Jisung terbangun saat merasa dirinya cukup lama beristirahat. Ia menatap sekitar. Butuh waktu 5 menit untuknya menyadari bahwa itu bukanlah kamarnya. Ini rumah sakit.
"Aduh, gue kuliah hari ini" ucapnya serak
Ia merasa dunia berputar dengan cepat, terlalu pusing jika terlalu lama menatap kedepan. Ia menutup matanya beberapa detik lalu membukanya lagi. Ada bayang lino di pinggir bangsalnya. Sedang menatapnya khawatir.
"Pusing?" Tanya lino
Jisung tertawa kecil. Sialan. Apakah bius yang di berikan dokter di rumah sakit ini memiliki efek samping halusinasi berlebihan? Ia bahkan hampir tertipu melihat bayangan lino ada disana.
"Lucu banget, halu gue ketinggian" ucap jisung
Jisung menatap lagi bayangan lino, mengusirnya menggunakan gerakan tangannya.
"Hush! Sana ah! Gue ga mau halu, besok deh halunya. Sekarang gue lagi sakit" ucap jisung
Lino bingung, lelaki didepannya ini tengah mengigau? Ia mendekati jisung, melambaikan tangannya di depan wajah jisung.
"Hei? Lo gapapa kan? Udah sadar kan? Ga ngigau?" Tanya lino
"Ih! Dibilangin pergi. Gue bilang ni ya, bayang lino tolong pergi dong. Gue cape ni, ngehalu juga butuh tenaga" ucap jisung
"Bayangan apa?" Tanya lino
"Lo! Lo kan bayangan" ucap jisung dengan senyuman bodohnya
Lino terkekeh pelan, mengangguk mengerti. Jisung menatapnya aneh, lalu dengan tiba-tiba menggenggam tangan lino yang masih ada di depan wajahnya.
"Loh? Kok bisa pegang?" Ucapnya bingung
Lino hanya diam, biarkan jisung sendiri yang menyadarinya. Ia ingin sedikit bermain-main dengan pria manis didepannya ini.
"Ooh! Pasti lo felix kan?! Lix sori banget lix, muka lo jadi kak lino nih. Gue lagi pengaruh bius kayanya. Gapapa lix, disini aja. Gue jadi enak halunya"
Jisung terkekeh kecil lalu menatap lekat lino, hatinya berbunga. Ia mengeratkan pegangannya dan mengelus pelan tangan lino.
"Kok jadi felix?" Tanya lino
"Tangan felix kan kecil, liat! Dibanding sama tangan jiji, kecilan tangan felix. Enak banget buat digenggam"
Lino kembali tekekeh, ada apa dengan jisung? Dan ini kali Pertama jisung memanggil dirinya sendiri dengan sebutan jiji?
"Kok jadi jiji?" Tanya lino
"Ih! Felix pikun, serah ah! Gue ngambek"
Lino tertawa kali ini. Tingkah jisung terlalu menggemaskan. Ia bahkan ingin mencubit gemas pipi penuh milik han jisung sekarang juga.
Pintu kamar dibuka, felix masuk membawa nampan makanan. Jisung menatap felix heran lalu menatap lino.
"Udah sadar lo?" Tanya felix
Jisung heran, ia menatap felix lalu menatap lino. Sekali lagi ia menatap felix lalu menatap lino bergantian.
"Loh? Lo siapa? Ini kan felix?" Ucap jisung
"Hah? Itu kak lino ji" ucap felix
"Nggak! Ini felix!" Kekeh jisung
Jisung bahkan melihatkan tangannya yang masih menggenggam tangan lino.
"Liat! Ini tangan felix!" Ucap jisung
"Tapi itu kak lino" ucap felix
"Hah??"
Jisung tertawa keras, ia kembali menatap keduanya bergantian lalu melepaskan genggamannya. Tangannya ia gunakan untuk menarik selimut sampai menutupi kepalanya. Ia malu. 1000% lebih malu dibanding keluar rumah menggunakan kostum alien milik hyunjin tahun lalu.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [MINSUNG]
FanfictionCafe sunshine menjadi tempat awal dimana seorang han jisung, mahasiswa kedokteran bertemu dengan seorang lelaki tampan yang tengah bernyanyi dipanggung cafe bernama Lee minho. Nyanyian minho malam itu membuat jisung terpana dan mengaguminya, lalu m...