Keesokan harinya, Laras terbangun. Dia terjaga karena dering telepon di ponselnya. Laras tersenyum manakala caller id adalah Aldi. Dia segera mengusap tanda hijau, dirinya senang.
Aldi memberinya kabar bahwa dirinya saat ini sedang transit di Dubai selama dua jam. Laras senang mendengar berita itu. Aldi minta maaf karena sudah membuatnya terbangun di pagi hari, namun rasa rindu melebihi segalanya.
Laras berkata bahwa tidak masalah, bahkan senang lelaki itu tetap kontak dengannya. Mereka berbicara lama sekali hingga akhirnya Aldi harus kembali boarding. Laras berpesan jika sudah tiba, agar memberitahu keluarga dan dirinya. Aldi mengerti dan memenuhi pesan Laras.
Percakapan berakhir. Laras melihat ke arah jam dinding. Waktu menunjukkan pukul sembilan pagi. Laras bangkit dan menuju toilet, dia membersihkan diri. Hari itu dia akan ke agency. Laras memutuskan membawa mobil sendiri.
Tiba di agency, ia segera bergabung dengan teman-temannya. Beberapa rekan sesama model menanyakan apakah Aldi sudah berangkat. Laras mengangguk. Mereka menghibur dirinya agar jangan khawatir mengenai long distance relationship yang akan mereka jalani.
Jika kita mengisi dengan hal-hal yang positif, maka waktu empat tahun tidak akan terasa. Laras senang, teman-teman peduli padanya. Ikatan antara mereka kuat. Mereka berlatih hingga pukul delapan malam.
Laras baru tiba di rumah pukul sepuluh malam. Rasa lelah sangat mendera. Setelah membersihkan diri dan akan naik ke tempat tidur, Aldi menghubunginya, kali ini melalui video call. Laras tersenyum dan segera menjawabnya.
Lelaki itu mengatakan bahwa dia baru tiba di apartemennya. Aldi memperlihatkan apartemennya. Laras melihat ruangan yang cukup mewah dengan sofa, televisi LED dan mini bar.
Aldi berjalan menuju ruang tidur. Laras kembali melihat tempat tidur dengan ukuran king size yang besar. Dia senang, Aldi menunjukkan apartemennya. Aldi berkata akan mengirim alamat via pesan whatsApp. Aldi bertanya apa kegiatannya hari ini.
Laras mengatakan bahwa dirinya baru saja tiba dari agency setelah berlatih untuk fashion show bulan depan. Aldi bertanya fashion show di mana? Laras mengatakan bahwa masih di Indonesia. Aldi mengangguk dan berpesan agar berhati-hati.
Laras menatapnya dalam. Seraut wajah tampan itu begitu mempesona. Lengkap dengan segudang perhatian untuknya. Perjalanan cintanya kali ini diuji sang waktu.
Hari-hari selanjutnya adalah hari-hari yang harus Laras jalani tanpa Aldi di sisinya. Beruntung, dia masih memiliki keluarga dan teman-teman yang peduli padanya hingga dia bisa menjalaninya dengan tenang.
***
Sementara itu, nun jauh di benua yang berbeda, Aldi mulai menjalani kuliahnya di Harvard University. Dia mulai beradaptasi dengan beberapa teman-temannya. Ada lima orang temannya yang berasal dari Asia.
Ia senang mendapat banyak teman. Program kuliah yang di jalani tidak main-main. Dia harus berkonsentrasi dengan mata kuliahnya.
Aldi diberikan sebuah mobil Porche berwarna hitam oleh Theodore, sebenarnya dia bisa membeli mobil itu sendiri, namun orangtuanya mengatakan bahwa mobil itu sebagai hadiah yang diberikan karena rasa bangganya pada Aldi yang bisa masuk ke Harvard melalui program beasiswa kendati keluarga mereka mampu tanpa harus melalui jalur beasiswa.
Rasa bangga Theodore tidak sebanding dengan kecerdasan putranya. Akhirnya, Aldi menerima pemberian itu. Sebenarnya, ia tidak ingin memanfaatkan fasilitas yang telah diberikan orangtuanya, selama bisa memperolehnya sendiri, dia tidak akan mengandalkan mereka.
Masa kuliah tinggal sebulan lagi, Aldi telah mengurus segala sesuatunya. Negara Amerika tidak asing baginya, beberapa kali dia sering berkunjung ke sana. Saat dirinya tengah kuliah dia terbiasa hidup mandiri.
Kini, dengan diterimanya dia di Harvard, mengulang kembali masa-masa kuliahnya dulu. Aldi senang berbaur dengan beberapa teman dari beberapa negara.
Sehingga pergaulannya luas dan sempat memiliki beberapa kekasih, meski hubungannya harus kandas di tengah jalan.
***
Akhirnya, waktu kuliah dimulai. Aldi menjalaninya dengan serius, dia ingin kuliahnya tepat waktu. Targetnya, kurang dari empat tahun. Dia juga harus membagi waktu dengan perusahaan yang dimiliki, Aldi tidak melepas seratus persen perusahaannya pada Theodore, bukan berarti dia tidak mempercayai, dia tetap mengontrol jalannya perusahaan meski jauh.
Terkadang, setiap akhir pekan, dia melihat neraca keuangan yang dikirimkan Theodore untuknya. Sejauh ini semua berjalan lancar. Jika ada hal yang perlu dia tanyakan, dia tidak segan menghubungi ayahnya.
***
Lembayung Senja
16 Oktober 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNALDI, The Man Who Will Fight For My Honor
Roman d'amour[🔥WARNING 21+] Dia sangat mencintai istrinya. Cinta yang tulus dan murni seluas samudra. Tapi, ketika istrinya mengkhianati masihkah ada kata maaf darinya? Ujian cinta baru mereka hadapi setelah menikah. Akankah mereka bisa melalui segala prahara d...