Lino baru saja menyelsaikan panggungnya. Seperti biasa, ia pergi ke backstage untuk menghilangkan dahaganya. Changbin mendekatinya dan memberinya sebotol air mineral dingin seperti pesan lino sebelumnya.
"Tuh adek manis buru-buru dateng cuma buat ketemu sama lo. Kangen berat kayanya" goda changbin
Lino terkekeh geli, menyeka keringatnya menggunakan tissue yang tersedia disana. Changbin menatap lino lalu menatap jisung yang tengah bercengkrama dengan felix di meja cafe.
"Lo samperin ya? Say hi doang" tawar changbin
Lino menegakkan tubuhnya, menatap changbin penuh tanya.
"Bentaran doang elah! Fans berat lo ini. Apalagi udah 2 mingguan lo ga manggung" jelas changbin
Lino mengangguk kecil lalu mengikuti langkah changbin. Jisung menatap lino yang berjalan mengarah ke meja mereka mendadak beku. Tangannya terasa dingin dan desiran darahnya lebih cepat. Wajahnya memerah malu dan juga panik. Ini benar lino?
"Hai, lino gabung sama kita gapapa kan?" Tanya changbin
Mereka kompak mengangguk kecuali jisung yang hanya menunduk menatap bagian bawah gelas choco ice nya. Lino mengambil tempat disamping hyunjin, atau lebih tepatnya didepan jisung. Jisung pikir ia hampir pingsan jika saja felix dan seungmin tak menyikut lengannya.
"Gue lino" ucapnya datar
Atmosfer yang awalnya akward lebih akward lagi. Untungnya changbin dan felix cepat mencairkan suasana.
15 menit mereka 1 meja, yang berbincang hanya hyunjin, seungmin, felix dan changbin. Sedangkan jisung hanya pendengar. Lalu lino? Sedari tadi ia hanya menatap ponselnya.
"Jadi, ji ada yang mau ditanya ke lino? Mumpung lino disini" tawar changbin
Jisung gugup, ia merasa kehilangan semua kata-katanya. Namun kapan lagi ia akan berinteraksi dengan pujaan hatinya?
"Eum, kak lino sejak kapan mulai nyanyi?" Tanya jisung pelan
Lino menatap jisung singkat lalu kembali fokus pada ponselnya.
"4-5tahun lalu" jawabnya datar
"Kak lino bisa main alat musik apa aja?"
"Gitar, piano, drum"
Jisung mengangguk mengerti. Lino benar-benar keren dan juga benar-benar sempurna.
"Keren banget" ucap jisung
"Udah punya pacar?" Tanya jisung pelan
Lino hanya diam dengan muka datarnya, membuat jisung merasa ia salah bertanya pada lino. Wajahnya tertekuk, bibirnya melengkung kebawah. Lino-nya tak ingin berinteraksi sepertinya.
"Bin gue cabut" ucap lino
Lino bangkit dari tempatnya menuju ruang staff, mengambil barangnya lalu bergegas pergi. Jisung yang menatapnya menjadi sedikit merasa bersalah dan menyesal. Harusnya kak linonya pulang sedari tadi, istirahat dirumahnya daripada harus mendengarkan pertanyaan konyol darinya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [MINSUNG]
FanfictionCafe sunshine menjadi tempat awal dimana seorang han jisung, mahasiswa kedokteran bertemu dengan seorang lelaki tampan yang tengah bernyanyi dipanggung cafe bernama Lee minho. Nyanyian minho malam itu membuat jisung terpana dan mengaguminya, lalu m...