"Astaghfirullah Rion!"
Pemuda yang masih memakai seragam putih abu-abunya hanya menatap gadis di sampingnya ini dengan polos sambil menunjukkan cengiran khasnya. "Iya, Belbel, dengan Arion putra yayah Samudera dan buna Adyba di sini."
Bella berdecak kesal, ia memukulkan sendok yang dipegangnya ke kening Rion dan langsung dibalas umpatan oleh lelaki itu.
"Rion, masih kecil gak boleh ngumpat!"
Rion mengusap-usap keningnya, ia menatap tajam gadis ke di depannya. "Belbel jahat amat sih."
"Ya siapa suruh gangguin gue mulu."
Rion menelungkupkan kepalanya di lipatan lengannya, menatap gadis itu dari samping. "Gue gabut."
"Terus?"
"Dasar gak peka!"
Gerakan jari di atas keyboard itu terhenti, ia menatap Rion. "Ya terus gue harus apa? Jungkir balik? Salto? Kayang? Stand up di depan biar ngehibur lo gitu? Lagian punya HP bagus gak dimanfaatin."
Rion melemparkan ponsel yang baru saja ia keluarkan dari sakunya ke Bella. "Liat noh, habis baterai."
"Bilang kek dari tadi mau minjem HP gue, gengsi amat tinggal ngomong gitu doang." Bella mengeluarkan ponselnya dari tas dan memberikannya ke lelaki itu.
Rion dengan senang langsung memainkan ponsel Bella, membuka seluruh aplikasi, dan hanya satu aplikasi saja yang tidak bisa dibuka sedari dulu. "Belbel, ini tuh aplikasi apaan sih? Oren-oren, huruf W, dari dulu pasti gak ngebolehin gue buka."
Bella terkekeh, pandangannya masih terfokus ke tugas yang sedang ia kerjakan di layar laptop. "Itu dokumen negara, rahasia negara yang sangat-sangat-sangat penting."
Mata Rion memicing, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Bella. "Bokep ya?"
Bella langsung menepuk dengan kencang bahu lelaki di depannya yang membuat perhatian beberapa orang yang ada di cafe menatap ke arah mereka. "Otaknya gak pernah bener!"
"Astaghfirullah, KDRT terus lo mah."
"KDRT gundulmu!"
Rion mengusap bahunya dengan tangan kiri, tangan kanannya masih ia gunakan untuk mencoba membuka pola agar aplikasi itu dapat terbuka. "Jawab dong, dari awal gue megang HP lo kan pasti gak bakalan boleh gue buka."
"Dibilangin dokumen negara yang super duper penting. Mending lo baca-baca chat gue sama Arkan kek, atau buka-buka galeri gue, atau ngapain gitu asalkan jangan itu."
"Ogah, chat lo sama Arkan alay."
Arkan Aditama Putra, pacar Bella yang berprofesi sebagai pilot di salah satu maskapai penerbangan terkenal di Indonesia. Lelaki yang sudah dua tahun berstatus sebagai pacar Bella, tetapi hanya keluarga Rion lah yang tau kalau Bella sudah memiliki pacar. Ia tidak berani mengatakan kepada kedua orang tuanya, orang tuanya super duper protektif, mungkin karena Bella anak satu-satunya.
"Dari pada lo ganteng doang, di deketin cewek males."
"Ya lo, udah dua tahun, tapi masih backstreet, upss canda backstreet."
Bella menjitak kepala lelaki yang lebih muda empat tahun di depannya ini. "Anjing!"
"Wah anaknya pak Bintang udah bisa ngumpat, ayo kita beri selamat dulu."
Bella menghirup nafas panjang, sesabar mungkin ia menghadapi Rion yang bahkan ngeselinnya sudah diturunkan dari DNA. Gen-gen, sel-sel, bakteri, virus, bahkan kuman yang ada di dalam diri Rion mungkin sudah dari sananya emang menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of BERI [Selesai]
Teen FictionMengenal sang tetangga sedari ia kecil membuat kehidupan Arion tidak pernah lepas dari seorang Arabella. Begitu juga dengan kehidupan gadis itu, bayang-bayang Rion dari hidup Bella tidak pernah hilang. "Belbel pendek! Dulu ngejek gue pendek dari pa...