Tak ada yang lebih menyakitkan dibanding perpisahan,
sejatinya setiap orang akan tetap dipaksa untuk bersahabat dengan kehilangan.
-Filosofi Kaktus, 2020
____________________________________________________________
Devina suka mengoleksi kaktus karena ia selalu beranggapan bahwa kaktus itu adalah Afrian. Namun sepertinya, gadis itu salah. Bukan Afrian, melainkan dirinya sendiri. Kaktus itu adalah gambaran nyata dari seorang Devina Sabrina Elfaza.
Meski tidak memiliki buah yang berguna ataupun daun yang membuat nilai estetikanya bertambah. Nyatanya tanaman kaktus memiliki daya tariknya tersendiri.
Kaktus tak akan mudah mati meski jarang disirami. Kaktus akan tetap bertahan meski tumbuhan disekitarnya telah mati karena kekeringan. Jika diibaratkan, Devina adalah tiang utama sebuah rumah, menyangga adalah fungsi utamanya, namun semua orang selalu lupa akan kehadirannya.
Secara fisiologis, tumbuhan kaktus memiliki daun berbentuk duri. Duri pada kaktus memiliki dwifungsi yaitu melindungi diri dan mengurangi penguapan ketika musim kemarau datang. Seperti Devina yang selalu tepat menempatkan posisinya. Devina adalah gadis dengan ribuan rasa sakit yang selalu ia pendam dibalik tawanya yang ceria. Namun tak apa, dualisme kepribadian bukanlah satu hal yang dilarang, kan?
Sedangkan pada bagian batang kaktus juga lebih tebal dari tanaman lainnya karena memang berfungsi untuk menyimpan cadangan air, dan terdapat lapisan lilin yang disebut kutikula untuk menjaga air yang tersimpan agar tidak menguap ke atmosfir luar. Devina memiliki pertahanan diri yang cukup kuat. Keluarganya yang terpecah, ratusan kali Afrian menolaknya, dan beberapa tindakan bullying yang ia terima, tetap tidak menyurutkan senyuman di wajahnya. Beruntung, dari semua kesialan itu, ia disempatkan untuk bertemu dengan Rezka dan Lingga, kedua orang yang ia anggap keluarga meski tanpa ikatan darah.
Memiliki akar yang panjang dan menyebar, berguna untuk menyerap air dengan cepat selama periode hujan singkat. Akar tersebut dapat mengerut ketika musim kemarau datang, kondisi ini akan menciptakan celah udara yang mencegah air di akar keluar kembali ke tanah. Dihantam badai berkali-kali, sama sekali tak menyulut rasa emosi yang ia miliki. Meski selalu dipaksa untuk menghirup hal-hal buruk, tidak pernah satu kalipun hal yang ia salurkan tidak berakhir dengan baik.
Devina adalah sosok pembohong yang handal. Ia haus akan rasa sayang. Namun bodohnya, semua orang lupa. Tak pernah ada yang baik dari hal yang berlebihan.
Tanaman kaktus, akan mengalami pembusukan jika pada media tanamnya terlalu banyak air endapan. Begitu juga dengan Devina.
Bisa hidup diantara kekeringan, bukan berarti ia mampu bertahan dikala musim penghujan datang. Haus akan rasa kasih sayang, namun jika dihujani dengan cinta kasih, tak berarti ia bisa mengubah takdir untuk hidup lebih lama disini.
Terima kasih, Devina.
END
31 DESEMBER 2020
AAAAAAAA~
AKHIRNYA SELESAI JUGA :')
Dari beberapa tahun yang lalu, sempet berhenti lama karena ga nemu ide untuk ngelanjutin, dan akhirnya hari ini selesai juga!Tepat di penghujung tahun 2020. Asli, masih nggak nyangka, karena ini buku pertamaku yang akhirnya bisa aku selesaikan, meski mungkin ada beberapa bagian yang kurang memuaskan.
Apresiasi setinggi-tingginya untuk diri sendiri, karena diantara ratuan drama yang terjadi di tahun ini, aku masih tetap mampu bertahan hingga hari ini.
Untuk kalian semua, yang barangkali sedang membaca ini atau tidak sengaja mampir, makasih ya, semoga aku, kamu, dan kita semua tetap menjadi waras atas apapun halang yang melintas.
Selamat tahun baru!
Nanti, mari bertemu di ceritaku yang baru.
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Filosofi Kaktus [Selesai]
Teen Fiction(Noted: Segera di revisi setelah menyelesaikan cerita selanjutnya) Masa SMA atau biasa dikenal sebagai masa putih abu-abu adalah masa dimana seorang anak remaja yang baru akan bertransformasi menjadi manusia dewasa, seseorang pada masa ini biasanya...