Pecah

844 151 0
                                    

Sudah 4 hari jisung felix hyunjin dan seungmin tak saling tegur. Jisung sebenarnya sudah memaafkan felix, namun ego dalam dirinya benar-benar tinggi. Ia sukar untuk meminta maaf lebih dulu. Yang ia lakukan hanya melihat felix dari jauh tanpa berbuat apapun. Seakan hubungan mereka berempat merenggang semakin lama.

"Wow, sung hebat banget lo. Gue ga nyangka lo bisa dapet nilai tertinggi gini"

"Gila, padahal pelajaran dokter Jung beneran susah banget. Jisung dapet nilai sempurna dong"

"Padahal rata-rata semua dapet 45 sama 65. Dia sendiri yang 100"

"Selamat sung!"

Semua ucapan selamat itu hanya lewat dari kedua telinganya. Perasaannya tak bahagia sama sekali. Menatap kosong papan mading didepan kelasnya, ia menghela nafas berat setelahnya.

Namanya ada di paling atas dengan nilai sempurna. Namun ia sedikitpun tak bersemangat. Biasanya felix lah yang akan paling berisik jika jisung berhasil mendapat nilai tinggi. Namun kini semuanya terasa kosong.

Ia kembali ke flatnya, membaringkan tubuhnya diatas kasurnya. Ia rindu. Semuanya. Ia rindu betapa berisiknya felix dan hyunjin. Ia rindu omelan seungmin jika ia tak membersihkan flatnya. Ia rindu semuanya.

"Kapan gue bisa ngobrol lagi sama kalian" monolognya

Jisung menutup matanya, melelapkan diri menuju mimpinya. Ia berharap semua hanya mimpinya. Ia berharap nanti saat ia bangun, felix sudah ada disampingnya. Mengomelinya banyak hal.

PRANG!!!

Jisung terperanjat kaget saat mendengar sesuatu pecah diruang tengah. Ia berlari keluar lalu mendapati vas bunganya pecah.

"Yatuhan" ucap jisung putus asa

Ia berjongkok, menatap pecahan kacanya. Ia menghela nafas berat. Ia merasa vas bunga yang baru saja pecah sama dengan hubungannya dengan felix. Pecah, rusak, dan juga tak bisa di rangkai kembali.

Air matanya mengalir begitu saja, ia merasa sedih. Jujur ia ingin menghancurkan egonya kali ini, ia ingin berlari menuju flat felix. Menggedor pintunya dengan keras dan memeluk sepupunya itu erat. Meminta maaf padanya. Tapi tetap, ia masih merasa belum pantas.

Jisung sedikit tersentak saat pecahan kaca menusuk jari telunjuknya. Darah mengalir dengan cepat dari sela lukanya. Lagi lagi ia menangis. Biasanya saat ada pecahan kaca seperti ini, seungmin lah yang akan membersihkannya dan mengomel padanya karna tak berhati-hati. Ia kembali merasa sedih.

"Bodoh"

Jisung terduduk saat sebuah tangan menarik jarinya. Jisung terbelalak kaget saat felix menggulung jari jisung menggunakan tissue. Ia tak percaya. Yang dihadapannya ini benar felix?

"Sakit?" Tanya felix

Jisung mengangguk, ia mengangguk cepat sambil menangis. Felix menghela nafas berat, menghapus jejak air mata jisung.

"Udah jangan cengeng"

"Felix..."

Jisung makin menangis, menangis layaknya anak kecil yang di curi permennya. Ia bersyukur felix mendatanginya. Ia sangat bersyukur kini felix ada dihadapannya.






TBC

Destiny [MINSUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang