Hari itu Aldi diizinkan pulang. Keluarga sudah menjemputnya. Theodore membawa tiga buah mobil karena hampir seluruh keluarganya menjemput Aldi.
"Banyak yang sayang padamu Al," bisik Laras ke telinga Aldi.
"Termasuk kau juga," kata Aldi.
Laras mengangguk. Dia membantu mendorong kursi roda Aldi. Sebelum meninggalkan rumah sakit Theodore dan Victoria tampak berbincang pada dokter yang telah merawat putra mereka. Mereka berjabat tangan dan tak lupa mengucapkan terima kasih.
Saat keluar dari rumah sakit, banyak wartawan yang sudah menunggu mereka. Wartawan itu tengah menanti Laras. Kursi roda di ambil alih Dommy. Beberapa security dan bodyguard keluarga Theodore melindungi gadis yang sedang di wawancara itu.
Laras segera memberi keterangan bahwa Aldi sudah pulih pasca operasi. Dia menceritakan kejadian yang menimpanya. Keluarga Aldi memperhatikan dari jauh seraya menunggu mobil tiba.
"Mbak Laras terkenal Mas Rey," bisik Dommy di telinga Aldi.
Aldi tersenyum. Sekitar lima menit kemudian dua buah Toyota Alphard dan sebuah Range Rover tiba. Aldi dibantu masuk ke dalam Range Rovernya. Dommy duduk di depan menemani sopir. Aldi dan Laras duduk di tengah. Sementara orangtua Aldi dan beberapa asisten rumah tangga mereka menaiki Toyota Alphard.
Rombongan segera meninggalkan rumah sakit. Dalam perjalanan, Aldi tak henti mengenggam tangan Laras sambil sesekali menciumnya. Laras mengatakan kata 'No' tanpa suara ke arah lelaki itu. Aldi mengangkat alisnya. Saat tiba, pintu gerbang terbuka secara otomatis. Tiga buah mobil masuk secara bergantian.
Laras yang baru pertama kali ke rumah Aldi merasa takjub oleh kemegahan rumah yang dimiliki keluarga itu. Setelah memasuki pintu gerbang, mobil melintasi sebuah taman yang ditengahnya ada air mancur dengan initial nama Theodore dan Victoria. Laras melirik seluruh mobil-mobil yang selama ini Aldi gunakan terparkir rapi di garasi yang cukup luas. Dia tidak mengira, keluarga Aldi sesukses itu.
Laras membantu Aldi turun dari mobilnya. Lelaki itu tertatih serta meringis menahan sakit pada bekas luka operasinya. Laras yang melihatnya segera mengarahkan menuju kursi roda. Gadis itu mendorong kursi roda menuju ruang besar yang berada di sana. Sebelum masuk, ada dua buah patung berornamen Bali menghias pintu masuk.
Di dalam, ada beberapa lukisan serta keramik Cina berukuran sekitar dua meter. Sofa ruangan itu sangat besar. Di tengahnya terdapat lampu kristal yang menjuntai dari langit-langit rumah yang tinggi. Di sana juga terdapat grand piano berwarna hitam berada di tengah ruangan yang berlatar belakang dinding kaca yang besar. Mereka berkumpul di ruang tengah.
"Dad," panggil Aldi kemudian.
"Yes my Son," kata Theodore menoleh pada putranya.
"Rey telah memenuhi janji untuk membawa Laras ke rumah ini," katanya.
"Ya Nak-kau telah menepatinya," kata Theodore.
Laras yang mendengarnya, merasa terharu. Rupanya, Aldi pernah berjanji pada orangtuanya untuk membawanya ke sini. Dia tersenyum bahagia dan mengelus pundak laki-laki itu. Merasakan keseriusan Aldi padanya. Setelah berbincang selama setengah jam, Aldi mengajak Laras untuk berkeliling rumahnya. Gadis itu mendorong kursi roda dan menyusuri rumah Aldi yang luas. Dia juga melihat lapangan tenis di samping rumah yang berdampingan dengan kolam renang yang dihiasi banyak tanaman. Bunga-bunga di taman itu begitu indah.
"Orangtuamu sangat sukses Al, kau tidak pernah menceritakannya. Kau memang sederhana," puji Laras. Mereka duduk di tepi kolam renang.
"Laras..." kata Aldi seraya menggenggam tangan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNALDI, The Man Who Will Fight For My Honor
Romance[🔥WARNING 21+] Dia sangat mencintai istrinya. Cinta yang tulus dan murni seluas samudra. Tapi, ketika istrinya mengkhianati masihkah ada kata maaf darinya? Ujian cinta baru mereka hadapi setelah menikah. Akankah mereka bisa melalui segala prahara d...