39

156 11 2
                                    

Perhatian:
Mengandung adegan 21+

Malam itu adalah malam natal pertama untuk mereka sebagai suami istri. Aldi dan Laras yang masih berada di Munich sampai akhir tahun merayakan di kediaman rumah keluarga Victoria.

Sepulang dari kebaktian, mereka berkumpul di ruang keluarga. Mereka mengadakan makan malam dalam kehangatan keluarga besar Victoria. Hampir seluruh keluarga hadir, termasuk Jenny yang pulang ke Munich karena orangtuanya merayakan natal di sana.

Alexander dan Sarah masih berada di Munich guna merayakan natal kali pertama dengan keluarga besar besannya. Mereka bersenda gurau hingga malam. Saat semua masih berkumpul, tiba-tiba Aldi berdiri dan mengatakan bahwa dirinya sudah mengantuk, wajah Laras merona malu karena waktu baru menunjukkan pukul sepuluh malam, itu merupakan kode baginya untuk melakukan kewajibannya sebagai istri.

Rupanya seluruh anggota keluarga mengerti, mereka tertawa dan menggoda Aldi yang berstatus pengantin baru. Lelaki itu tidak begitu mempedulikan godaan itu, dia merasa sudah tidak kuat lagi menahan hasrat yang dari tadi pagi dia tahan saat ke gereja.

Laras berpamitan untuk naik ke atas pada seluruh keluarga Aldi dan orangtuanya. Dia pasrah saat Aldi menggenggam tangannya ke kamar.

Dapat dibayangkan bagaimana malunya dia saat itu. Saat berada di lift, Laras berkata, "Bisakah kau tahan sedikit untuk tidak pergi lebih dulu? Aku sampai malu pada keluarga dan orangtuaku."

Aldi melihat sekilas wajah Laras yang cemberut, "Mereka tahu bahwa kita pengantin baru Sayang dan dapat memakluminya," kata Aldi dengan tenangnya.

"Kau bisa santai karena itu keluargamu, tapi aku....?" protes Laras. Aldi tidak banyak berbicara, karena jika terus berdebat dengannya, bisa jadi Laras menolaknya malam ini.

Tiba di kamarnya ia segera membuka kemejanya. Dia melirik ke arah Laras yang masih marah padanya dan menghampiri istrinya kemudian memeluknya dari belakang.

"Fuck, malam ini kau begitu menggairahkan... Maafkan Laras, aku tidak dapat menahan seluruh rasa ini dan selamat ulang tahun Sayang," katanya seraya berbisik di telinganya.

Tubuh Laras yang awalnya kaku akhirnya melunak. Dia tersenyum, Laras terharu akan kejutan yang diberikan Aldi dan seluruh keluarganya karena hari itu adalah hari ulang tahunnya.

Ulang tahun pertama kali yang dirayakan bersama Aldi yang berstatus sebagai suaminya. Banyak kado yang dia terima malam itu, namun kado dari Aldilah yang menyita perhatiannya. Lelaki itu memberinya kejutan berupa anting berlian yang sangat indah. Laras terharu hingga hampir menangis.

Perlahan Aldi membalikkan tubuh itu, memegang dagunya hingga pandangan mereka beradu. Aldi mengangkat alisnya. Dalam sesaat bibir Aldi telah melumat lembut bibir Laras.

Aldi sedikit menggigit bibir Laras, wanita itu terkejut dan mengerang, saat itulah lidah lelaki itu menerobos masuk ke dalam mulutnya. Semarah apa pun Laras, Aldi mampu meredakannya.

Malam itu, mereka melakukan percintaan tidak kalah dahsyat dari malam-malam sebelumnya. Laras langsung mendesah kencang sambil mencakar punggung bertato Aldi saat titik kenikmatannya terus dimainkan dan disentuh oleh kejantanan Aldi.

Saat tubuh mereka telah polos, Aldi memposisikan Laras agar membelakanginya. Secara perlahan ia mulai memasuki Laras.

"Ohh... fuck. Kau begitu nikmat Sayang," racau Aldi di tengah dirinya memasuki Laras. Tubuh Aldi bergerak makin liar bahkan tempat tidur yang mereka tempati berdecit tak karuan.

Tanpa sadar Laras turut menggerakkan pinggulnya membawa kejantanan Aldi makin tenggelam ke kewanitaannya. Laras mendesah kala Aldi menemukan kenikmatannya.

"Teruss Aldi..." desah Laras.

Aldi menyeringai puas. "Like this?" sambil menekan dalam-dalam kejantanannya. Laras tak sanggup berkata-kata, hanya anggukan dengan mata terpejam yang sanggup ia lakukan. Aldi bergerak makin cepat.

Bulir keringat membasahi wajahnya. Napas keduanya makin terengah-engah. Desahan demi desahan keluar dari bibir keduanya. Desahannya semakin membuat Aldi merasa tertantang untuk memuaskannya.

Tak lama, Aldi berpacu dari belakang. Ia memegang pinggul Laras sebagai tumpuan. Sesekali ia mendongakkan kepalanya ke atas karena tak kuat menahan kenikmatan. Mereka berpacu meraih kenikmatan yang memabukkan.

Bulir keringat membasahi tubuh mereka. Saat Laras akan meledak, ia menjeritkan nama suaminya. Lelaki itu tak perlu merasa khawatir karena dinding kamarnya kedap suara. Ia makin senang kala Laras menyebut namanya.

"Ohh... Aldi more faster baby," jeritnya tak tertahankan. Saat yang dinanti tiba. Aldi menggapai puncak kenikmatan setelahnya diselingi erangan panjang serta cairan cintanya yang keluar begitu banyak dirahim Laras.

Mereka mereguk puncak kenikmatan bersama dan terkulai lemah dengan posisi berpelukan. Tubuh mereka selalu dan selalu berakhir dengan peluh yang membasahi. Aldi mencium kening Laras.

"Thank you sweetheart," bisiknya. "Terima kasih untuk apa?" ujarnya. "Terima kasih karena sudah bersedia menjadi istriku, membahagiakanku dan ehm... memuaskanku," kerlingnya nakal. Laras tersipu. "Dasar mesum," ujarnya.

Aldi dan Laras berada di Munich hingga akhir tahun. Mereka melewati tahun baru dengan suasana meriah. Pemerintah kota Jerman menggelar acara tahun baru yang berpusat di tengah kota dengan pesta kembang api dan berbagai macam pertunjukkan.

Aldi mengajak berkeliling kota. Mereka pergi bertiga dengan Jenny. Sebelum acara puncak pergantian tahun, Aldi mengajak mereka ke sebuah diskotik di kota itu. Mereka benar-benar menikmati semua dan baru kembali ke rumah keluarga Victoria sekitar pukul tiga pagi. 

***
Lembayung Senja
5 Desember 2020

REYNALDI, The Man Who Will Fight For My HonorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang