Kicauan burung masih terdengar merdu. Diiringi dengan arakan awan cerah, menyapu langit-langit nan indah. Melukiskan keindahan langit dengan cara tersendirinya. Cahaya begitu terang dari arah timur, membuat kesilauan yang mampu menusuk retina mata.
Seorang bernama Jeon Jungkook, atau lebih tepatnya siswa yang selalu bersikap dingin, berwajah datar. Setiap menjalani hari, senyum adalah hal yang paling berharga dalam hidupnya. Jika dihitung, ia hanya tersenyum tulus disaat-saat merasakan kebahagiaan murni. Hidupnya penuh dengan rahasia yang tidak diketahui banyak orang.
Angin sepoi-sepoi menusuk kulitnya kian ke rongga. Udara dingin adalah hal yang paling disukainya. Sejuknya angin, membuat dirinya merasakan ketenangan. Ia nikmati angin yang lewat itu sembari memejamkan mata.
Begitu sunyi. Dari indera pendengaran, hanya ada bunyi-bunyi riuh burung yang berterbangan diatas langit sana. Menyanyikan melodi lagu yang dihasilkannya. Jika dinikmati, suasananya mampu mendamaikan hati. Seketika sirna semua beban masalah. Matahari mulai bergeser, ditutupi oleh gumpalan awan hingga menghasilkan pencahayaan yang baik.
Jungkook duduk disebuah bangku kayu.Dengan satu buah buku sketsa dan pensil diantara jari telunjuk dan jempol, kedua iris kelamnya menatap fokus pada sebuah objek didepan mata dengan pandangan menelisik. Ia gerakkan tangan lihainya diatas buku itu. Menari diatas kertas putih membentuk sebuah hasil gambaran hasil dari penglihatannya dibalik kaca mata. Begitu serius. Dilihat dari samping, kaca mata yang ia pakai tak menutupi kemungkinan paras tampannya.
Beberapa menit menghabiskan waktu dengan buku sketsanya, Jungkook menghela nafas pelan diiringi dengan uraian angin. Jemarinya mendarat diatas buku yang kini sudah dipenuhi dengan coretan indahnya. Manik kelamnya menatap sendu hasil gambaran itu. Begitu indah, meski hanya diarsir menggunakan pensil kayu tadi.
"Eomma... Jungkook rindu..."
Langit diatas sana sudah mulai berubah. Mendung. Cahaya matahari benar-benar menghilang. Amat tenggelam dibalik bungkusan awan tebal yang menghiasi semesta.
Suara Jungkook mengundara dengan lirih. Nyaris tercekat akibat menahan suara tangis yang hampir keluar. Tatapannya menyendu ketika semakin dalam menatap objek gambar yang di buatnya. Hingga tak sadar, satu tetes air mata jatuh. Mengalir dari pelupuk matanya, turun ke pipi, hingga pada akhirnya membasahi buku sketsa dengan hasil gambaran itu. Menorehkan bekas akibat hasil titik air matanya.
─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚───
Hai? Apa kabar?
Hari ini aku membawakan cerita baru.
Pemerannya Jungkook ya. Setelah akhir,
bagaimana pendapat kalian mengenai
cerita yang baru saja dimulai prolog ini?
Prolog nya sedikit dulu ya.
Published on 11 November 2020
A story by Pearlsglow_
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐎𝐍 𝐀𝐌𝐎𝐔𝐑
PoetryHighest Rank : 1# Btsimage 1# Kpopfanfiction Genre : Romansa - Drama Rahasia-rahasia dipendam, terkubur jauh bersama kehidupan kelam. Rahasia adalah sebuah kunci sebagai jawaban untuk orang yang memilih bungkam, melindungi semuanya. Kalimat tanya be...