Setelah membayar semua belanjaan, mereka menuju apartemen. Masing-masing membawa dua buah kantong besar. Setelah meletakkan barang belanjaan, mereka duduk di ruang keluarga.
Laras menatap Aldi yang tampak memejamkan matanya. Dia tahu, seharian ini dia pasti lelah. Laras bangkit, saat itulah tangannya ditarik lelaki itu.
"Kau mau ke mana manis?" katanya seraya memagut bibir gadis itu.
Laras yang terkejut dengan tarikan tangan Aldi terjatuh dipangkuan lelaki itu. Aldi telanjur mendekapnya, bahkan dia tidak sempat menjawab pertanyaannya.
Laras membalas ciuman itu. Sejujurnya, sehari itu dia merindukan kekasihnya. Saat di kampus tadi, dia malu jika harus mencium Aldi lebih dahulu. Karena itu, saat ada kesempatan Laras tidak menyia-yiakan.
Ciuman itu berubah menjadi liar-saling mengisap lidah pasangannya. Dengan lidahnya, Aldi mengabsen satu persatu yang berada dalam mulut Laras. Ciuman berpindah ke leher Laras, gadis itu memberi kesempatan dengan mendongakkan kepalanya memberi ruang pada Aldi untuk menciumnya.
Saat tangan lelaki itu mulai nakal, Laras segera berdiri guna menghindarinya. Dia langsung berlari menuju dapur guna membuatkan minuman untuknya. Aldi memandang kesal pada sikap Laras. Namun dia tahu, gadis itu berusaha menjaga diri.
Akhirnya dia menyalakan televisi. Tidak lama, Laras memberinya segelas cokelat panas. Dia tersenyum sambil mengucap terima kasih. Di luar cuaca menjadi dingin, angin musim gugur mulai menyelimuti kota Massachusetts. Setelah beberapa saat, Laras bangkit seraya mengatakan ingin mandi.
Saat Laras mandi Aldi berkesempatan untuk masak nasi. Dia ingin membuatkan nasi hainan untuknya. Dia tahu, Laras sangat menyukai masakannya. Kendati lelah, dia berusaha memberikan yang terbaik. Aldi meracik bahan makanan yang dia beli sore tadi.
Nasi hainan dengan irisan daging bebek hampir selesai. Aroma menggoda tercium ke seluruh ruangan. Saat hampir selesai, Laras muncul. Dia mengenakan tanktop berwarna hitam dengan celana hot pants dan rambut yang dikuncir asal-asalan. Darah lelaki itu berdesir melihat penampilannya. Napasnya sedikit sesak.
"Harum sekali, kau masak apa?"
"Nasi hainan, spesial untukmu." Wajah Laras merona. "Biar ku teruskan, lebih baik kau mandi," katanya menawarkan diri. Aldi menuruti.
Sekitar dua puluh menit dia selesai mandi dan segera menuju ruang makan. Dia melihat Laras sedang menghidangkan nasi hainan yang dibuatnya di meja makan. Lalu menuang jus jeruk ke dalam dua buah gelas.
Mereka makan bersama. Aldi berpindah tempat duduk berada di samping Laras. Sikapnya sangat manja. Dia tidak ingin makan sendiri, melainkan disuapi oleh Laras, gadis itu tersenyum sambil menggelengkan kepala. Namun akhirnya, dia menuruti keinginan Aldi yang minta disuapi hingga habis.
"Bagaimana jika aku pulang nanti?" katanya membayangkan Aldi yang akan dia tinggal. "Aku tidak ingin membayangkannya, setidaknya hingga dua minggu ke depan aku bisa selalu bersamamu," katanya seraya menatap wajah Laras sambil menyentuh hidung mancungnya.
***
Malam itu Aldi menghabiskan waktu dengan ngobrol berdua sambil melihat televisi. Ada banyak bahan cerita yang mereka bicarakan. Waktu yang tersisa mereka pergunakan dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Kepalanya dia rebahkan di pangkuan Laras sambil sesekali memainkan rambut panjang gadis itu. Laras membelai rambut hitam Aldi yang lebih panjang. Terus terang dengan rambut seperti itu, Aldi semakin terlihat tampan.
Akhirnya, lelaki itu bangkit. Aldi berjalan menuju kamarnya. Tak lama, dia keluar seraya membawa sesuatu yang ada di belakang tangannya. Kemudian, dia duduk menghampiri gadis itu seraya mematikan televisi. Laras yang terkejut bertanya, mengapa televisinya dimatikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNALDI, The Man Who Will Fight For My Honor
Romance[🔥WARNING 21+] Dia sangat mencintai istrinya. Cinta yang tulus dan murni seluas samudra. Tapi, ketika istrinya mengkhianati masihkah ada kata maaf darinya? Ujian cinta baru mereka hadapi setelah menikah. Akankah mereka bisa melalui segala prahara d...