58

2.8K 468 164
                                    

Bella memegang tangan Rion yang berada di atas paha pemuda itu. "Kenapa, sayang? Jangan marah-marah aku gak paham kamu kenapa."

Rion menggeleng, ia turun dari kasurnya dan lebih memilih untuk duduk di karpet yang ada di samping kasurnya. Bella menghela nafas panjang, sebenarnya ada apa? Bella tidak paham situasinya. Sedari tadi Rion hanya diam saja. Di perjalanan Bella menceritakan kegiatannya hari ini, tetapi pemuda itu tetap diam saja.

Bella menatap Rion sejenak yang tengah berkutat dengan game online. Ia menggelengkan kepalanya kemudian beranjak dari kasur. Memasuki walk in closet kamar Rion lalu mengambil salah satu kaos lelaki itu. Ia tidak pulang, karena jelas hanya bibi dan pak Hadi yang ada di rumah.

Ia keluar dari ruangan itu dengan kaos kebesaran milik Rion dan short yang tadi menjadi dalaman rok nya. Baru saja ia akan membuka pintu kamar mandi Rion, tetapi pintu itu terbuka dari dalam menampilkan Rion dengan wajah datarnya.

Bella menggidikkan bahunya saat Rion melewatinya begitu saja. Ah, saat ini ia membiarkan Rion dengan sikapnya dulu, ia lelah hari ini. Setelah mencuci muka dan buang air kecil, Bella langsung keluar kamar.

"Mau ke mana?" Pertanyaan itu langsung di ajukan Bella saat Rion sudah rapi dengan jaket hitam dan juga jeans hitam.

"Keluar dulu."

"Aku sendirian?"

"Letta ada."

"Kerja kelompok."

Dahi Rion mengerut. "Dari mana taunya?"

"Bibi."

Rion menghela nafas kasar. "Kalau kamu mau pulang, pulang aja, ada yang mau aku omongin sama Adrian dan aku gak tau pulangnya kapan."

Bella berlari saat Rion sudah memegang knop pintu. Ia menahan tangan pemuda itu. "Kenapa sih? Bilang kalau ada masalah, jangan diem aja!"

"Gak ada." Rion melepas tangan Bella dari tangannya. "Aku pergi dulu."

Air mata Bella merembes saat Rion menutup pintu kayu coklat yang ada di hadapannya. Ia tidak tau ia salah apa. Ia tidak tau sebenarnya Rion marah karena apa.

Dentingan ponsel dari atas nakas membuat Bella menatap meja kecil itu. Ia berjalan mendekati nakas dan duduk di pinggir ranjang. "Delvi?"

Bella membuka chat antara Rion dan Delvi. Dari foto profilnya Bella langsung menyatakan kalau gadis itu cantik. Cantik khas Jawa ditambah lesung pipi di kedua pipi chubby gadis itu.

"Yon, udah di mana? Takut." Bella membaca chat itu dengan nada bergetar. Jadi, tadi Rion bukannya bertemu dengan Adrian, tetapi bertemu dengan gadis ini? Kenapa pemuda itu berbohong? Bella jujur tidak apa-apa kalau Rion menemui gadis lain kalau memang tujuannya jelas, tapi Rion malah berbohong sekarang.

Bella menggeser percakapan itu ke atas dan satu chat Rion membuat air matanya tidak bisa di bendung.

Arion
Salah siapa tadi gak mau di anterin? Sekarang jadi sakit kan? Apa yang sakit? Kepalanya? Minum obat, cantik, jangan di diemin entar sakitnya malah makin menjadi.

Bella memegang dadanya sendiri. Apa benar itu ketikan Arion? Bella tidak salah lihat kan? Rion jarang menggunakan huruf lengkap seperti itu, lelaki itu malah yang ada sering menyingkat huruf.

Dan tidak bisa di pungkiri, satu fakta langsung menguar di kepala Bella. Mereka tidak punya hubungan. Sekali lagi-- mereka berdua tidak ada hubungan. Jadi, kenapa Bella seperti ini? Mereka dekat bahkan udah hampir satu setengah tahun, tapi nyatanya pemuda itu tidak ada niatan untuk mengikat Bella dengan status hubungan yang lebih dari persahabatan, padahal yang mereka lakukan lebih dari seorang sahabat pada umumnya. Bella tidak mempermasalahkan itu pada awalnya karena memang Rion tidak terlihat dekat dengan cewek lain dan memperlakukan Bella layaknya pacar. Tapi, apakah ini yang ia dapat sekarang?

The Story of BERI [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang