Jisung meringkuk diatas tempat tidurnya. Ia merasa kedinginan setelah berlari menembus hujan. Ia mengabari seungmin jika ia telah lebih dulu pulang karna lupa akan tugas yang belum ia kumpul.
Memorinya berputar. Melihat betapa tulusnya lino menatap gadis itu. Betapa teduhnya pandangan lino pada gadis itu. Betapa... betapa....
"Hiks..."
Ia kembali melukai hatinya dengan fakta. Fakta bahwa dia bukanlah siapa-siapa dihidup lino. Ia bukan orang spesial bagi lino. Ia bukanlah sesuatu yang lino prioritaskan.
"JI! BUKA PINTUNYA!"
Jisung terlonjak kaget saat pintunya di gedor keras. Ia berjalan menuju pintunya lalu terhuyung saat seungmin langsung menubruknya dengan pelukan.
"Ji!"
Seungmin mengaduk bubur yang sedang ia buat. Ia membagi buburnya menjadi 2 mangkuk dan meletakkannya diatas meja makan.
"Makan ji" ucap seungmin
Jisung mengangguk, mulai menyuapkan buburnya. Setengah mangkuk sudah ia habiskan, rasa pahit dilidahnya membuatnya tak ingin lagi menambah sendokan bubur kemulutnya.
"Gue liat ji" ucap seungmin
Jisung menoleh pada seungmin, diam tanpa bertanya apapun. Ia terlalu lelah untuk mengatakan 1 katapun saat itu.
"Lo lari nembus hujan, pas liat kak lino sama cewek di rumah sakit" ucap seungmin
Jisung membeku, ia awalnya tertawa kecil. Namun matanya kembali mengeluarkan airnya. Ia menangis. Terpukul mengingat kejadiannya.
"Ji, lo harus kuat" ucap seungmin
"Iya min, gue sadar diri kok. Gue bukan siapa-siapa dia. Kenapa gue harus nangis ya?" Ucap jisung tertawa
"Gapapa, namanya juga patah hati. Maaf ji, harusnya gue ga beli roti tadi"
"No, gue harus berterima kasih sama lo. Seandainya lo ga beli roti, gue ga tau kak lino udah punya pacar" ucap jisung
"Siapa tau itu bukan pacarnya ji, siapa tau temennya? Atau adiknya?" Ucap seungmin
"Kak lino anak tunggal min, dan juga kalo dia temennya berarti dia se special itu sampe kak lino ninggalin gue di resto sushi tadi" ucap jisung
Seungmin hanya bisa diam. Jisung termenung di tempatnya. Ia merasa lelah hari itu. Ia merasa ingin istirahat panjang untuk seminggu kedepan. Ia tak ingin bertemu siapapun untuk beberapa hari kedepan. Namun, ia pikir ia tak bisa. Ia tak ingin pikiran negatif menguasainya ketika ia sendirian nanti. Ia tak ingin melukai dirinya lagi. Ia tak ingin terpuruk lagi.
"Min, jangan bilang sama felix hyunjin dulu ya" ucap jisung
"Cuma lo sama gue yang tau, okey?"
Seungmin mengangguk, ia mengambil obat yang ia beli sebelum berkunjung ke flat jisung. Menyuruh jisung untuk meminum obatnya lalu beristirahat.
"Gue disini ya hari ini. Pengen jagain lo, siapa tau lo demam parah besoknya" ucap seungmin
Jisung mengangguk. Kantuk menyerangnya begitu cepat setelah obat ia telan. Ia meringkuk di kasurnya lalu mulai terlelap dalam tidurnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [MINSUNG]
FanfictionCafe sunshine menjadi tempat awal dimana seorang han jisung, mahasiswa kedokteran bertemu dengan seorang lelaki tampan yang tengah bernyanyi dipanggung cafe bernama Lee minho. Nyanyian minho malam itu membuat jisung terpana dan mengaguminya, lalu m...