Takdir atau bukan?

839 151 5
                                    

Jisung duduk di kursi biasa. Ditemani changbin dan felix, mereka menunggu penampilan lino malam itu. Katanya 3 lagu yang akan lino nyanyikan, salah satunya adalah lagu request dari jisung.

"Jujur lo kaya hulk tadi" ucap felix

Jisung merengut kesal. Sebenarnya sedikit malu dan merasa bersalah juga telah menimbulkan kegaduhan di kantin.

"Iya, gue salah. Gue ga seharusnya kekantin tadi. Gara-gara gue semuanya jadi kacau" ucap jisung

Jisung melipat kedua tangannya diatas meja lalu menyandarkan kepalanya diatas lengannya. Tiba-tiba ia merasa lelah. Hari ini cukup membuat emosinya naik turun.

"No problem ji, kita semua oke kok. Lo ga bikin kekacauan apapun" ucap felix

Felix mengelus rambut jisung. Kebiasaannya. Saat jisung merajuk, ia akan mengelus rambutnya hingga perasaannya menjadi lebih baik.

"Lix?" Ucap jisung

"Hm? Kenapa?" Tanya felix

"Gue capek"

"Mau tidur? Di ruangan staff ada tempat tidur. Lo bisa tidur disana" Tawar changbin

Jisung menggeleng, ia menggenggam tangan felix lalu menaruhnya diatas pundaknya.

"Capek lix"

Felix paham, ia terkekeh lalu memijat pundak kiri jisung. Changbin ikut memijat bahu sebelahnya. Keduanya tertawa gemas melihat tingkah jisung malam itu. Terlalu manja pikir felix.

Suara mic terdengar, membuat jisung segera menegakkan tubuhnya. Menatap lino didepan sana sambil memangku gitar biasa yang sering ia bawa.

"Selamat malam semuanya, malam ini gue mau nyanyi 3 lagu. Lagu pembuka hari ini, lagunya rizky febian. Lagu yang paling rame dinyanyiin orang, Kesempurnaan Cinta"

Tepuk tangan dan suara riuh terdengar. Menunggu lino memetik gitarnya dan mulai bernyanyi. Malam itu, jisung benar-benar menikmati penampilan lino. Dari awal hingga akhir.

"Ini lagu terakhir, lagu yang di request langsung dari orang yang paling special kaya seblak mang didi. Lagunya ardhito pramono - fine today" ucap lino

"Semoga, yang request lagu ini hari-harinya jadi lebih baik. Kaya lagu ini" ucap lino

Lino mulai bernyanyi, mata dan telinga jisung terpaku hanya pada 1 objek.

Lino.

Apa rencana tuhan mempertemukan dia dan lino? Apakah lino benar-benar menjadi titik terang di kehidupannya? Atau justru lino sama dengan yang lainnya? Sekedar singgah untuk berkenalan lalu pergi saat menemukan jalan lain? Apakah pertemuan mereka adalah takdir, atau hanya kebetulan?




TBC

Destiny [MINSUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang