45

180 10 0
                                    

Paginya, saat sarapan Laras memberinya sebuah amplop. "Apa ini?" tanya Aldi. "Bukalah," kata Laras. Aldi segera membukanya. Dia membaca dengan saksama.

Aldi tersenyum, "Benarkah? Kau terpilih menjadi salah satu 'Angel' pada perusahaan pakaian dalam itu?" kata Aldi tak percaya. Laras menganggukkan kepala sambil tersenyum.

Aldi memeluknya, seraya mengucap kata 'selamat.' Ia tahu, salah satu impian Laras adalah menjadi model pakaian dalam pada sebuah perusahaan yang dimiliki salah satu selebriti dunia.

"Selamat Sayang, aku senang akhirnya kau bisa menjadi salah satu modelnya," kata Aldi ditengah pelukannya.

"Aku ingin kau menemaniku saat pemotretan nanti," timpal Laras. Aldi tersenyum sambil memeluk istri yang sangat di cintainya itu.

Aldi menepati janjinya. Mereka terbang ke New York tempat di mana pemotretan itu berlangsung. Lelaki itu memperhatikan sesi pemotretan. Laras mengenakan pakaian dalam berwarna merah marun yang sangat seksi.

Hanya Laras dan wanita dari Tiongkok yang mewakili mereka di Asia. Aldi sangat bangga pada Laras. Dia tidak menyangka bahwa istrinya bisa mendapat kontrak ekslusif di perusahaan itu. Beberapa model tengah bersiap, hingga tiba gilirannya untuk sesi pemotretan.

Laras menggunakan tata rias smokey eyes yang memukau. Rambutnya yang panjang sepinggang ujungnya dibuat ikal hingga menimbulkan kesan seksi. Seketika darah Aldi memanas melihat penampilan istrinya yang menggoda.

Andai mereka hanya berdua, sudah pasti dia akan menarik dan mengajaknya bercinta. Dia harus menahan keinginannya hingga acara itu selesai. Ia tersenyum, manakala melihat hasilnya.

Laras mengenakan tiga buah pakaian dalam yang menggoda dengan riasan yang berbeda. Aldi mendapat informasi jika wajah Laras akan terpampang bersama model lainnya di beberapa majalah terkenal di New York.

Seketika, ia merasa menang atas Calvin. Baginya, lelaki itu yang menghancurkan impian Laras, namun dirinya yang kini berada di belakang Laras guna meraih cita-cita yang diinginkan wanita itu. Dia tersenyum bangga. Cepat atau lambat, Calvin akan mengetahuinya.

Dan benar saja, dua minggu setelahnya, wajah Laras terpampang pada majalah terkenal di kota itu. Wajahnya juga menghias papan iklan di beberapa sudut kota.

***

Malam itu adalah malam di mana akan dilaksanakan peragaan busana pakaian dalam yang diselenggarakan perusahaan itu. Para model tengah bersiap sejak lima jam sebelum acara dimulai.

Aldi mendapat tempat duduk di deretan kedua bersama tamu lainnya. Ada beberapa selebriti dunia terkenal yang menghadiri event itu. Aldi tengah menyiapkan Leicanya. Dia tidak ingin menyia-nyiakan moment langka itu. Aldi duduk bersama dengan lelaki yang ternyata merupakan suami dari salah satu model.

Mereka terlihat akrab. Saat acara berlangsung kedua lelaki itu serius menyaksikan acara. Lelaki yang bernama Jordy itu menunjuk model yang menjadi istrinya. Aldi memotretnya, begitu pula Jordy, Aldi memuji kecantikan Bianca. Jordy mengucap terima kasih.

Tiba giliran Laras. Dia mendapat sambutan yang meriah karena salah satu model dari Indonesia yang mewakili acara itu. Aldi mengatakan bahwa wanita yang saat ini berjalan di atas catwalk adalah istrinya. Jordy memuji kecantikan Laras, dia mengatakan Aldi pria beruntung bisa memperistri wanita secantik Laras.

Aldi mengucap terima kasih sambil membidikkan kameranya. Jordy turut membidikkan kameranya ke arah Laras. Dia menunjukkan hasilnya pada Aldi.

Lelaki itu tersenyum sambil memuji bidikkannya. Acara berlangsung begitu meriah. Tanpa Aldi sadari seorang pria duduk di bangku kosong yang ada di sampingnya.

"Selamat Rey-dia begitu cantik dan mengagumkan," kata pria itu. Aldi tersadar dan menoleh. Seketika perasaannya berubah.

"Aku sangat bangga pada Laras, Calvin. Hari ini adalah puncak di mana impiannya yang sekian tahun lalu harus hancur akibat perbuatan seorang bajingan terhadap dirinya. Asal kau tahu, momen ini yang sangat ia nantikan. Kau menghancurkannya, tapi aku membangun kembali impiannya. Kau tentu tahu siapa pemenangnya," kata Aldi seraya tak henti menatap Laras yang ada di hadapan mereka.

Kedua lelaki itu berbicara sambil menatap wanita yang saat ini tengah berada di catwalk. Calvin menyadari dirinya yang menyebabkan itu semua. Dia merasa malu dengan Aldi. Tak lama, dia segera pergi. Aldi tidak peduli, dia sangat puas.

Di pengujung acara, saat makan malam Jordy berbincang mengenai rumah tangganya pada Aldi. Dia mengatakan istrinya sangat memimpikan menjadi angel dalam perusahaan ini, namun dia sedikit terabaikan.

Aldi tersenyum getir mengingat hal yang sama terjadi atas dirinya. Dia hanya menasihati Jordy, begitulah risiko menikahi seorang model, jadi hadapi saja dan sebagai suami selayaknya menerima risikonya. Jordy tersenyum, entah dia menerima atau menolak pernyataan itu, namun dia mengangguk samar dalam senyumannya.

***

"Jadi kau terpilih menjadi model di perusahaan itu?" tanya Calvin pada Laras yang duduk di hadapannya pada sebuah café.

Hatinya getir mengingat dirinyalah yang menjadi salah satu penyebab Laras harus mengakhiri kariernya di dunia model beberapa tahun lalu. Rasa penyesalan dan bersalah kembali memasuki relung hatinya.

"Ya dan Aldi lelaki berada di belakang karierku, dia mendukung tanpa mengekang sama sekali," kata-kata Laras sangat menohok. Calvin terdiam, "Maafkan aku Laras," katanya seraya menatap wanita yang kini sudah bukan miliknya lagi.

"Aku sudah memaafkanmu Calvin, yang aku minta saat ini adalah pengertian dan keikhlasanmu dalam melepasku mengarungi hidup berumah tangga dengan Aldi, mohon jangan ganggu kami. Aldi sangat menyayangiku, dia tidak akan segan melakukan hal yang tidak akan kau duga jika kau terus menggangguku."

Calvin tersenyum sinis, "Aku tidak takut dengan apa yang akan dia lakukan padaku, aku akan menghadapinya!" kata Calvin sambil mengepalkan tangannya di hadapan Laras.

"Calvin, kau hanya akan membahayakan dirimu sendiri, dia tidak main-main dengan kata-katanya. Kau sudah pernah merasakan pukulannya bukan? Aku tidak ingin hal yang lebih buruk lagi terjadi," panjang lebar wanita itu menjelaskan.

"Mengapa kau peduli padaku? Apakah artinya kau masih mencintaiku?" tanya Calvin kemudian.

"Laras!!" sebuah suara berhasil membuat mereka menoleh.

"Aldi...??" tatapan matanya tidak percaya jika lelaki itu menemukan mereka berdua.

"Sedang apa kau di sini? Dan kau Calvin, belum puas kau hancurkan istriku? Belum puas kau menodainya? Apa aku harus membunuhmu agar kau berhenti menggodanya?"

"Kau masih mencintainya? katakan, lebih hebat mana ciumanku atau ciumannya? Lebih hebat mana permainanku atau permainannya? Jawab Laras!!"

Aldi bertanya penuh amarah pada istrinya. Laras tahu Aldi sedang cemburu. Dengan putus asa Laras berdiri seraya meninggalkan mereka. Dia tidak mempedulikan panggilan Aldi di belakangnya. Setengah berlari dia menuju mobilnya.

***
Lembayung Senja
29 Desember 2020 

REYNALDI, The Man Who Will Fight For My HonorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang