28

132 8 5
                                    

Attention please :
Mengandung adegan dewasa

Pagi itu Laras terbangun sekitar pukul sembilan pagi. Dia melihat Aldi sudah tidak ada di sampingnya. Suasana kamar begitu sepi. Dia mengedarkan pandangan di sekelilingnya.

Kemudian, matanya tertuju pada segelas cokelat panas yang mungkin sekarang sudah tidak panas lagi dan beberapa buah roti panggang di atas nakas dan sebuah pesan yang bertuliskan untuk dirinya. 

Intinya, pagi itu Aldi mengatakan harus bangun pagi karena ada jadwal kuliah yang harus dia ikuti. Kemudian, kuliah akan kembali sekitar pukul satu siang.

Dia sengaja tidak membawa mobil karena berharap setelah kuliah nanti Laras bisa menjemputnya di kampus. Laras tersenyum dan terharu membaca pesan itu.

Aldi rela ke kampus dengan mengenakan kendaraan umum demi dirinya. Setelah membaca pesan tersebut, Laras berjalan menuju wastafel. Dia memandang dirinya dicermin. Sesaat, dia melihat cincin pertunangannya. Dia tersenyum.

Kemudian, Laras berjalan menuju kamarnya. Dia meneguk susu dan menyantap roti yang telah disiapkan Aldi untuknya. Sekitar pukul dua belas, Laras turun dari apartemen tersebut.

Dia berjalan menuju garasi dan menyalakan mobil porsche milik Aldi. Dia mengendarai mobil itu menuju Harvard University.

Tak lama, dia melihat Aldi yang telah menunggunya. Lelaki itu mengambil alih kemudi. Dia mengatakan akan mengajaknya makan malam di sebuah restoran malam ini.

Laras tersenyum, selama berada di Amerika, memang baru hari ketiga Aldi mengajaknya makan malam setelah semalam dia melamar dirinya. Saat tiba di apartemen, dia segera menuju toilet guna membersihkan diri. Tak lama, setelah selesai Aldi menyusulnya. 

Laras memutuskan mengenakan gaun merah marun tanpa lengan dengan belahan tinggi di paha kiri. Dirinya tampak elegan, gadis itu memutuskan untuk menggerai rambut panjangnya.

Dia melihat Aldi yang telah selesai mandi dengan hanya menggunakan handuk di pinggang. Dia membuka lemari dan mengenakan kemeja berwarna hitam dengan celana warna senada. Rambutnya yang sedikit panjang menggunakan pomade.

Saat itu Laras masih merias diri. Aldi berjalan mendekatinya, dia berada di belakang Laras sambil mengatakan bahwa dirinya malam ini terlihat cantik.

Laras tersenyum. Kemudian, dia berjalan menuju ruang televisi guna menunggu gadis itu. Sekitar lima belas menit Laras selesai, dia ke luar kamar dan Aldi menyambutnya.

Aldi membawanya ke sebuah restoran yang bernama symphony café yang berada di wilayah Boston. Design interior café tersebut sangat menarik. Lelaki itu telah membooking sebuah meja.

Mereka makan malam dengan suasana yang romantis. Di sana Aldi mengatakan bahwa minggu besok dia akan membawa Laras untuk melihat pertandingan MotoGP. Saat pulang, mereka tertawa bersama, sangat bahagia.

Tiba di apartemennya, Aldi menjatuhkan dirinya di ranjang. Laras duduk di tepi ranjang, dia meminta Aldi keluar sebentar karena akan berganti pakaian.

Aldi gemas melihat penampilan gadis itu, dia segera menarik pundak Laras, gadis itu terjatuh di ranjang karena tarikan Aldi. 

Lelaki itu segera menindih tubuhnya. Ciuman serta cumbuan Aldi membuatnya mabuk kepayang. Belahan pada gaun merah marun itu tersingkap dan memperlihatkan paha putih Laras yang mulus. Aldi mengelus paha itu hingga tangannya berhenti di pusat diri gadis itu. 

Tangan kanan lelaki itu mulai bergerak intens tanpa melepas segitiga tipis yang Laras kenakan. Tangan kirinya mengusap anak rambut di wajah gadis itu.

Aldi semakin memperdalam ciumannya, sebagai lelaki dewasa yang berpengalaman, dia tahu betul memuaskan wanita tanpa bercinta. Dia tahu, Laras sangat menikmati aktivitasnya.

Terbukti, desahan Laras semakin keras manakala tangannya bergerak semakin cepat mengusap pusat dirinya. Napas mereka memburu dan tak lama, Laras melepas ciuman mereka seraya memejamkan mata dengan mulut yang terbuka lebar seraya menjerit.

Aldi sangat menikmati wajah seksi gadis itu. Dia memberi waktu sejenak pada Laras meraih puncak kenikmatan. Mata gadis itu terpejam dengan napas yang masih memburu. 

Aldi menggelongsor di sampingnya. Setelah napas gadis itu teratur, Laras melihat ke samping. Ia dapat merasakan betapa tersiksanya Aldi dalam hasrat yang belum tersalurkan.

Dia melihat, bukti keperkasaan Aldi masih menegang yang artinya menuntut penyelesaian. Laras merangkak di atas tubuh lelaki itu. Kali ini, gantian tubuhnya yang menindih Aldi.

"Laras, apa yang kau lakukan?" Laras tidak memberinya kesempatan karena telah mencium bibir lelaki itu. Gadis itu memegang kendali, dia terus mencium Aldi.

Lelaki itu kembali bergairah. Tangan kanan Laras meraba pusat dirinya. Aldi mengerang, dia membantu tangan Laras untuk melepas ikat pinggang serta menurunkan ritsleting celananya. 

Posisi Laras berubah menjadi berada di sampingnya. Tangannya terus mengusap keperkasaan Aldi, gerakannya semakin lama semakin cepat.

Hingga pada satu titik, Aldi menarik rambut Laras perlahan sambil merintih puas dengan napas yang tersengal-sengal. Cairan kenikmatan itu membasahi sebagian tangan Laras.

Aldi menciumnya seraya mengucap terima kasih dan berlalu ke kamar mandi. Laras mengalah saat Aldi mendahuluinya membersihkan diri. Dia menunggu sampai lelaki itu selesai. 

***
Lembayung Senja
31 Oktober 2020 

REYNALDI, The Man Who Will Fight For My HonorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang