55

129 7 2
                                    

Keesokan harinya Laras tengah bersiap. Dia telah melakukan janji dengan dokter Ken, saat dirinya sedang merias diri, Vladimir masuk. Dia tersenyum mendapati Laras di kamar itu. "Aku mandi sebentar ya."

Wanita itu mengangguk. Sekitar dua puluh menit kemudian Vladimir selesai. Dia berganti pakaian di depan lemari, Laras tidak ingin melihatnya, karena lelaki itu hanya mengenakan pakaian dalam saja.

Vladimir mengenakan celana jeans dengan kaus pas di tubuh berwarna hitam, sangat sempurna memperlihatkan otot-otot tubuhnya yang atletis. Dari pantulan cermin lelaki itu berjalan mendekat padanya, "Sudah siap?" katanya seraya bertanya.

Wanita itu mengangguk seraya berdiri. Laras mengenakan gaun biru tua selutut tanpa lengan yang semakin menambah anggun pesonanya sebagai wanita hamil. Dia membantu Laras turun dari lantai dua rumah itu.

Vladimir mengatakan agar besok kamar mereka pindah ke bawah. Dia mengatakan karena tidak ingin Laras lelah harus turun naik dengan usia kehamilan yang semakin besar.

Vladimir menggunakan Porche 911 berwarna merah saat mengantar Laras menuju rumah sakit. Tak butuh waktu lama untuk menunggu, mereka masuk untuk menemui dokter Ken.

Laras berkonsultasi mengenai perkiraan saat dirinya akan melahirkan, dokter memprediksi sekitar tiga minggu lagi. Seperti biasa, Laras disuruh berbaring untuk melihat kondisi bayinya melalui ultrasonografi.

Vladimir tersenyum saat melihat posisi Faith yang sedikit bergeser turun, ini lebih baik dari posisi bulan lalu. Lelaki itu melihat dengan takjub seraya meremas tangan Laras.

***

Saat mendekati akhir bulan untuk melahirkan, mereka pindah kamar. Vladimir sangat menyayangi Laras dengan tidak ingin membuatnya lelah. Ia juga lebih cepat pulang dari biasanya, dia tidak ingin melewatkan saat-saat yang tidak diduga ketika Laras ingin melahirkan.

Vladimir sering membantu memijat payudara wanita itu agar bisa memproduksi ASI secara berlimpah. Lelaki itu memposisikan dirinya seperti suami Laras dalam melakukan semua.

Pagi itu, saat Laras sedang menyiapkan roti bakar untuk Vladimir dia merasa ada sesuatu yang basah keluar dari pusat dirinya. Wanita itu melihat ke bawah dan menjerit melihat apa yang terjadi.

Vladimir yang berada tak jauh dari dirinya tersentak. Secepat kilat laki-laki itu berlari ke arah dapur, beberapa asisten Vladimir juga turut berlari ke sumber suara.

Vladimir terkejut melihat apa yang Laras alami. Lelaki itu berteriak agar menyiapkan mobil. Vladimir menggendong tubuh Laras dan segera menuju mobil.

"Kau tahan sebentar, aku akan membawamu ke dokter." Beberapa asisten tampak memasukkan tas lelaki itu ke mobil. Dengan hati-hati dia memasukkan tubuh Laras ke dalam mobil.

Tak lama, Mercedes Benz itu telah melaju dengan kencang membelah jalan. Vladimir terus melihat air bening yang keluar di sela-sela paha Laras. Dia sedikit cemas, kepala wanita itu disandarkan ke bahunya seraya mengelus lengan Laras untuk menenangkannya.

"Apakah sakit?" Laras mengangguk lemah. Vladimir meminta sopirnya menjalankan mobil sedikit cepat. Dia mengambil tas yang tak jauh dari sisinya.

Ponsel segera diraihnya, tak lama laki-laki itu tengah berbicara dengan dokter Ken. Dia mengatakan bahwa Laras akan segera melahirkan, setelah itu telepon berakhir. Mereka tiba di rumah sakit dua puluh menit kemudian. Berkali-kali dirinya mondar-mandir di depan pintu. Tak lama, dokter Ken dan beberapa orang dokter lain keluar.

"Bagaimana keadaannya dokter?" tanya laki-laki itu cemas. Salah seorang dokter mengajaknya bicara. Dia menjelaskan bahwa saat ini Laras tidak bisa melahirkan secara normal dikarenakan posisi bayi yang ada di dalam kandungannya terlilit tali pusar, sehingga jalan penyelamatannya adalah melalui operasi caesar. Tanpa berpikir lama, Vladimir menyetujuinya.

REYNALDI, The Man Who Will Fight For My HonorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang