"Kak, aku boleh pake bintangnya? Aku pengen jalan-jalan... hehe"
Lino mengambil jaketnya lalu keluar dari flatnya menuju flat jisung. Di sepanjang jalan, pikirannya bercabang. Aneh. Ia merasa jisung sedang tak baik-baik saja. Ini jam 2 malam dan jisung menggunakan bintang permohonannya.
"Hannie? Dimana?"
Lino celingukan mencari jisung di taman. Jisung bilang ia akan menunggu lino disana.
"Hannie..?"
Jisung menoleh, mendapati lino yang menatapnya khawatir.
"Hai kak" sapa jisung
Jisung berdiri dan tersenyum lebar pada lino. Lino meringis menatap luka pada pipi lelaki manis itu. Bukankah luka itu terlalu perih jika jisung tersenyum selebar itu?
"Pipinya kenapa?" Tanya lino
"Kegesek sama tembok kasar tadi kak pas pulang. Gapapa kok" ucap jisung
Lino mengangguk, menggandeng jisung menuju mobilnya. Lino mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, sambil sesekali mencuri pandang pada jisung.
"Hannie, mau kemana?" Tanya lino
Jisung menatap lino lalu tersenyum.
"Terserah, yang penting jalan-jalan"
Sepanjang jalan, lino mendengarkan jisung mengoceh. Mengoceh tentang ini itu semuanya. Lino menanggapinya sesekali, namun didalam hatinya tetap berkecamuk pertanyaan ada apa dengan hannienya?
Bibirnya benar-benar mengoceh banyak hal, namun mata lelaki manis itu terlihat kosong, sedih dan juga lelah. Lino tau, jisung tengah kalut akan sesuatu. Namun lelaki manis itu terus menyembunyikannya dengan banyak mengoceh.
Ocehannya sedari tadi abstrak, tak jelas dan selalu melenceng kesana kesini. Bertanya kenapa jepang harus dinamai jepang. Atau kanguru yang hanya ada di australia.
Lino memberhentikan mobilnya di tepi pantai sepi, matanya menatap jisung khawatir. Ia mengulur tanganya, mengelus pipi bengkak jisung lembut menggunakan ibu jarinya.
"Kamu kenapa?" Tanya lino lembut
"Aku kenapa kak? Aku baik-baik aja kok" ucap jisung
Lino mengangguk kecil, lalu kembali mengusap pipi jisung.
"Mau cerita?" Tawar lino
"Aku gapapa kak.. serius.. haha"
Matanya bergulir kesana kemari, seperti menahan agar air matanya tak terbendung begitu saja. Hatinya terasa sakit jika harus mengingat apa yang terjadi akhir-akhir ini.
"Hannie..."
Jisung menatap lino, seperkian detik kemudian air matanya jatuh. Lino mengusap jejak air matanya lalu mengangguk kecil kembali.
"Gapapa, nangis aja. Kakak disini"
Seketika tangisannya pecah. Lino menggeser tubuhnya untuk bisa memeluk jisung dengan nyaman. Lelaki manis itu memeluk lino erat sambil terus menangis. Ia lega, malam itu ia bisa mengeluarkan segala emosinya. Ia lega, lino ada untuknya malam itu.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [MINSUNG]
FanfictionCafe sunshine menjadi tempat awal dimana seorang han jisung, mahasiswa kedokteran bertemu dengan seorang lelaki tampan yang tengah bernyanyi dipanggung cafe bernama Lee minho. Nyanyian minho malam itu membuat jisung terpana dan mengaguminya, lalu m...