57

218 8 1
                                    

Malam itu, saat Aldi tengah kembali ke apartemennya, setelah membersihkan diri, ia mengambil laptopnya. Hampir setiap malam dia rajin melihat inbox kendati email balasan dari Laras sangat jarang dia terima.

Matanya tertegun saat melihat ada email baru yang saat itu baru masuk. Dia segera membukanya. Tak lama, air matanya menetes. Dia merasa antara bahagia dan sedih. 

Anaknya telah lahir, Laras menyertakan foto anak mereka dalam file attachment yang dikirim. Dia terisak kala menyentuh foto bayi mungil yang berada dalam layar laptopnya.

Hatinya perih tak terkira, harusnya dia berada disisi Laras ketika istrinya tengah berjuang melahirkan Faith. Seketika dia teringat akan pertengkaran mereka yang menyebabkan wanita itu pergi, penyesalan kembali ia rasa. Aldi sesenggukan seperti anak kecil, dia menangis sejadinya.

Kini, hatinya bukan hanya harus menanggung satu wanita yang dirindukan, tapi dua. Kuatkah dia menjalani semua, tapi sampai kapan? Tangannya bergerak menekan tanda print pada menu di layar laptop. Lima lembar foto Faith tercetak besar pada kertas foto.

Dia memandang dan memeluknya. Air matanya kembali mengalir. Wajah gadis kecilnya begitu mirip dirinya. Hanya bibirnya yang Laras warisi untuk anaknya, selebihnya adalah dirinya.

Aldi mengusap air mata yang jatuh pada kertas itu, dia berjalan menuju ranjang, berbaring seraya memandangi foto bayinya. Tak lama, dia tertidur dengan dekapan foto Faith di dadanya.

Paginya Aldi terbangun, memandang foto anak mereka yang sedikit lusuh karena dekapan laki-laki itu semalam. Dia tersenyum, matanya tak pernah lepas memandang bayi mungil itu.

Kemudian, dia berjalan menuju laptopnya. Memperhatikan email Laras yang belum sempat dibalasnya. Lama matanya menatap email itu. Seketika dia terenyak. Dengan tergesa dia segera berlari ke kamar mandi guna membersihkan diri.

Lelaki itu sedikit bergegas, laptop dan semua perlengkapan kuliahnya dia bawa. Setengah berlari dia berjalan menuju kampusnya. Tak lama, dia menghubungi beberapa temannya.

Jadwal kuliahnya hari itu agak siang, namun ada tujuan lain yang ingin dia kerjakan. Aldi segera melarikan mobil Porchenya ke kampusnya. Tiba di sana, dia segera ke suatu tempat. Mempelajari beberapa email yang Laras kirim.

Membuka sebuah jaringan, melacak header lalu mengekstrak informasi dari bagian ini. Kemudian, dia menyalin informasi dari header, lalu membuka sebuah email. Setelah meng-copy seluruh informasi tadi, ia pergi ke sebuah situs online lalu memilih menu header analysis.

Aldi mem-paste semua informasi dari header ke analysis engine lalu ia melihat hasilnya. Aldi tersenyum puas saat mengetahui sebuah informasi penting. Dia segera meng-copy seluruh data dan mengirimkan ke alamat emailnya, dia juga menyalin seluruh data ke flashdisc sebagai backup. Saat itulah beberapa teman-temannya muncul.

Mereka menanyakan Aldi, dia kemudian menceritakan semuanya. Seketika Ethan dan Paris berdecak kagum pada kejeniusan Aldi. Mereka tak pernah menyangka ia dapat melakukannya.

Tak lama, ia pergi ke bagian sekretariat guna mengajukan cuti selama dua minggu. Dia membicarakan seluruh rencananya, tak lama bagian sekretariat membuatkan surat tanda cuti sementara. Pihak kampus mengerti saat Aldi mengajukan hal ini. Lelaki itu tersenyum puas. Tak lama dia segera bergabung dengan dua sahabatnya seraya menunggu waktu kuliah.

***

Hari itu Laras tengah bersiap, dia akan melakukan imunisasi terhadap Faith. Dia sedang memakaikan baju untuk bayinya. Di sampingnya Vladimir menemani, dia terlihat menggoda bayi mungil itu, senyum lucu terlepas dari bibir mungilnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REYNALDI, The Man Who Will Fight For My HonorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang