35

142 11 2
                                    

Satu minggu kemudian, Laras dijemput sopir keluarga Theodore. Dia di instruksikan oleh Victoria agar pergi ke salah satu butik perancang terkenal untuk memesan gaun pengantin.

Tiba di sana, Victoria sudah menunggunya, wanita itu tengah sibuk mempersiapkan busana untuk orangtua mempelai. Victoria mencium pipi Laras. Dia segera memperkenalkan salah seorang perancang busana pengantin terkenal di Indonesia.

Laras sudah mengenalnya, mereka tertawa. Tak lama, perancang itu sibuk mengukur tubuh Laras yang segera dicatat asistennya. Mereka membicarakan model gaun pengantin yang Laras inginkan.

Victoria menyerahkan semua pada Laras, wanita itu sangat menghormati keputusan calon menantunya. Sesekali dia memberi masukan. Keluarga Theodore memutuskan menggunakan wedding organizer untuk mengurus seluruh acara pernikahan.

Segala persiapan mereka lakukan. Wedding organizer itu menyiapkan gaun pengantin, konsep acara, daftar undangan, tiket pesawat serta hotel yang akan mereka sewa untuk kerabat dan teman terdekat selama berada di Jerman.

Laras memutuskan memesan gaun pengantin berwarna putih dengan model bahu terbuka yang simple nan elegan. Gaun pengantin itu memiliki ekor sepanjang dua meter yang terbuat dari bahan sutra yang kaya akan model brokat di kedua lengannya. Gaun pengantin yang menggunakan korset di bagian dalam itu semakin memukau, melekat sempurna di tubuh Laras.

Tak lupa perancang busana pengantinnya menggunakan tudung pengantin atau veil yang berwarna senada dengan gaunnya. Selain memberi kesan sakral, veil juga semakin menambah cantik dan anggun mempelai yang memakainya.

Perancang gaunnya mengatakan waktu yang dibutuhkan untuk membuat gaun itu adalah tiga bulan karena dia harus mengimport beberapa jenis bahan dari luar negeri. Laras mengangguk setuju, rasanya dia sudah tidak sabar mengenakannya.

Sementara itu, saat akhir pekan, Aldi menyempatkan diri untuk terbang ke Munich guna memberitahu keluarga mereka. Sebenarnya, orangtuanya sudah memberitahu mereka melalui sambungan telepon.

Namun, tidak ada salahnya jika dirinya menyempatkan diri mengabarkan secara langsung. Apalagi jarak antara Amerika tidak sejauh Indonesia dengan Jerman. Pesawat yang membawa dirinya landing dengan sempurna di Munchen-Jerman.

Aldi disambut keluarga besarnya. Edward Gerrald Rainer, Ellena Helene Dmitriev, Ezperanza beserta suaminya Dylan menyambutnya di beranda rumah mereka.

Mereka berbincangsesaat sebelum masuk ke ruang tamu. Aldi disambut Ezra yang berlari ke arahnya.Ia menangkap tubuh bocah cilik itu ke dalam gendongannya.

Ezra mengatakan bahwa dia rindu sekali pada Aldi. Lelaki itu tertawa disusul tawa seluruh anggota keluarga. Kemudian, mereka membicarakan mengenai rencana pernikahannya dengan Laras di Freiburg-Jerman.

Sebuah kota kecil di wilayah Jerman. Aldi yang sebelumnya telah menceritakan mengenai Laras kepada keluarga besarnya, tampak tersenyum. Rencana menikah di sana merupakan keinginannya dan Laras, dulu-sewaktu dirinya ditolak oleh Laras, dia berjanji akan membawa gadis itu ke kota kelahirannya jika kelak mereka menikah.

Janji itu yang akan dia tepati saat ini. Keluarga besarnya setuju rencana itu. Mereka mengatakan darah Jerman akan terus ada dalam dirinya.   

***

Malam itu Laras baru saja tiba dari sebuah bridal. Setelah mandi, dia merebahkan dirinya di ranjang. Hari itu, dia kembali harus mendatangi bridal tempat di mana dirinya membuat gaun pengantin.

Lima bulan lagi, pernikahannya akan digelar. Orangtuanya mengatakan bahwa mereka akan menikah pada tanggal lima belas Desember. Hal ini yang membuat dirinya bahagia tak terkira.

Akhirnya, bisa juga mereka menikah di bulan itu. Aldi telah diberitahu dan turut menginformasikan keluarga besarnya di Munich. Dia turut bahagia. Untuk resepsi pernikahannya di Jerman nanti, dia menyerahkan pada wedding organizer.

Di samping dirinya masih sibuk kuliah, dia tidak ingin merepotkan keluarga besarnya di Munich kendati dengan senang hati mereka membantu.

Pernikahan antar negara memang tidak mudah. Aldi harus bolak balik menyuruh orang kepercayaannya di Indonesia maupun di Munich guna mengurus segala sesuatunya. Waktunya harus tersita dan fokus pada urusan kuliah. Dia juga harus mengajukan cuti selama dua bulan untuk pernikahannya.

Setelah menikah di Freiburg, Aldi berencana menggelar resepsi pernikahan di Indonesia. Teman-teman dan relasi bisnisnya juga harus mengetahui kabar bahagia itu. Ia juga telah memikirkan mengenai di mana mereka akan tinggal.

Aldi menyarankan pada Laras agar mengikutinya ke Amerika. Mengenai kontraknya di Indonesia, akan dia selesaikan dan jika memang harus membayar pinalti, Aldi akan membayarnya karena dia benar-benar menginginkan Laras ikut bersamanya.

"Aku sudah tidak sabar ingin segera bersamamu Laras..." katanya pada suatu malam saat mereka terhubung melalui telepon. Laras yang mendengar pernyataan itu tertawa.

"Sabarlah Aldi, dalam hitungan bulan kita akan bersama," katanya kemudian. Panggilan malam itu dilakukan melalui video call. Rasa rindunya jangan ditanya. Dia benar-benar telah jatuh cinta pada gadis itu.

Aldi bertanya sudah sejauh mana persiapan Laras di Indonesia. Laras menjelaskan bahwa gaun yang dipesannya jika tidak ada halangan akan selesai dalam waktu dua bulan.

Dia juga mendapat laporan bahwa wedding organizer di Indonesia telah mendapat tempat guna persiapan rencana resepsi pernikahan mereka.

Sebuah ballroom di wilayah Jakarta Selatan yang berada di tengah kota akan mereka gunakan guna melaksanakan resepsi pernikahan. Aldi minta maaf tidak bisa turut membantu menyiapkan acara tersebut.

Laras tersenyum dan mengatakan tidak masalah. Justru gadis itu mengatakan agar Aldi tetap fokus pada kuliahnya. Sebab ia menginginkan agar kuliahnya cepat selesai.

***
Lembayung Senja
21 November 2020 

REYNALDI, The Man Who Will Fight For My HonorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang