21

161 24 5
                                    

Perhatian :

Mengandung adegan 21+

Hari itu Aldi tengah mengambil visanya di kedutaan Amerika. Lusa dia sudah harus berangkat ke Amerika. Ini semakin membuatnya gundah.
Lelaki itu menghubungi Laras.

Dia mengatakan sedang berada di agencynya. Aldi mengatakan akan menjemput gadis itu karena Pak Sadikin dan Mbok Junti sedang pulang kampung karena ada salah satu keluarga mereka yang menikah, itulah info yang dia dengar dari Laras. 

Aldi pulang ke rumahnya sejenak. Dia mengemasi beberapa helai pakaian dan memasukkannya ke dalam ransel. Hari itu dia berniat menemani Laras di rumahnya.

Dia tidak tega melihat Laras yang tinggal sendiri di rumah sebesar itu. Lelaki itu menuruni kamarnya menggunakan lift. Di bawah dia bertemu dengan Victoria.

Dia segera mencium pipi wanita itu dan menjawab pertanyaan orangtuanya itu setelah wanita itu mengerutkan kening saat melihat tas ransel yang berada dipunggungnya.

Aldi menjelaskan akan menginap di rumah Laras setelah mengetahui bahwa gadis itu sendiri setelah ditinggal beberapa hari oleh sopir dan asisten rumah tangganya ke kampung.

Victoria berpesan agar berhati-hati dan bisa menjaga diri. Aldi berlalu sambil mengangkat jempolnya. Dia menaruh ransel hijau army di bagasi Range Rovernya. 

Dia tersenyum saat berpapasan dengan Mbok Marni, wanita tua itu mengatakan agar berhati-hati. Aldi mengendarai mobilnya dengan sedikit tergesa. Dia ingin agar secepatnya bertemu Laras.

Satu jam kemudian, dia tiba di agency. Dia tidak turun, hanya menunggu dari dalam mobil. Tak lama, gadis itu muncul. Aldi membantu membawakan tas besar yang dibawa Laras.

Saat di dalam mobil, dia mencium pipi kanan gadis itu. Laras tersenyum. Mereka tiba di rumah Laras sekitar pukul tujuh malam.

Aldi membuka pintu gerbang, kemudian memasukkan mobilnya ke dalam garasi. Dia membawa ransel dan tas Laras bersamaan. Dia masuk setelah Laras membuka pintu.

Aldi meletakkan ranselnya setelah ditunjukkan kamar yang akan dia tempati. Letak kamar tamu itu di bawah. Dia melihat ruangan itu, suasananya nyaman. Hatinya berpikir, lebih nyaman lagi jika dirinya berada di kamar gadis itu. 

Dia tersenyum sendiri. Aldi segera membersihkan diri dan menggunakan kaus berwarna hijau army tanpa lengan serta celana jeans selutut, kemudian dia ke luar kamar dan menuju ruang tengah.

Dia menyalakan televisi. Saat itu dia berinisiatif untuk membuat teh sendiri. Dia kembali duduk di ruang tengah.

Tiba-tiba dia merasakan tangan Laras menutup matanya. Dia tersenyum, Laras membisikinya sedang melihat apa. Aldi terus tertawa tanpa menjawab pertanyaan itu, dia menyusuri tangan lembut gadis itu.

Bisikan Laras membuatnya bergairah. Suaranya begitu seksi di telinganya. Laras duduk di sebelahnya. Dia bergabung dengan Aldi yang asyik melihat televisi. Laras tertawa melihat teh hangat yang dibuat kekasihnya itu. 

Dia lupa membuatkan minuman untuk Aldi. Dia senang ketika Aldi membuatnya sendiri, kendati dia tahu minuman kesukaannya adalah cokelat panas. Laras menawarkan, apakah dia ingin dibuatkan minuman itu?

Aldi menggeleng sambil menatap dalam-dalam wajah Laras. Yang dia inginkan hanya menghabiskan waktu yang tersisa dengan gadis itu.

Lusa, wajah itu akan dirindukannya. Aldi tidak tahan, dia segera merengkuh dan membawa tubuh Laras ke dalam pelukannya. Dia melumat bibir gadis itu, Laras juga membalas ciumannya, lidah mereka telah menari dengan liar di dalam sana.

REYNALDI, The Man Who Will Fight For My HonorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang