Jisung mengguling-gulingkan tubuhnya diatas kasur. Ini baru jam 8.25 malam. Ia sudah sangat bosan dan tak mengantuk sama sekali. Biasanya saat jam segini, ia tengah menikmati suara lembut dari seorang Lino. Namun karna ia tengah tak tampil, yang dilakukan lelaki manis itu hanya berguling tak menentu dikamarnya.
"Kak Linooooooooo" racaunya
Kakinya ia tendang keatas berulang kali, ponselnya sepi tanpa notifikasi. Sialan. Temannya bahkan tak menemaninya untuk bertukar pesan atau berbincang via telpon.
Bibirnya tiba-tiba mendehamkan lagu yang terakhir kali minho nyanyikan dipentas malam itu.
Ia tersenyum lebar lalu menenggelamkan wajahnya pada bantal lembutnya. Wajahnya memerah tiba-tiba.
"Masa gue suka kak Lino? Malu banget" pekiknya
Ia menggulung dirinya kedalam selimut tebalnya. Ia termenung menatap langit kamarnya. Dia? Suka? Kak Lino?
Ia ingin denial pada dirinya sendiri. Jelas ia hanya suka suara kak Lino. Ia mengaguminya, tidak lebih. Ya! Mengagumi kata yang lebih cocok menurutnya. Tentu Lino itu tampan. Postur tubuhnya sempurna. Dia juga terlihat berkecukupan tinggi. Tapi...tapi...
"Arggg!!!!"
Jisung kesal pada dirinya. Ia menggulingkan tubuhnya kekanan dan kekiri. Ia kesal. Bingung akan perasaannya sendiri.
Jika boleh bertanya, apa ia sedang mengagumi sosok Lino, atau justru menyukainya?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [MINSUNG]
FanfictionCafe sunshine menjadi tempat awal dimana seorang han jisung, mahasiswa kedokteran bertemu dengan seorang lelaki tampan yang tengah bernyanyi dipanggung cafe bernama Lee minho. Nyanyian minho malam itu membuat jisung terpana dan mengaguminya, lalu m...