4.

280 87 5
                                    

Pesawat yang membawa Laras tiba di Lombok International Airport pukul lima sore. Saat Laras mengaktifkan ponselnya, beberapa pesan whatsApp muncul namun dari Aldilah yang mencuri perhatiannya. 'I Miss You' begitulah pesan singkat itu tertulis. Laras tersenyum.

Dia segera mengetik kabar bahwa dirinya baru saja tiba. Aldi mengatakan akan menghubungi setelah tiba di hotel. Laras setuju. Saat itulah mereka dijemput oleh sopir yang menuliskan namanya di sebuah kertas. 

Perjalanan dari bandara ke hotel tempat mereka menginap sekitar setengah jam. Saat masuk hotel, Laras melihat interior hotel yang megah. Saat tiba dikamarnya, dia melepas sepatunya. Meraih ponsel dan mengetik sebuah pesan bahwa dia telah tiba di hotel. Aldi menepati janjinya. Tak lama ponsel Laras bergetar. Dia tersenyum dan segera menerimanya.

"Halo Sayang," katanya menyapa lebih dulu. Dari seberang Aldi tersenyum mendengarnya.

"Halo Sayang, kau sudah di hotel? Jangan lupa makan karena besok jadwalmu padat," kata Aldi. 

Seandainya bisa, ingin rasanya dia masuk ke dalam ponsel dan keluar di samping gadis itu. Mencurahkan kerinduan yang baru beberapa jam ditinggal pergi kekasihnya. Laras mengatakan untuk bersabar. Sebab dirinya bekerja dan akan fokus dalam menyelesaikan pekerjaan.

Aldi mengerti, dia mencoba bersabar seperti saran kekasihnya. Percakapan berlangsung selama satu jam hingga akhirnya, Laras harus mengakhiri karena akan pergi makan malam bersama Demi dan suaminya. Aldi mengerti, percakapan berakhir.

***

Saat makan malam di sebuah restoran, Laras mendapati hal yang tidak dia inginkan. Mereka bertiga sedang berbincang mengenai acara pemotretan ketika seorang lelaki tiba-tiba menyapanya.

"Halo Laras, apa kabar? Senang bisa bertemu denganmu," Laras sangat mengenal suara itu. Ia segera menoleh ke sumber suara.

Suara laki-laki yang sangat dikenalnya. Pandangan mereka bertiga tertuju pada laki-laki tampan melebihi seratus delapan puluh sentimeter yang mengenakan kemeja biru tua dan celana hitam dengan senyum yang menawan ke arah mereka. Laras benar-benar tidak menyangka akan bertemu Calvin di tempat itu. Demi dan suaminya berpandangan.

"Calvin, sedang apa kau di sini?" tanya Laras. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan mantan kekasihnya di tempat itu.

"Aku ada pekerjaan dan sangat beruntung bisa bertemu denganmu di sini Sayang," katanya seraya tidak berhenti memandang wajah cantik Laras dengan mata elangnya.

"Calvin, tolong tinggalkan kami," kata Laras. Calvin yang mendapat penekanan suara dari Laras menyadari bahwa gadis itu sedikit marah padanya. Dia segera berlalu, namun sebelum pergi, dia mengatakan akan mencari Laras. Tiffano yang mengetahui hal itu berdiri dan memperingatkan Calvin agar jangan mengganggu Laras. Calvin beranjak pergi dengan senyum sinis ke arah lelaki itu.

***

Demi menggeser tempat duduknya, guna menenangkan Laras. Ia mengusap-usap punggung gadis itu. Mata Laras berkaca-kaca, dia teringat kekasihnya, seandainya Aldi ada di sini, dia pasti sudah melindunginya. Diam-diam dia merindukan lelaki itu.

"Tenang Laras, tidak akan ada yang mengganggumu," kata Demi menenangkan.

"Aku takut Dem," katanya kemudian. "Tidak ada yang perlu kau takutkan, karena ada kami, ada suamiku yang berusaha melindungimu," katanya.

Tiffano yang sedari tadi diam, turut merasakan ketakutan gadis itu. Setidaknya, dia mengetahui masa lalu gadis itu bersama Calvin. Dia turut membantu menenangkannya.

REYNALDI, The Man Who Will Fight For My HonorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang