Jisung duduk di kursi cafe bersama seungmin dan felix setelah di paksa pergi oleh felix. Felix bilang malam ini ada menu spesial di cafe sunshine. Maka dari itu ia membawa sahabatnya untuk datang.
"Gawat!" Ucap changbin
"Kenapa kak?" Tanya felix
"Lino gabisa dateng, ada masalah gitu pokoknya. Band CIVAN juga ga bisa manggung hari ini. Penggantinya baru dateng nanti jam 9" ucap changbin
"Terus gimana kak?" Tanya felix
"Makannya, ngisi kekosongannya pake apa ya? Pertunjukan apa ya?" Pikir changbin
Jisung mengangkat tangannya, sebenarnya ia ragu akan melakukannya.
"Kalo gue yang gantiin bisa ga?" Tanya jisung
"Lo mau?" Tanya changbin
"2 lagu, gue bisa ngisi segitu" ucap jisung
"Lo yakin?" Tanya changbin
Jisung mengangguk, ia bersiap dibelakang panggung. Menunggu changbin memanggil namanya.
"Ayo ji, lo bisa" monolognya
Namanya dipanggil. Jisung masuk ke area panggung, duduk di salah satu kursi. Ia memangku gitar yang biasa lino pakai untuk pertunjukkannya.
"Selamat malam, gue jisung. Malem ini gue mau nampilin lagu dari tiara andini - maafkan aku semoga semuanya suka"
Jisung mulai menyanyi, sedikit bergetar diawal karna baru kali ini ia bernyanyi dihadapan banyak orang.
Petikan gitar serta suara lembutnya menyapa rungu penonton. Terhanyut akan suara lembut nan mendayunya. Sebenarnya hatinya sakit saat menyanyikan lagunya. Ini lagunya untuk lino. Jujur dari hati yang paling dalam, ia ingin menyampaikan ini pada lino
Namun ia pengecut. Menyanyikan lagu ini saat lino tak ada disana untuk mendengarkan hatinya yang berkecamuk marah akan status tak jelas mereka.
"Gila, suaranya bagus"
"Pernah manggung di cafe? Baru ya kan?"
"Gue kaget, suaranya selembut itu"
"Gue hampir nangis, penyampaian liriknya dapet banget"
Seungmin menatap jisung didepan sana iba. Lelaki manis itu tengah terluka dan melampiaskan semuanya pada lagu yang ia nyanyikan. Jujur, jika seungmin ada di posisi jisung ia pasti akan meninggalkan lino. Pergi sejauh mungkin dari peradaban dan menyendiri untuk waktu yang lama. Namun lelaki ini tidak, ia masih bertahan ditempatnya.
"Gimana lagunya? Maaf kalo suara gue sedikit sumbang, gue baru mulai nyanyi" ucap jisung
"Nggak! Suara lo bagus!"
"Nyanyi lagiii!!"
"Ayo 1 lagu lagi dong"
"Satu lagiiii!! Suara lo bagus!! Ayo dong"
Jisung tertawa kecil sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali. Merasa kikuk dan malu saat mendapat pujian.
"Satu lagi? Oke deh, satu lagi ya. conan gray- heather semoga semuanya suka"
Sekali lagi, lelaki itu melukai hatinya dengan lagu yang ia nyanyikan. Sejujurnya ia ingin menangis kala itu juga, sesak didadanya terlalu menyesakkan. Dengan sabar ia menahan segala perasaannya malam itu.
Jisung menyelsaikan nyanyiannya dengan senyuman dan mata yang berkaca.
"Terima kasih udah dengerin gue nyanyi, selamat malam"
Jisung segera turun dari panggung. Pergi menuju parkiran tanpa mempedulikan panggilan changbin. Ia berlari secepat mungkin dan mengunci dirinya didalam mobilnya. Menangis sekencangnya, menghilangkan segala beban di hatinya. Melepaskan sesak yang sedari tadi ia tahan.
Ia bahagia bisa menangis sebebas ini. Ia bahagia telah mengungkapkan isi hatinya meski lewat lagu. Ia bahagia. Setidaknya hari ini ia harus ada sedikit bahagia dalam hidupnya.
🥀🥀🥀🥀🥀
Lino menatap tembok didepannya kosong. Termenung sendirian dikamarnya. Matanya sembab, wajahnya memerah. Keadaannya kacau malam itu.
Changbin menelponnya tadi, mengatakan jika jisung yang menggantikannya bernyanyi malam itu. Lino bersemangat akan menuju cafe, namun lia menahannya.
"Kak, jangan kemana-mana atau aku datengin jisung besok" ancamnya
Lelaki itu menurut. Diam dikamarnya sendirian dan mendengarkan jisung bernyanyi dari ponselnya. Hatinya tergores saat jisung bernyanyi lagu yang tak ia duga.
Ia memeluk lututnya yang ia tekuk, terus mendengarkan lelaki manis itu bernyanyi. Air matanya meleleh membasahi pelipis dan lututnya. Lelaki itu terluka karnanya. Lelaki itu kebingungan karnanya.
"Maafin aku" lirihnya
Ia terisak dan mencengkram erat selimut yang ia pegang. Sementara di balik pintu kamarnya, lia menangis sambil menutup mulutnya. Gadis itu menyandarkan punggungnya pada pintu kamar lino, mengusap wajahnya berulang kali dan terus menangis dalam diam.
Ia merasa bersalah. Pada lino, pada jisung, pada tuhan. Hatinya juga terluka disana. Ia merasa menjadi orang paling jahat dimuka bumi. Ia tak tau harus berbuat apa lagi. Ia ingin meminta perampunan dihadapan tuhan. Ia merasa cukup sampai disini. Tak ingin melanjutkan apapun lagi.
Maap update yang ini agak dikit😭 soalnya buntu banget mikir yang sedih" 😭😭 😭
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [MINSUNG]
FanfictionCafe sunshine menjadi tempat awal dimana seorang han jisung, mahasiswa kedokteran bertemu dengan seorang lelaki tampan yang tengah bernyanyi dipanggung cafe bernama Lee minho. Nyanyian minho malam itu membuat jisung terpana dan mengaguminya, lalu m...