Hari itu Vladimir pulang pukul delapan malam. Laras tengah melihat televisi saat dirinya masuk ke kamar, lelaki itu tersenyum. Laras turun dari tempat tidur, dia membawakan tas kerja lelaki itu. Vladimir mencium keningnya. "Kau sudah makan?"
"Belum," kata Laras.
"Aku mandi dulu ya, setelah itu kita makan malam bersama." Laras mengangguk. Vladimir pergi ke kamarnya untuk mandi.
Laras tersenyum, kendati dia sudah pindah kamar, jika mandi Vladimir tetap melakukan di kamarnya. Mungkin dia tidak ingin menganggu Laras jika sewaktu-waktu dirinya membutuhkan kamar mandi itu.
Sekitar dua puluh menit kemudian Vladimir masuk kembali, dia mengajak Laras untuk turun dan makan.
"Besok kita ke fashion fish outlet mal," katanya menjelaskan. Laras menatap laki-laki yang sedang menikmati makanan itu di hadapannya, setahu dirinya tempat itu adalah sebuah mal elite yang berada di Schonenwerd yang memiliki banyak merek terkenal yang mendunia. "Kita ke mal biasa saja Vladi."
"Tidak Laras, aku biasa ke sana, di sana ada banyak toko yang menjual perlengkapan bayi." Kemudian, mereka melanjutkan makan.
Mereka baru kembali ke kamar sekitar pukul sepuluh malam. Laras menggosok giginya sebelum tidur. Saat keluar Vladimir sudah berada di atas ranjang sambil melihat televisi.
Laras telah mengganti bajunya dengan baju tidur berbentuk gaun yang memiliki panjang hingga lutut berwarna biru lembut. Vladimir tersenyum melihatnya.
"Kau sangat cantik," pujinya saat dirinya naik ke tempat tidur. Laras memposisikan dirinya pada sandaran tempat tidur. Dia hanya tersenyum saat mengomentari pujian Vladimir dan turut larut melihat televisi.
Vladimir mendekat pada Laras, dia meraih kepala wanita itu dan menciumi rambut panjang Laras yang harum dan berwarna kecokelatan. Jantung Laras berdegup kencang saat merasakan bulu halus dada Vladimir menyentuh pipinya.
Vladimir terbiasa tidur dengan bertelanjang dada. Sama-samar Laras mendengar degup jantung Vladimir yang sama dengan dirinya. Namun sikap lelaki itu sangat tenang seakan berusaha menyembunyikan degup jantungnya yang bisa dengan jelas ia dengar.
Akhirnya Laras hanya bisa memejamkan mata. Berusaha membayangkan bahwa dada bidang itu adalah milik Aldi.
Laras tertidur di dada bidang Vladimir, lelaki itu menyadarinya setelah mendengar napas Laras yang teratur, dia tersenyum seraya membelai rambut wanita itu.
Dia tidak bisa membayangkan jika dirinya tidak bertemu wanita itu, mungkin saat ini Laras sendiri dengan kehamilan yang semakin membesar. Vladimir tidak bermaksud mencampuri rumah tangga wanita itu, dia hanya bisa menyarankan agar menyelesaikannya, dan akan menunggunya di Swiss.
Namun Laras bergeming, akhirnya laki-laki itu hanya bisa menunggu. Vladimir turut tertidur dengan Laras yang tetap berada pada dadanya yang bidang.
***
Pagi itu mereka tengah bersiap. Hari itu Vladimir mengajak Laras mengunjungi fashion fish outlet mal. Mereka berangkat sekitar pukul sepuluh pagi setelah sebelumnya Vladimir menghubungi sekretarisnya yang mengatakan bahwa hari itu dia tidak masuk kantor.
Laras terdiam dalam mobil yang dikendarai Vladimir. Dia larut dalam pikirannya sendiri. Perutnya sudah semakin membesar, usia kandungannya sudah delapan bulan, selama itu pula dia sangat merindukan suaminya.
Suami yang dia tinggalkan atas kemauannya sendiri, yang saat ini perasaan ingin bertemu semakin menyiksanya. Apakah yang harus dia katakan nanti jika suatu hari mereka bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNALDI, The Man Who Will Fight For My Honor
Romance[🔥WARNING 21+] Dia sangat mencintai istrinya. Cinta yang tulus dan murni seluas samudra. Tapi, ketika istrinya mengkhianati masihkah ada kata maaf darinya? Ujian cinta baru mereka hadapi setelah menikah. Akankah mereka bisa melalui segala prahara d...