Di apartemennya Aldi menyendiri, hari demi hari dia lalui dengan nelangsa. Ia selalu menunggu kabar dari Laras melalui email. Foto istrinya beberapa hari lalu yang ia kirimkan sudah dicetak dan kini terpampang rapi menghias kamar tidur mereka.
Jika ada lelaki yang paling menderita mungkin dirinya. Kini, genap tujuh bulan Laras pergi meninggalkannya. Di beberapa kota sekitar Amerika tidak ada tanda-tanda kehadiran wanita itu. Seluruh Jerman juga sudah ia cari, namun hasilnya nihil.
Kini Aldi hanya bisa berdoa dan berharap, semoga istrinya selalu sehat dan dilindungi dari perbuatan jahat. Aldi membayangkan betapa sulitnya wanita itu harus hidup sendiri di negara orang.
Rekening Laras juga sudah ditutup, ini terbukti saat enam bulan yang lalu ketika Aldi bermaksud melakukan transfer ke rekening wanita itu ditolak bank. Dia sangat terkejut, apakah sedemikian besar Laras ingin pergi meninggalkannya.
Dia tahu istrinya itu mencintainya dan saat ini bukan hanya dirinya saja yang tengah menderita, wanita itu juga menderita. Kontak batin antara dirinya dengan Laras begitu kuat. Saat mengetahui Laras pergi meninggalkannya, dia kerapkali bermimpi bertemu wanita itu.
Awalnya, wanita itu kesulitan untuk memulai hidup yang baru, namun ada seorang lelaki yang menolongnya, entah mengapa jika selama ini Aldi begitu pencemburu dengan setiap lelaki yang dekat dengan Laras, namun tidak untuk lelaki ini.
Dia juga mendapat pesan di alam mimpi dari seseorang yang mengatakan bahwa dirinya tidak perlu khawatir, karena saat ini Laras tengah bersama dengan seseorang yang benar-benar tulus menolongnya.
Namun yang membuat Aldi khawatir adalah sebelum pergi, orang itu mengatakan agar Aldi terus mencari dan berjuang untuk istrinya, sebab jika tidak, maka dia akan benar-benar kehilangannya. Dia mencoba menerka-nerka apa arti mimpi itu.
Hari itu Aldi berencana untuk pergi ke Rusia. Dia mendapat libur sebanyak lima hari dari kampusnya. Dia memutuskan menyibukkan diri kendati ada waktu luang, sebab jika tidak maka dia akan semakin menderita, Laras terus bermain dalam pikirannya.
Aldi tiba di Sheremetyevo International Airport pukul delapan pagi setelah menjalani hampir sepuluh jam terbang dari Boston. Di Rusia Aldi masih memiliki kerabat dari ibunya. Dia segera menuju rumah di mana kerabatnya berada.
Aldi dijemput oleh sopir keluarga Dmitriev. Tiba di sana, Aldi tidak langsung ke rumah keluarganya, namun dia menuju ke sebuah pemakaman. Di sana terbujur jasad Eveline Chrystal Adeline Vladislav, kekasihnya yang meninggal akibat kecelakaan beberapa tahun yang lalu.
Eveline adalah salah satu kekasih Aldi saat dia masih senior high school. Eveline meninggal dengan cara yang tragis, dia harus meregang nyawa karena sebuah kecelakaan. Kenangan itu sangat menyakitkan.
Itulah mengapa Aldi sempat membenci Tuhan. Dia merasa hidupnya tidak adil, apalagi sejak kepergian Eveline. Lelaki itu berjongkok pada sebuah batu nisan. Aldi mengusap sayang batu nisan itu.
"Apa kabar Eve? Maaf lama tidak mengunjungimu, kau tidak marah bukan?" ujar Aldi dengan bahasa Rusia. Aldi meletakkan sekuntum bunga di pusara Eveline.
Sejenak dia berdoa, kacamata hitam masih bertengger di hidungnya yang mancung. Lama dia terpaku di sana, ketika matahari mulai meninggi, dia memutuskan untuk pergi. Aldi mencium pusara itu sebelum meninggalkannya.
Aldi tiba di rumah keluarga Dmitriev pukul sebelas siang. Dia disambut oleh Madrick sepupunya. Keluarga di Rusia telah mengetahui kepergian Laras. Karena itu Madrick paham mengapa Aldi mengunjungi mereka di sana. Istri Madrick Iana sedang mengandung selama tujuh bulan.
Melihat Iana mengingatkan Aldi pada Laras yang saat ini sedang mengandung anaknya. Namun dia berusaha menerima kenyataan. Aldi berbincang sejenak sebelum dia beristirahat di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNALDI, The Man Who Will Fight For My Honor
Romance[🔥WARNING 21+] Dia sangat mencintai istrinya. Cinta yang tulus dan murni seluas samudra. Tapi, ketika istrinya mengkhianati masihkah ada kata maaf darinya? Ujian cinta baru mereka hadapi setelah menikah. Akankah mereka bisa melalui segala prahara d...