Epilogue : Aku, Kamu, Kita

1.8K 173 27
                                    

⚠️mpreg

Musim gugur mulai terasa dipertengahan akhir bulan september. Dedaunan diatas pohon bahkan mulai menguning dan lepas dari tempatnya. Terbang terbawa angin dan jatuh keatas tanah.

Sudah takdir. Kata orang. Saat lembaran daun meninggalkan ranting, tandanya mereka memang harus dipisahkan. Lalu apakah daun akan memaki angin yang membuat dirinya dan ranting pohon berpisah? Atau ranting pohon akan mengutuk musim karna membuat daunnya rontok satu persatu? Jawabannya tidak. Mereka menerima takdir.

Lee minho. Lelaki yang sejak awal tak pernah merasakan apa itu menyukai seseorang. Apa itu jatuh cinta. Apa itu rasa berdebar saat seseorang tersenyum padanya. Kini merasakannya. Saat umurnya menginjak 22 tahun. Saat ia sendiri merasa tak butuh hidup lama karna hilang arah sendirian.

Senyuman dari pria manis yang tak sengaja ia tabrakkan gitarnya malam itu. Pria manis yang banyak mengoceh padanya ketika mereka baru mengobrol. Pria manis yang pertama kali menangis dipelukannya. Ia jatuh cinta pada pria manis itu. Han jisung.

Jika minho ditanya, apakah ia menyesal telah bertemu dengan hannienya? Jawabannya iya. Lelaki itu menyesal telah bertemu dengan takdirnya. Ia menyesal kenapa ia baru bertemu dengan hannienya setelah umurnya 22 tahun? Saat kondisinya benar-benar tidak baik?

Kenapa tuhan tak mempertemukan mereka saat dia umur 16 tahun? Saat minho pertama kali di diagnosis kangker? Jika saat itu mereka bertemu, kemoterapi setiap minggupun akan ia lakukan jika mampu. Agar bisa lebih lama dengan hannienya.

Lalu bagaimana dengan jisung? Apakah ia menyesal telah bertemu dengan takdirnya? Jawabannya tidak. Lelaki itu bersyukur telah dipertemukan takdirnya. Lelaki yang tulus mencintainya, merengkuhnya dalam pelukan hangat saat ia tengah terpuruk dan juga lelaki yang membuatnya tersadar, masih banyak orang yang mencintainya diluar sana.

Jisung bahagia telah pernah mencintai lelaki sehebat minho. Sampai kapanpun, namanya tetap ada didalam hatinya. Jauh dilubuk hatinya, ia mengukir nama minho. Ukiran namanya berada ditempat yang siapapun tak bisa menggantinya. Sampai kapanpun.

🎇🎇🎇🎇🎇🎇🎇🎇

Mata yang awalnya tertutup rapat itu kini terbuka. Matanya mulai membiasakan cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Mengedipkan beberapa kali, lalu tersenyum lebar setelahnya.

Ia tengah memandangi wajah lelah seorang lelaki tampan dihadapannya. Lelaki yang sudah menemaninya 7 tahun belakangan. Bibirnya terbuka sedikit, menambah kesan imut dan lucu. Jarinya ia bawa menari diatas pipi lelaki itu. Lalu cekikikan sendiri setelah lelaki itu mengerang kesal karna tidurnya diganggu.

"Selamat pagi sayang" sapanya

Namun lelaki itu tak menjawab. Jisung tersenyum lebar lalu mencium rambut harum lelakinya. Ia berjalan sedikit kesusahan menuju dapur karna usia kandungannya menginjak umur 5 bulan.

"Halo? Lix, jadwal gue hari ini jam berapa?"

Jisung kini sukses menjadi dokter kardiolog seperti yang ia inginkan. Bahkan karirnya tengah naik daun kini. Ia dan felix menjadi dokter disalah satu rumah sakit besar di seoul. Sedangkan hyunjin menjadi dokter di busan bersama jeongin. Seungmin dibawa kabur oleh bangchan ke australia dan menjadi dokter disana. Sekaligus menjadi nyonya bahng.

Jika ditanya, kini mereka berempat sudah menikah. Bahkan hyunjin dan felix sudah memiliki anak yang lucu. Seungmin sama dengannya, masih tengah mengandung. Bedanya, umur kandungan seungmin sudah 8 bulan.

Jisung mengusap perut buncitnya lembut sambil terus memakan sarapannya. Felix bilang ia harus ke rumah sakit jam 10 nanti. Setelah sarapan, ia bergegas membersihkan dirinya. Lalu kembali membangunkan lelaki yang masih tertidur di tempat tidurnya.

Destiny [MINSUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang