Sebuah mobil menabrak 8 pejalan kaki di seoul, mobil yang dikendarai oleh pria berinisial KJH (21) memasuki area pejalan kaki dan menewaskan 1 orang pejalan kaki, 1 koma, 2 kritis dan 4 lainnya luka berat. Diduga KHJ menggunakan sabu dan pengaruh alkohol mengakibatkan kecelakaan fatal dijalan...pipp
Lino mematikan televisinya. Berita pagi itu membuatnya mual. Ia menggelengkan kepala berulang kali. Ia sudah lelah menangis sejak semalam. Lelaki manis itu, lelaki manis yang akan ia pinang malam itu. Terkapar lemas dikolong mobil, bersimbah darah tak sadarkan diri.
Hyunjin juga termasuk kedalam korban. Lelaki jangkung itu kritis dan belum sadarkan diri setelah kepalanya menghantam kap mobil begitu kerasnya. Kejadian semalam begitu cepat berlalu. Meninggalkan banyak luka dan kesedihan.
"Ma..."
Lino menangis kembali, mamanya datang menemui putranya yang terlihat kacau. Lia juga ikut datang bersama soobin. Lelaki itu memeluk mamanya erat. Tangisannya pecah begitu saja.
"Ma, hannie ma"
"Iya sayang" ucap mama
"Dia, dia semalem... semalem ma"
"Iya sayang, tenangin diri kamu"
Lino menggeleng keras, bahkan bajunya belum ia ganti. Darah hannie nya masih menempel disana. Tangannya pun begitu.
Mobil melaju dengan cepat, masuk ke area pejalan kaki. Seorang pria paruh baya yang pertama kali ditabrak lalu mobil membanting stir mengenai hyunjin dan 4 orang lainnya. Setelahnya jisung dan 1 orang lainnya ikut tertabrak. Naas, jisung terjatuh dan masuk kedalam kolong mobil. Menyebabkan pendarahan hebat dikepala dan lehernya.
"Kak, papi bilang operasinya udah selsai, jisung udah dipindahin ke ICU. Besok, kalo kondisinya membaik dia bakal operasi paru-paru" ucap lia
✨✨✨✨✨✨✨✨
Lino beserta mamanya datang kerumah sakit. Ingin menjenguk meski hanya bisa melihat dari sebalik kaca. Mama papa jisung ada disana, melihat putra mereka bak mumi di bangsal sana.
"Kamu!!!"
Papa menarik kerah lino, hampir melayangkan pukulannya sebelum felix datang untuk meleraikan.
"Seandainya kalian ga ngajak jiji ke cafe! Seandainya jisung belajar dirumah, dia ga bakal gini"
Ucapan papanya menggebu. Emosinya sudah diubun-ubun. Anak keduanya, anak kesayangannya kini tengah diambang kematian.
"SEANDAINYA OM GA NELPON, JIJI GA BAKAL DISITU!" Teriak felix
Ia muak. Kenapa semuanya harus disalahkan? Ini murni takdir tuhan, bukan disengaja. Namun kenapa geunhyun seolah mengatakan ini direncanakan oleh mereka?
Plakk!!
Felix kaget saat tangan kasar papa jisung menampar wajahnya begitu keras. Bahkan ia bisa merasakan tulang lehernya berbunyi. Changbin segera mendekati felix, bahkan lelaki itu hampir memukul pria paruh baya yang telah menampar pacarnya.
"Kurang ajar kamu! Siapa kamu bisa ngomong gitu?! Kamu anak ga di didik! Ngomong sama orang tua aja ga sopan!"
"Om yang ga tau diri!" Pekik felix
"Selama ini bisanya nyalahin. Ga berkaca sama diri sendiri kalo om juga salah. Kecelakaan kak brian dulu om limpahin semuanya ke jiji. Padahal kalo aja om ngedarain mobil dengan hati-hati, kak brian bakal selamat"
"Jiji masih 13 tahun waktu itu. 2 tahun dia habisin buat terus dirumah sakit jiwa karna trauma. Harusnya diumur jiji segitu, dia bisa main, senang-senang dan belajar dunia luar"
Felix mulai terisak, dadanya sesak ingin menceritakan semuanya. Semua kesalahan yang dilakukan papa jisung pada anaknya.
