Jisung meletakkan ponselnya diatas meja. Bersiap untuk mengetikkan sesuatu hal yang sangat sulit ia lakukan. Ia menghela nafas kasar lalu mengambil ponselnya. Ia mulai mengetik dengan serius lalu menekan tombol kirim.
"SIAPAPUN LO, KALO GA PENTING GA USAH NGECHAT APALAGI NELPON. GUE SIBUK UJIAN LISAN MINGGU INI SAMA MINGGU DEPAN. YANG NELPON ATAU NGECHAT GA PENTING, GUE BLOKIR!!"
Ia bertekad. Minggu ini ia akan benar-benar meminimalisirkan penggunaan ponselnya. Ia akan sepenuhnya belajar giat untuk ujian-ujiannya.
"Oke! Catatan ini dulu"
Jisung membuka catatannya. Mulai belajar dengan serius. Flatnya terdengar sunyi. Ia benar-benar menaruh fokusnya pada catatannya. Bahkan hanya bunyi detikan jamnya yang terdengar di ruangannya.
Drtttt....drtttttt...drtttttt
Ponselnya bergetar hebat, membuat jisung mau tak mau mengangkat telpon.
"Halo?" Ucap jisung
"Hai hannie!"
Jisung kembali membaca catatannya, ia tetap menaruh ponselnya pada telinganya. Menunggu lino kembali berbicara.
"Sibuk?" Tanya lino
"Hmm"
Lino menjauhkan ponselnya dari telinganya. Ini benar nomor jisung. Tapi kenapa jawabannya sesingkat dan sedingin itu? Itu bukan hannienya.
"Hannie... Kakak kangen. Pergi keluar yuk? Keliling kota" tawar lino
"Kak, aku ga mau kemana-mana. Udah dulu, aku mau belajar" ucap jisung
Jisung memutuskan telpon sepihak lalu kembali menaruh seratus persen fokusnya pada catatannya. Sedangkan lino menatap ponselnya bingung. Hannienya memutus telpon sepihak. Ada apa dengan hannienya? Kenapa ia terdengar lebih galak dibanding sebelumnya?
"Langsung ditutup?!" Ucap lino tak percaya
"Belajar apa sih? Sampe ngacangin gini?" Ucapnya
Sekali lagi ia menelpon jisung, namun reject lah yang ia dapatkan. Ia menghela nafas kasar lalu menelpon nomor lain.
"Bin! Dimana?" Tanya lino
"Rs, felix masih dirawat" jawab changbin
"Okedeh"
Lino memutuskan telpon, lalu menelpon nomor lain. Bangchan.
"Chan! Lo dimana?" Tanya lino
"Gue lagi diluar sama bam" jawab bangchan
"Diluar dimana?"
"Daegu, kenapa lo?" Tanya chan
"Ck! Jauh amat. Gajadi deh"
Lino memutuskan telponnya. Memilih untuk berbaring di kasurnya. Ia merasa bosan. Jika bosan seperti ini biasanya ia akan mengganggu jisung di telpon atau langsung menemuinya.
"Hannie...." monolognya
Ia menggulung tubuhnya didalam selimut, berguling kesana kemari layaknya cacing kepanasan. Ponselnya berdering, membuatnya segera berdiri dan menekan tombol hijau.
"Halo kak lino?"
"Kenapa lia?" Tanya lino
"Kak bisa kesini sebentar? Ada yang mau aku kasih"
Lino menghela nafasnya, berjalan mengambil kunci mobilnya lalu pergi menuju rumah lia. Mengambil barang yang akan lia berikan katanya.
Haiii! Makasih udah baca sampe part ke 45 ini🥳 btw aku mau nanya. Kalian sukanya yang 1 part isinya 400-600an kata atau 1 part dipanjangin jadi 1k kata gitu? Aku takutnya nanti partnya bakal banyak dan kalian bosen gitu 😣
Thanks juga yang udah vote plus komen. Jujur semangat banget kalo udah ada yang komen😅 kaya pengen update cepet kalo ada komenan di salah satu part😅 maklum, book pertama 😅 thanks sekali lagiii buat semuaaa🥰😘😄
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [MINSUNG]
FanfictionCafe sunshine menjadi tempat awal dimana seorang han jisung, mahasiswa kedokteran bertemu dengan seorang lelaki tampan yang tengah bernyanyi dipanggung cafe bernama Lee minho. Nyanyian minho malam itu membuat jisung terpana dan mengaguminya, lalu m...