Pagi itu Aldi sarapan bersama di rumah Laras. Dia sengaja berangkat ke kantor agak siang karena ingin mengantar Laras ke bandara.
Sekitar pukul delapan, mereka berangkat. Selama perjalanan, Aldi tidak melepas tangan kekasihnya. Remasan demi remasan dia lakukan. Kemudian, dia mengeluarkan amplop putih dari saku jasnya.
"Ini untukmu," katanya. Laras bertanya,
"Apa ini?" katanya seraya memperhatikan amplop tebal itu.
"Bukalah," katanya kemudian. Laras membuka amplop itu dan melihat banyak sekali uang Ringgit Malaysia pecahan RM100.
"Aldi-ini banyak sekali...."
"Tidak apa, itu untuk jajanmu di sana." Laras tersenyum seraya mengucapkan terima kasih dan mencium pipi kiri kekasihnya. Saat tiba di bandara, Aldi tetap menemaninya saat telah selesai check in. Aldi bergabung dengan beberapa rekan Laras.
Sebelum boarding, Aldi menarik Laras menjauh dari mereka. Di sudut sebuah ruangan, ia berbincang dengannya, menasihati gadis yang ada di hadapannya dengan menatapnya dalam-dalam. Laras beberapa kali mengangguk tanda mengerti.
Kemudian, mereka berpelukan dan Aldi mencium Laras. Mereka tidak mempedulikan tatapan orang yang memperhatikan mereka. Beberapa orang senang melihat live show sepasang kekasih itu. Kemudian Aldi melepas ciuman itu seraya mengusap bibir serta pipi gadis itu.
Mereka berjalan mendekati rombongan yang siap boarding. Beberapa teman Laras menggodanya. Aldi tersenyum saat mendapati dirinya tak luput dari godaan beberapa teman Laras atas hal yang baru saja mereka lakukan.
Ia menatap kepergian Laras dengan tatapan haru. Sebelum menghilang, Laras melambaikan tangannya. Aldi membalas lambaian itu. Tak lama, lelaki itu menghubungi seseorang.
"Kau awasi kekasihku. Ingat, aku tidak ingin terjadi apa-apa dengannya. Dan perhatikan, apakah Calvin ada di sana," katanya.
***
Tiga hari adalah waktu yang Aldi rasa cukup lama dan membosankan. Selama itu pula dia membenamkan dirinya dalam pekerjaan sehingga rasa sepi dan bosan yang kerap menghantui tak lagi dirasa. Orang suruhannya setiap hari selalu memberi kabar tentang keberadaan Laras dan disertai foto yang diambil secara candid.
Aldi puas terhadap kinerja mereka. Tidak sia-sia ia membayar dua orang kepercayaannya. Setiap dua jam, mereka melaporkannya. Dia juga tidak mendengar kabar bahwa Calvin tidak ada di sana. Jika laki-laki itu memang berada di sana, maka dia akan menyuruh dua orang tersebut agar lebih memperketat penjagaan.
Dalam acara fashion show yang diadakan, dua orang itu turut hadir. Aldi membayar mahal harga tiket untuk mereka, baginya harga tidak masalah selama itu berhubungan dengan Laras.
Tiga hari telah berlalu, tiba saatnya waktu yang dinanti. Pesawat yang membawa Laras dijadwalkan tiba di Jakarta pukul tujuh malam.
Aldi sengaja keluar dari kantornya lebih awal agar bisa menjemput gadis itu. Sejak pukul enam sore dia telah tiba di bandara dan menunggu kedatangan Laras sambil sesekali melihat boarding sign yang tertera pada penerbangan International. Saat pengumuman bahwa pesawat dari Malaysia telah mendarat dengan sempurna, hatinya lega.
Matanya tak lepas memperhatikan satu demi satu penumpang yang keluar dari gate sembilan. Saat matanya mendapati Laras, dia tersenyum. Rasa rindunya begitu besar. Dia segera berjalan menghampiri gadis itu. Laras yang melihat Aldi berjalan ke arahnya segera berlari berhamburan ke pelukan lelaki itu.
"I miss you," kata Aldi.
"I miss you too, more than you....," kata Laras menjawabnya.
Mereka berjalan mengambil koper dari bagasi pesawat. Laras berpamitan pada Demi dan beberapa teman-temannya sesaat sebelum mereka meninggalkan bandara. Dalam perjalanan, tak henti-hentinya Aldi mencium dan meremas tangan gadis itu.
Kerinduannya begitu mendalam. Jika mau jujur, setelah berkali-kali dia menjalin hubungan dengan beberapa wanita, baru kali ini dia merasakan perasaan cinta yang luar biasa. Dia tidak mengerti mengapa, namun baginya Laras berbeda dari wanita lainnya.
***
Lembayung Senja
27 September 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNALDI, The Man Who Will Fight For My Honor
Romance[🔥WARNING 21+] Dia sangat mencintai istrinya. Cinta yang tulus dan murni seluas samudra. Tapi, ketika istrinya mengkhianati masihkah ada kata maaf darinya? Ujian cinta baru mereka hadapi setelah menikah. Akankah mereka bisa melalui segala prahara d...