"Jisung cuma mau jadi yang terbaik, dimata om sama tante. Dia cuma pengen diakui, kerja keras dia. Bukan selalu disalahin dan dibandingin sama kak bri. Udah cukup om"
"Cukup, brian luka lama jiji. Sama kaya kejadian ini. Jangan nyalahin apapun lagi atas kejadian ini. Kita semua juga ga mau, dua sahabat kita terbaring dirumah sakit dalam keadaan kritis bahkan koma"
"Semuanya bisa dibilang andaikan andaikan andaikan, tapi sekarang bukan kata andaikan yang harusnya om ucapin didepan semua orang. Kata semoga tuhan selamatin jiji dan hyunjin. Semoga tuhan kasih kesempatan kita buat ketemu lagi sama mereka berdua" ucap felix bergetar
Felix sudah tak sanggup lagi. Ia memilih untuk pergi meninggalkan ruangan jisung bersama changbin. Hatinya teriris saat itu juga, ia tak bisa lebih lama diam. Changbin memeluk felix, mengelus rambut lelaki manis itu untuk menenangkan.
"Kamu hebat lix, kamu hebat"
Geunhyun mematung di tempatnya. Ucapan felix tadi bagaikan belati yang menusuk ulu hatinya telak. Ini salahnya. Semua salahnya.
"Pa, tenang pa"
Pria paruh baya itu kembali menangis di pundak istrinya. Semua orang yang ada disana pun ikut menangis. Kalut akan keadaan.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
1 minggu telah berlalu, jisung telah melakukan 4 kali operasi. Dimulai dari penyedotan darah di paru-paru, operasi tulang leher, operasi kepala hingga operasi lambungnya.
Lelaki itu kuat, bahkan masih ada sampai hari ini. Lino tak pernah absen menemani lelaki itu, ia akan bergantian dengan papa jisung untuk menjaganya. Bahkan keduanya kini sudah sangat akrab.
"Pa, lino jagain hannie sekarang. Papa pulang aja" ucap lino
"Oh iya, kamu jangan kecapean ya nak. Papa pulang dulu"
Pria paruh baya itu mengecup kening putranya sebelum pergi pulang. Kini diruangan itu hanya ada lino dan jisung. Suara mesin elektrograf menenuhi ruangan, lelaki manis itu masih nyaman dengan tidurnya. Masih enggan untuk membuka matanya sejak seminggu lalu.
"Hai hannie, kakak disini"
Lino menggenggam tangan dingin jisung dengan hati-hati takut jisung merasa kesakitan. Wajah jisung sudah mulai kembali seperti semula, awal kecelakaan terjadi, wajah jisung benar-benar bengkak dan memerah. Sangat amat berbeda dengan kini yang sudah tampak normal.
"Kesayangan kakak, kapan mau bangun?" Tanya lino
"Kakak mau kasih tau nih. Kakak mulai pengobatan lagi loh" ucap lino
"Seneng ga? Kakak mutusin lanjut pengobatan karna kakak pengen ada disisi kamu lebih lama"
Lino mengelus pelan punggung tangan jisung, menatap mata yang tertutup erat itu lekat. Jisungnya pasti sedang senang karna tak merasakan sakit. Jisungnya pasti sedang disini melihatnya menangis.
"Kakak minta maaf, nggak jujur sama kamu tentang semuanya. Harusnya dari awal kakak kasih tau kamu, kamu pasti ngertiin"
"Please, kamu pulang ya sayang? Habis kamu recovery, kakak mau lamar kamu, meski terlalu cepet kakak ga mau ngundur waktu lagi. Makannya, kamu pulang ya?"
Air matanya tumpah. Ia menunduk, menyatukan dahinya dengan punggung tangan jisung.
"Pulang ji, ayo pulang. Kita nungguin kamu, ayo pulang" lirihnya.
Jujur sedih dan berat sih bikin part yang ini :( sampe harus dibaca berkali-kali karna takut ga ngefeel. Sorry kalo part yang ini gajelas atau ga ngefeel sama sekali😭 aku bakal berusaha sebaik mungkin nulis part selanjutnya😭
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [MINSUNG]
FanfictionCafe sunshine menjadi tempat awal dimana seorang han jisung, mahasiswa kedokteran bertemu dengan seorang lelaki tampan yang tengah bernyanyi dipanggung cafe bernama Lee minho. Nyanyian minho malam itu membuat jisung terpana dan mengaguminya, lalu m...