6

219 68 10
                                    


Sore itu, Laras tengah berada di Bandara International Lombok. Dia sengaja tidak memberitahu Aldi untuk kepulangannya yang dipercepat. Ia ingin memberinya kejutan. Selama ini Aldilah yang kerap memberinya kejutan.

Kali ini, tidak ada salahnya dia memberinya kejutan. Walau baru tiga hari, namun rasa rindu sudah menggelayut dihatinya. Baginya, tidak ada yang lebih membahagiakan selain bertemu dengan lelaki itu.

Lelaki yang telah dua tahun mengisi hari-harinya. Lelaki yang telah mengobati luka yang menganga dalam hatinya. Lelaki yang sangat menyayanginya, lelaki yang peduli padanya, lelaki yang bisa menerima keadaan dirinya utuh.

Laras tersenyum sendiri. Dia segera menonaktifkan ponselnya tatkala pesawat akan lepas landas setelah memberitahu Demi bahwa dirinya akan take off. Laras memejamkan mata, berharap pesawat segera membawanya terbang ke Jakarta, ke tempat di mana dia merindukan Aldi.

Setelah beberapa jam diudara, akhirnya pesawat landing dengan sempurna di bandara Soekarno Hatta. Malam itu Laras dijemput Pak Sadikin. Setelah melihat sosok gadis itu, Pak Sadikin melambaikan tangannya. Laras tersenyum.

"Lama menunggu Pak?" katanya bertanya. "Tidak Non, baru setengah jam," katanya memberi penjelasan. Laras tersenyum. Dalam perjalanan, Aldi mengirim pesan whatsApp, menanyakan kabarnya.

Laras membalas seolah masih berada di Lombok. Dia tidak memberitahu jika sudah berada di Jakarta. Niatnya adalah memberi kejutan. Mereka tiba di rumah sekitar pukul delapan malam. Laras membaringkan tubuhnya setelah mandi.

Hari ini dirinya lelah sekali setelah selesai pemotretan dia segera menuju bandara guna kembali ke Jakarta. Dia teringat Aldi. Ia segera meraih ponselnya. Namun bukan untuk menghubungi Aldi.

***

Laras menghubungi Victoria. Sebelumnya dia mengatakan bahwa jangan memberitahu bahwa telepon itu darinya, gadis itu menceritakan bahwa dirinya sudah tiba di Jakarta dan besok pagi berniat memberi kejutan pada Aldi.

Victoria tertawa dan setuju dengan usul itu. Walau bagaimanapun dia pernah muda. Pernah berada pada posisi Laras, pada posisi anak muda. Dia mengerti dan bersyukur bahwa Aldi telah memilih menjadi kekasihnya. Karena harus diakui, Aldi mengalami perubahan yang sangat besar. 

Dulu, Victoria hampir putus asa ketika kembali menerima kenyataan bahwa kisah cinta anaknya harus kandas ditengah jalan, dia berniat menjodohkan Aldi dengan anak rekan bisnisnya dari Jerman.

Namun Aldi menolaknya. Dia mengatakan ingin menikmati kesendiriannya dan akan mencari wanita yang sesuai dengan hatinya. Mendengar hal itu Victoria sempat sedih, namun berusaha memahami apa yang diinginkan anaknya. 

Theodore memberinya kekuatan, berusaha memberi keyakinan jika anak mereka pasti akan menemukan wanita yang dia inginkan. Victoria merasa saat inilah waktunya. Dia melihat perkembangan putranya dari hari ke hari semakin membawa perubahan yang berarti.

Dia akui, semua itu ada peran serta Laras didalamnya. Victoria menyambut ide Laras yang ingin memberi Aldi kejutan besok pagi.

Selama satu minggu ini dokter memang menyarankan Aldi untuk bed rest di rumah sebab beberapa hari lagi, dia harus buka jahitan. Percakapan itu berakhir setelah satu jam mereka berbincang. Laras tersenyum saat membaringkan tubuhnya.

***

Pagi itu Laras bangun lebih awal. Dia ingin membuat Macaroni Schotel kesukaan Aldi. Dia membuat tiga loyang. Satu untuk Aldi, satu untuk orangtuanya dan satu lagi untuk para asisten rumah tangga mereka. Dia tersenyum puas ketika selesai membuatnya.

REYNALDI, The Man Who Will Fight For My HonorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang