14

167 43 4
                                    

Pagi itu keluarga Theodore tengah bersiap. Sidang kedua kasus pidana terhadap Reynaldi tengah memasuki tahap berikutnya. Laras datang bersama kedua orangtuanya yang telah kembali ke Indonesia.

Acara persidangan segera dimulai. Pada sidang kedua itu dibacakan duplik atas replik yang telah dilaksanakan pada persidangan pertama. Jafar berdalih, bahwa kelompoknya melakukan hal itu tanpa perencanaan dan melakukan hal tersebut secara spontan.

Jaksa penuntut umum, menuntutnya dengan hukuman maksimal lima tahun penjara. Sidang dilanjutkan minggu depan. Saat persidangan selesai, dua keluarga itu berbicara.

Kesempatan itu digunakan Aldi guna mengenalkan orangtuanya kepada orangtua Laras, Alexander Dicko Edward dan Sarah Dyah Ayu. Theodore senang, akhirnya bisa mengenal orangtua kekasih anaknya.

Dia mengundang Alex agar makan malam di rumahnya nanti malam. Kesempatan itu disambut baik oleh Alexander dan Sarah.

Apalagi Alex dan Victoria sama-sama berasal dari Jerman. Ada rasa yang sama dimiliki oleh mereka berdua. Berasal dari negara yang sama dan menikah dengan orang Indonesia dan hidup di Indonesia.

Sebelum berpisah, Aldi yang menggenggam erat tangan Laras mencium pipi kirinya sebelum masuk ke mobil. Laras membuka kaca mobil sambil melambaikan tangan. Kemudian, Aldi segera masuk ke dalam mobilnya bersama adik dan orangtuanya.

Dalam perjalanan pulang, Aldi tampak berbincang dengan kedua orangtuanya. Harapannya semakin besar agar Jafar dan kelompoknya bisa mendekam di bui.

Dari duplik yang mereka jelaskan, Hakim ketua merasa keberatan. Jika tidak direncanakan, tentu beberapa pisau dan senjata tajam itu tidak ada. Polisi juga telah menemukan beberapa barang bukti di mobil Jafar. Antara lain pedang, pisau belati dan tongkat besi.

Barang-barang itu cukup sebagai bukti guna menjeratnya ke penjara. Aldi tak sabar akan kelanjutan sidang tersebut minggu depan. Dia menceritakan hal itu pada teman-temannya yang hari itu tidak dapat hadir. Namun, Datta tetap menemaninya. Dia dengan setia mengikuti jalannya persidangan.

Tiba di rumah, Aldi segera menuju kamarnya. Dia melepas kemeja yang dikenakan. Dia melihat bekas luka diperutnya sepanjang lima belas sentimeter perlahan-lahan mulai pulih. Namun bekas dari luka tusuk tersebut tetap terlihat, hingga menutupi keindahan perut sixpack-nya.

Dia mengempaskan tubuhnya di atas ranjang dan tidak sabar menanti acara nanti malam. Nanti malam adalah acara yang sudah lama dinantikannya. Orangtuanya mengundang orangtua Laras untuk makan malam.

Dia merasa Alexander dan Sarah mendukungnya. Walaupun saat ini salah satu anak mereka sedang terlibat kasus penganiayaan, Aldi merasa dukungan mereka terhadapnya sama seperti dukungan mereka terhadap Laras.

Aldi tidak berhenti tersenyum. Sesaat dia meraih ponselnya dan menghubungi Laras. Gadis itu menjawab dirinya sedang berbicara dengan kedua orangtuanya. Lelaki itu mengakhiri pembicaraan tersebut. Dia ingin memberi kesempatan pada Laras untuk berbincang pada kedua orangtuanya.

***

Malam itu dia tengah melihat pantulan dirinya di cermin. Dia mengenakan kemeja putih dengan vest serta jas berwarna hitam tanpa dasi. Dia tersenyum melihat dirinya di cermin. Tak lama, pintu kamarnya diketuk. Rupanya Dommy, dia masuk dan membelalakkan kedua mata saat melihat dirinya.

"Mas Rey ganteng sekali, Dommy suka..." katanya seraya melihat Tuan mudanya itu dari bawah hingga atas tanda takjub. Aldi yang mendapat pujian, tersenyum dan mengucap terima kasih.

Dommy mengatakan bahwa Laras dan kedua orangtuanya sudah tiba. Dia segera turun setelah menggunakan parfum kesukaannya. Agak tergesa dia menekan tombol angka pada lift di rumahnya. Dommy menggodanya dengan kata 'sabar'.

REYNALDI, The Man Who Will Fight For My HonorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang