32

153 12 2
                                    

"Aku tidak bisa melupakanmu Laras, sampai kapan pun," katanya.

Laras tidak peduli, dia segera menekan tombol start dan menjalankan mobil. Dalam perjalanan, ia ingin menangis. Mengapa kebahagiaannya saat ini harus terusik oleh kehadiran Calvin?

Sepanjang perjalanan, wajah Aldi terus terbayang di pelupuk matanya. Bayang-bayangnya sangat jelas. Tak lama, mobil itu masuk ke universitas di mana Aldi menuntut ilmu. Laras tidak turun dari tempat parkir.

Dia meraih ponselnya. Mengatakan bahwa dirinya sudah tiba. Tak lama Aldi membalasnya, dalam lima menit dirinya akan ke sana. Laras membuka pintu dan berpindah tempat duduk.

Dia meraih compact dari dalam tasnya dan memoles tampilan makeupnya kembali. Laras juga menambah sedikit polesan lipstiknya. Setelah selesai, dia memainkan ponselnya. Tak lama, pintu mobil dibuka, Aldi tersenyum padanya sambil mencium pipi kirinya.

Posisi setir mobil yang berada di sebelah kiri memang membuat mereka harus menyesuaikan dengan kebiasaan orang Asia yang membawa mobil pada setir kanan.

Aldi melihat ke jok belakang karena banyaknya belanjaan Laras. Ia berencana mengajak kembali ke mal. Laras sudah tidak bersemangat, dia mengatakan sebaiknya mereka kembali ke apartemen.

Aldi bermaksud membelikan Victoria parfum, Laras mengatakan bahwa dirinya sudah membelikan parfum untuk calon mertuanya. Aldi tersenyum karena mengerti akan maksudnya.

Saat tiba, Aldi membantu membawakan barang belanjaan Laras yang luar biasa banyak. Mereka sampai harus kembali dua kali untuk membawanya.

Setelah menutup pintu Laras menjatuhkan diri di sofa ruang tamu, Aldi melihat dirinya sangat lelah. Laras memejamkan mata sejenak ketika dirinya bersandar di sofa. Aldi bangkit memberikan air putih untuknya.

Ia menyodorkan gelas yang berisi air putih yang segera diteguk Laras dengan cepat. Dalam hati lelaki itu berkata, pasti Laras kelelahan setelah seharian shopping.

"Kakiku pegal," katanya kemudian. Aldi membantu Laras melepas high heelsnya, kemudian memijit kaki gadis itu. Laras tersenyum, dia merasa tersanjung saat Aldi melakukan hal itu.

Aldi mengangkat kakinya dan mulai memijit. Ia memejamkan mata, pijatan Aldi sangat enak, entah karena kelelahan, Laras tertidur. Aldi yang melihat hal itu tersenyum, rupanya Laras menikmati pijatannya.

Akhirnya, Aldi membopong tubuh Laras menuju kamar. Dia meletakkan tubuh itu secara perlahan. Dia memandang wajah cantik itu dan menciumnya.

Aldi memutuskan berjalan menuju sofa ruang tamu. Di sana dia menyalakan televisi, berjalan menuju kulkas dan mengambil buah apel dan langsung menggigitnya.

Dia menikmati buah itu sambil terus melihat televisi. Tak lama, matanya terasa berat, dia ikut tertidur.

***
Lembayung Senja
8 November 2020  

REYNALDI, The Man Who Will Fight For My HonorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang