12

191 47 4
                                    

Pagi itu Aldi tengah bersiap, bukan untuk ke kantor, melainkan ke pengadilan. Dirinya menjadi saksi sekaligus korban atas tindak pengeroyokan yang telah dilakukan beberapa minggu yang lalu.

Kedua orangtua dan adiknya akan mengantar ke pengadilan. Dalam pembicaraan di meja makan, Aldi ditanya oleh Theodore dan Victoria. Dia akan memberi keterangan berdasar apa yang telah dialami. 

Dia dan Laras adalah saksi kunci atas kejadian tersebut. Aldi menghubungi Laras sejenak. Dia mengatakan sopir keluarga mereka akan menjemput gadis itu di kediamannya. Laras mengerti dan sedang bersiap.

Saat itu orangtua Laras tengah berada di Jerman karena neneknya sakit. Dia di temani Shafira kakaknya. Lelaki itu tersenyum. Dia mengatakan agar di pengadilan nanti jangan gugup. Beberapa pengacara akan mendampingi mereka. 

Laras mengerti. Sekitar tiga puluh menit, Laras tiba di kediaman keluarga Theodore. Mereka tengah menanti kedatangannya. Laras memeluk Victoria dan Jenny, sementara Aldi mencium pipi kanannya. Mereka segera berangkat.

Kedua orangtua bersama adik serta Dommy dan beberapa orang asisten rumah tangga mereka termasuk Mbok Marni mengendarai dua buah toyota alphard berwarna hitam dan putih. Sementara Aldi dan Laras mengendarai aston martin di belakang mereka. Aldi memegang tangan Laras yang dingin.

"Are you Ok?" kata Aldi bertanya dalam perjalanan mereka. Laras tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Aku hanya memikirkan dirimu Al," kata lagi.

"Kau tidak perlu memikirkan aku," katanya memberi penjelasan. "Bagaimana jika mereka akan balas dendam padamu?" tiba-tiba pikiran Laras terlintas.

Aldi tersenyum, seraya mengatakan tidak akan. Laras terheran mengapa Aldi begitu yakin. Sementara, Aldi yang mengetahui wajah bingung Laras hanya tersenyum.

Dia tidak akan mengatakan pada Laras bahwa sebelum penangkapan itu, dirinya telah menghajar Jafar dan kawan-kawannya.

Dia sungguh tidak ingin mengatakan hal itu baik pada kekasihnya maupun pada orangtuanya. Biarlah, itu menjadi rahasia antara dirinya dan tiga sahabatnya.

Sekitar pukul sembilan pagi, rombongan keluarga Theodore telah tiba di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Shafira dan suaminya dan beberapa rekan sesama model juga sudah tiba termasuk Demi dan suaminya.

Beberapa pengacara keluarga Theodore telah tiba lebih dulu. Setelah bersalaman mereka berbincang sejenak. Laras yang menjadi saksi kunci, diberi arahan oleh pengacara keluarga Theodore. Dia mengangguk tanda mengerti.

Beberapa wartawan mewawancarai. Laras yang berdiri di samping Aldi menjawab pertanyaan mereka. Setengah jam kemudian, ruang sidang dibuka.

Jaksa, pengacara, saksi dan beberapa keluarga serta masyarakat yang ingin melihat jalannya persidangan masuk secara tertib. Sidang dibuka dengan menghadirkan saksi. Laras menceritakan awal kejadian.

Malam itu, saat mereka berjalan pulang sebuah mobil hardtop dan tiga buah sepeda motor menghadang perjalanan mereka. 

Salah seorang dari mereka turun dan mengetuk kaca mobil dan menyuruh Aldi untuk turun. Laras menyarankan, jika uang yang mereka minta agar diberikan saja.

Aldi berpesan agar jangan pernah turun dari mobil. Selanjutnya dia melihat lelaki itu berbicara pada mereka. Awalnya ia melihat pembicaraan itu berlangsung lancar, namun beberapa menit kemudian menjadi kasar dan tidak terkendali.

Kemudian, dia melihat Aldi bersiap melakukan perlawanan. Mereka mengeroyok Aldi, Laras cemas, pikirannya sangat khawatir. 

Jalanan sangat sepi, tidak ada seorangpun yang melintas di sana. Awalnya, Laras melihat Aldi menguasai keadaan, ilmu bela diri taekwondo serta muay thai yang di kuasai banyak membantu.

REYNALDI, The Man Who Will Fight For My HonorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang