutupi tubuhnya.

Memang Mansion Tay kedap suara dari luar, namun kilat petir tersebut yang membuat New tidak bisa tidur dan merasakan ketakutan.

"Te" panggil New, ia megguncanh pelan pipi Tay hingga Tay terbangun

Tay membuka matanya, orang yang pertama kali ia lihat adalah New, dan ia ingin seperti ini seterusnya.

Alis Tay mengangkat sebelah, Tay membetulkan posisi tidurnya, ia mendekatkan wajah nya dengan wajah New

"Ada apa?" tanya nya lembut, New benar benar menampilkan wajah takut nya pada Tay.

"Kau takut hujan?" tanya Tay, New mengangguk

Tay meraih selimutnya untuk menutupi tubuh New hingga sampai kepalanya, dan ia  segera memeluk New.

Tay kembali terlelap pada tidurnya, sedangkan New, ia masih bisa merasakan kilat dari pantulan kaca kamar Tay, ia sudah mencoba membenamkan matanya, lagi lagi ia terbangun karena rasa takutnya.

Sudah hampir 1jam hujan belum berhenti, dan sudah 1jam pula Tay dan New berpelukan diatas ranjang tidurnya.

Tay terbangun untuk mengecek apakah New nya sudah tidur atau belum, ia terkejut saat membuka selimut, ia masih melihat New nya membuka matanya, ia tidak tertidur selama 1jam.

Tay meraih wajah New "Semua nya baik baik saja, takut kenapa?" tanya Tay, New menggeleng

"Gue emang takut hujan" jawab New pelan, Tay mengangguk

Tay kembali meraih wajah New, menempelkan kedua bibir mereka dari dalam selimut, Tay melumatnya pelan.

Ciuman Tay kini berubah menjadi liar, mereka berdua saling mendecak di balik ciuman tersebut, New memukul dada Tay, dan Tay melepaskan ciuman mereka.

"Bibirmu terlihat lucu, sayang" goda Tay.

Dan blush.

Wajah New memerah seperti tomat, Tay melihat perubahan pada wajah New dan sedikit tertawa.

"Mari kita lakukan sesuatu" pinta New, Tay terkejut mendengar ucapan New

"Again?" wajah Tay berubah menjadi mesum, New memukul pelan bahu Tay

"Makan, gue lapar" jawab New, Tay tersenyum kecil

Tay bangun dari ranjang tidurnya, ia meraih iphone nya dan menggenggam  tangan New untuk ke ruang makan.

Tay dan New turun menggunakan Lift, namun saat berada dilantai 2, pintu lift terbuka, Jan dan Jane bertemu dengan Tay dan New

"Suami isteri baru turun" cibir Jane, namun masih terdengar oleh New

"New kenalin, ini Jane" ucap Tay, Jane menyodorkan tangan nya, ia berjabat tangan dengan New

"Ini Jan" sambung Tay, Jan ikut menjabat tangan New.

"Gue New" jawab New, ia menyodorkan senyuman nya yang amat lebar

"Mau kemana dh malam gini?" tanya Tay, Jane melirik kearah Jan

"Hehehe" Jan cengingisan, ia memperlihatkan gigi nya yang rata.

Tay mencoba mengerti apa jawaban dari Jan, dan benar saja ia paham dengan jawaban Jan dan Jane

"Beli Wine lagi?" tanya Tay, Jane mengangguk

"Siapa yang nyuruh?" ucap Tay, wajah Tay kini berubah menjadi sedikit memerah

"Diajak in sama Kak Bright" jawab Jan, Tay memukul pelan kepalanya yang sedikit pusing karena ulah teman nya sendiri.

o0o

"Lo nyuruh adik gue beli Wine gitu buat apaan?" tanya Tay, Bright yang mendengarnya hanya tertawa

"Adik lo dah besar Tay, dia juga butuh waktu buat kayak gini" jawab Bright santai

"Adik gue masih pada kecil Bright" putus Tay, Bright menoleh kearah Tay

"Bisa stress dia kalo lo larang terus" Bright pergi meninggalkan Tay yang terduduk di sofa ruang tamu.

New duduk disebelah Tay, tangan nya memegang mangkuk kecil  yang berisikan puding cokelat dengan susu putih digelas.

"Lo harusnya ngertiin adik lo juga Te" sambung New, Tay menoleh kearah Bright yang sedang fokus makan

"Adik gue gk sembarang bisa minum Wine" jawab Tay, New memasukkan potongan puding kedalam mulutnya

"Enak, mau gk?" tawar New, Tay menggeleng

"Rugi lo kalo gk mau, ini enak banget" cibir New

Attachment Disorder (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang