19

150 27 11
                                    

Malam itu setelah pulang kerja, Aldi menuju kamarnya. Dia sangat lelah, hingga menjatuhkan diri pada tempat tidur yang ada dihadapannya. Sesaat ia membersihkan diri. Setelah selesai, dia membuka laptop hingga terkejut menerima balasan email.

Email itu berisi mengenai dirinya yang lolos masuk ke Harvard University di Amerika guna meneruskan S-2nya. Dia diterima pada jurusan bachelor of arts in computer science dengan lama kuliah selama empat tahun.

Dia tidak tahu harus bahagia atau bersedih. Aldi memejamkan matanya. Empat tahun adalah waktu yang tidak sebentar dan artinya dia harus bersiap meninggalkan kedua orangtuanya juga Laras di Indonesia. Pikirannya terpecah dua.

Dia telanjur mendaftarkan diri saat Laras menolak cintanya dulu. Dia berharap jika diterima di Harvard, ia bisa menjauh dan melupakan gadis itu. Namun kenyataan yang dia terima berbeda. Dia turun dan mendapati orangtuanya sedang berbicara di ruang keluarga. Ia menceritakan mengenai hal yang baru saja dia terima. 

Theodore dan Victoria memeluknya bangga. Dia mendukung atas semua yang menjadi keputusan putranya. Aldi juga mengatakan bahwa dirinya berat meninggalkan Laras sendiri. Theodore dan Victoria mengatakan, waktu empat tahun tidak akan terasa jika mereka memiliki banyak kegiatan. Laras bisa menyusulnya ke Amerika sesekali jika Aldi merindukannya.

Aldi berpikir ayahnya benar. Tapi artinya, dia akan berpisah sejenak dengan kekasihnya. Hal itulah yang dia pikirkan. Mampukah dia menjalani? Dia seperti tidak yakin atas dirinya sendiri. Victoria mengatakan, mereka berdua bisa menjalaninya. Laras wanita yang baik, dia tentu akan menunggunya.

***

Keesokan harinya, Aldi pergi ke rumah Laras. Dalam perjalanan, dirinya seakan tidak bersemangat. Ingin rasanya dia membatalkan kuliahnya, namun dukungan orangtua dan adiknya memberi pada sebuah keputusan sulit. Sore itu mereka berbincang di rumah Laras. Gadis itu memperhatikan wajah Aldi yang muram.

"Apa apa Al? Apa ada masalah?" Laras seakan mengerti apa yang kini tengah dirasakan Aldi. Laki-laki itu merasa saat inilah waktu yang tepat guna mengutarakan tujuannya.

Sambil menggenggam tangan Laras dia menceritakan bahwa dirinya baru saja di terima di Harvard University dan rencananya akan berangkat sekitar satu bulan lagi. Dirinya merasa berat meninggalkan Laras di Indonesia. 

Dia bertanya, apakah harus membatalkan? Laras menutup mulutnya karena tidak percaya mendengar Aldi diterima di universitas itu, dia tidak menyangka Aldi bisa lolos.

Sewaktu mendengar Aldi pernah kuliah di Cambridge, Laras hampir tak percaya, kini kenyataan memberinya bukti bahwa laki-laki itu memang cerdas dengan diterima di dua universitas terbaik di dunia. Gadis itu memeluk tubuhnya.

"Jangan kau batalkan, teruskan kuliahmu, aku dengan senang hati akan menunggumu di sini. Kau percaya padaku?" katanya memberi semangat. Aldi yang tak kuat menerima kenyataan bahwa dirinya harus berpisah tampak memeluk tubuh gadis itu erat sekali seraya sesekali membelai rambut gadis itu.

"Aku yang tidak sanggup berpisah lama denganmu Ras..."

"Kau tidak perlu takut, aku yang akan berkunjung ke sana."

"Benarkah? Kau mau mengunjungiku?" katanya bertanya tidak percaya. Laras mengangguk. "Kau harus berjanji, bahwa tidak akan berpaling padaku, walau ada laki-laki lain yang berusaha mendekatimu."

"Iya, aku janji..." Laras tahu, Aldi sangat khawatir akan dirinya.

"Aku sudah terbiasa sendiri, bukankah aku juga jauh dari orangtuaku? Kau tahu aku bisa melewatinya bukan?" katanya kemudian. Aldi mengangguk.

REYNALDI, The Man Who Will Fight For My HonorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang