17

148 29 7
                                    

Siang itu, Aldi menatap heran pada motor Ducati berwarna hitam yang terparkir di depan rumah Laras.

Dia segera masuk ke dalam rumah itu begitu mendengar suara jeritan dari dalam. Awalnya dia menuju pintu depan, namun terkunci, kemudian dia berlari menuju garasi yang ternyata tidak dikunci begitu mendengar jeritan itu semakin keras.

Di lantai dua, dia melihat Calvin sedang berusaha melakukan perbuatan yang tidak sepantasnya terhadap Laras. Lelaki itu segera menghajarnya, dia mendaratkan pukulan di wajah dan perut Calvin.

Amarah bahan bakar tenaganya saat menghajar Calvin. Darah segar terlihat mengalir dari hidung Calvin, dia segera pergi. Laras menangis sejadinya dipelukan Aldi.

"Ya Tuhan, Laras....." katanya seraya mengusap kepala gadis itu. Masih dalam tangisannya dia menggelengkan kepalanya. Laras tidak dapat berkata-kata, hanya tangisan yang mewakili perasaannya.

Aldi mengerti dan membiarkan gadisnya itu menumpahkan segala perasaan yang tengah dialaminya. Dia merasakan kemejanya basah oleh air mata Laras.

Berengsek kau Calvin, aku akan membuat perhitungan denganmu! kata Aldi dalam hati seraya menahan amarah. Aldi melihat wajah Laras yang sedikit memar. 

"Apa yang telah dia lakukan padamu?" katanya seraya mengusap anak rambut yang berantakan di kening gadis itu. 

"Dia berusaha melakukannya lagi," kata Laras terbata.

Sebenarnya, dia tidak sanggup melihat wanita yang disayanginya itu terluka, namun dia harus mengetahui perbuatan apa yang telah lelaki itu lakukan. 

"Dia memukulmu?"

Air mata Laras kembali meleleh, kali ini semakin deras, Aldi segera membantu mengusap dan kembali memeluknya.

"Kita ke rumah sakit," katanya. "Untuk apa?" tanya Laras.

"Kau harus divisum, aku akan menyeret dia ke pengadilan," kata Aldi.

"Tapi--" kata-katanya terputus.

"Kau tidak usah takut, aku ada bersamamu dan tidak rela melihat wanita diperlakukan seperti ini," katanya berusaha meyakinkan gadis itu.

Aldi membantu Laras bangkit. Laras terduduk di tepi ranjang. Lelaki itu membantu membersihkan wajah Laras dengan hati-hati, gadis itu meringis menahan sakit.

Mata lelaki itu berkaca-kaca. Laras dapat melihatnya dengan jelas. Tapi, jika diperhatikan lebih dalam, ada sorot kemarahan yang terpancar di dalam sana hingga ia tidak berani menatapnya berlama-lama.

Dalam mobil, Aldi tidak banyak bertanya. Gadis itu lebih banyak diam, dia tahu Laras kembali merasa trauma pada sebuah kejadian di masa lalunya. Sesaat Aldi menghubungi seorang dokter di rumah sakit.

Saat tiba, Aldi membawanya masuk ke ruang dokter. Dokter Sandri membantu melakukan visum saat melihat luka memar di wajah gadis itu. Saat Laras selesai observasi serta visum, dokter Sandri mengajaknya berbicara.

"Laras mengalami trauma psikis Rey," katanya menjelaskan. Dia mengatakan hal itu karena pengalamannya beberapa kali menangani korban perkosaan dan pelecehan seksual terhadap wanita.

"Bagaimana proses penyembuhannya dokter?"

"Dengan terapi dan dia harus dirawat beberapa hari." Aldi menatap dokter Sandri hingga berkata, "Lakukan yang terbaik dokter," seraya menatap matanya. Dokter Sandri mengangguk.

***

Laras dirawat di rumah sakit selama beberapa minggu. Awalnya dia menolak, namun setelah Aldi menjelaskan, dia mengalah. Sejujurnya, dirinya sangat shock menerima perlakuan Calvin. Dia tidak mengira jika Calvin berani mengulangi kejadian beberapa tahun lalu.

Kebenciannya terhadap lelaki itu kian bertambah. Baginya, itu bukan cinta, melainkan nafsu. Setiap hari Aldi terus menemaninya. Saat Demi dan beberapa rekan sesama model berkunjung, Aldi menjelaskan.

Beberapa kali terdengar umpatan yang ditujukan pada Calvin. Demi dan beberapa rekan Laras menyarankan agar melaporkan Calvin ke polisi. Aldi mengangguk setelah visum terhadap Laras keluar.

Rencananya, jika Laras pulih, dia akan membantu membuat laporan. Nadeera sangat mensupport Laras dalam kasusnya kali ini. Aldi tak pernah sedikitpun beranjak dari rumah sakit hingga akhirnya, gadis itu diperbolehkan pulang.

Ia menyewa beberapa bodyguard saat akan keluar dari rumah sakit. Dari pengalaman, dia sempat merasakan sulitnya keluar dari rumah sakit jika ada berita yang menghebohkan mengenai Laras, ia sempat membaca berita mengenai Laras yang tengah viral. Benar saja, saat akan keluar dari rumah sakit, beberapa orang wartawan tengah menunggu kehadiran mereka.

Aldi turut membantu menjawab pertanyaan yang ditujukan pada Laras, kemudian mereka segera pergi. Beberapa bodyguard yang disewa berhasil melindungi mereka dari kejaran wartawan. Mereka masuk ke dalam mobil. Tak lama mobil melaju pergi.

***

Aldi mencari tahu siapa Calvin lebih dalam dan mengapa laki-laki itu tetap menginginkan Laras kendati hubungan di antara mereka telah berakhir. Tujuannya satu, memberinya pelajaran melalui kasus kemarin.

Setelah kejadian itu, Aldi mengajak Laras melakukan visum, bukti inilah yang akan dia gunakan untuk menyeretnya ke pengadilan. Laras memasukkan berkas laporan atas tindakan penganiayaan dan percobaan perkosaan terhadapnya yang dilakukan oleh Calvin yang dibantu Aldi.

Sebenarnya Laras tidak ingin melaporkan penganiayaan itu, namun Aldi dan beberapa rekan sesama model dan keluarganya menyarankan hal tersebut.

"Aku tidak ingin bertemu dengannya lagi Al, bahkan di pengadilan nanti," kata Laras saat Aldi berusaha membujuknya untuk melaporkan kasus tersebut.

"Kau harus bisa Laras, inilah satu-satunya cara untuk memberinya pelajaran, aku tidak bisa menjagamu setiap saat dan tidak ingin kejadian kemarin terulang lagi. Pengacaraku akan mendampingimu," katanya seraya menatap wajah gadis itu.

Laras yang trauma dengan masa lalunya berusaha menguatkan hati. Akhirnya dia menangis dipelukkan Aldi sambil meremas kemeja laki-laki itu. Aldi membenamkan kepalanya di rambut gadis itu. 

***
Lembayung Senja
2 Oktober 2020

REYNALDI, The Man Who Will Fight For My HonorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang