🍁 (01) 🍁

691 96 99
                                    

Kriinggg! Kriinggg!

Terdengar sebuah bunyi di pagi hari membuat seseorang yang tengah tertidur lelap terbangun.

Ia meraba-raba mencari benda tersebut. Perlahan ia membuka matanya menyesusikan cahaya yang masuk dari celah-celah jendela sembari menguap, "Oh iya, ini kan hari pertama aku masuk sekolah baru." Setelah itu ia bangkit dari posisinya lalu melangkahkan kakinya perlahan ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandi paginya.

Selang beberapa menit ia sudah siap memakai seragam sekolah, sepatu dan tas yang bertengger di pundaknya. Sebelum turun ke bawah, ia berkacak pinggang di depan cermin besar sambil membolak balikkan tubuh mungilnya layaknya seorang model.

Ia bergumam, "Heumm Perfect!" ungkapnya sembari tersenyum tipis.

Iya, dia memang cantik dengan polesan bedak dan sedikit liptint menghiasi wajahnya. Tak lupa, rambut panjang dibiarkan terurai, tubuhnya yang mungil, langsing dan putih itu membuat kesan kecantikan seorang Alea Stephanie putri terlihat sempurna.

Alea menuruni tangga untuk sarapan bersama keluarganya.

"Eh anak mamah udah siap," kata Rani Susanto—ibu dari Alea.

"Ehh iya, Mah. Papah sama kak Kevin mana kok belum turun?" ujar Alea kepada mamanya.

"Kenapa? kamu nanyain Papah?" tiba-tiba Erik Nugraha Papa dari Alea datang bersama Kevin kakak Alea satu-satunya.

Erik dan Rani dikarunia 2 orang anak yaitu Kevin Nugraha dan Alea Stephanie Putri.

Lalu mereka pun memakan sarapannya bersama, hanya suara sendok bergesekan yang terdengar di meja makan itu. Setelah menghabiskan sarapannya Alea bersiap untuk berangkat sekolah.

"Mah, Pah. Alea berangkat sekolah dulu yah, nanti takut telat ini kan hari pertama Alea sekolah," ujar alea kepada Papa dan Mamanya.

"Kamu bareng aja sama kak Kevin yah?" perintah mama alea.

"Terserah kak Kevin aja." Alea menyalami orang tuanya.

"Yaudah gue anterin," jawab Kevin.

***

Sinar mentari pagi mengintip malu-malu.Cahayanya masuk melalui celah-celah jendela yang gordennya agak terbuka,membuat seseorang yang tengah tertidur pulas bangun dengan terpaksa. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk dan mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu untuk bangkit dari posisi berbaringnya.

Setelah sepuluh menit berlalu seseorang bertubuh tinggi tegap itu akhirnya bangkit dari posisinya, ia langsung menyambar handuknya yang tergantung di pintu dan masuk ke dalam kamar mandi.

Mandi pun selesai, ia keluar dengan handuk yang menutupi setengah badannya, rambutnya yang masih basah membuat ketampanan seorang Rayhan Arkana Wijaya memiliki nilai plus dimata para wanita yang melihatnya, dan tidak lupa aroma maskulin khas ditubuhnya membuat siapa saja yang dekat dengannya merasa terpukau akan dirinya.

RALEA (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang