"I'm gonna marry your daughter ....
And make her my wife ....
I want her to be the only girl ....
That I love for the rest of my life ....
And give her the best of me 'til the day that I die, oh ....
I'm gonna marry your princess ....
And make her my queen ....
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen ....
I can't wait to smile,
As she walks down the aisle
On the arm of her father ....
On the day that I,
marry your daughter ....""Lo mau nikahin anak gue?"
Rion memegang dadanya. Ia membalik tubuhnya. "Papa! Ngagetin aja!"
"Lah, kenapa sama lo? Kan gue cuma nanya, Yon."
Rion berdecak, ia berbalik kemudian membuat susu coklat lagi. "Yon pernah denger lagu itu dari HP nya Letta, papa jangan aneh-aneh deh, Yon belum lulus sekolah."
Bintang terkekeh, ia duduk di kursi pantry. "Siapa tau lo ngebet nikah. Jadi ceritanya lo nikah muda kayak di novel-novel gitu."
"Mau nikah sama siapa, pa?"
"Anak gue kan nganggur."
"Astaghfirullah, emang papa mau punya mantu kayak Yon nanti?"
"Mau aja, warisan lo nanti pasti lumayan."
"Ya Allah papa, ngomongnya jujur amat."
Bintang tertawa. "Gak lah, ogah gue punya mantu tukang molor kayak lo. Dulu perasaan kelakuan lo waktu gue gendong masih imut-imut, sekarang udah segede ini aja."
Rion menyengir. "Iya lah, masa Yon gak tinggi-tinggi, bahaya dong."
Bintang hanya mengangguk. Bayi mungil nan ganteng yang dulu di gendongnya sekarang sudah akan lulus SMA. Ah berarti umurnya sudah tambah tua. Secepat itu waktu berjalan.
"Pa, Yon ke kamar Belbel dulu, biar melek tuh anak gadis papa."
"Iya, bangunin aja tuh. Ngebo banget habis shalat subuh langsung tidur. Ketularan virus kebo lo."
Rion memutar bola matanya mendengar itu, padahal selama ini Rion yang tertular virus ngebo Bella.
"Inget, jangan apa-apain anak gadis gue, Yon!"
Langkah Rion terhenti. "Gak mungkin, pa, Belbel udah kayak kakak Yon. Yon juga masih sayang nyawa. Kalau Yon ngapa-ngapain bukan cuma papa yang ngehajar Rion, tapi yayah pasti ngehajar Yon juga."
"Bagus, anak pinter! Dah sana pergi."
"Idih, kok ngusir?"
Mata Bintang membulat. "Lo yang gue usir dari rumah gue, mau?"
"Kok ngegas?"
"Yon! Lo pagi-pagi nguras emosi gue, beneran gue tendang bokong lo!"
Rion terkekeh. "Jangan cepet marah, entar kerutan di muka papa nambah."
"Arion setan emang!"
Rion hanya tertawa mendengar itu. Ia menaiki tangga dan membuka pintu kamar Bella dengan perlahan. Ia berdecak melihat kondisi tidur Bella yang acak-acakan. "Cewek tidur gak ada anggun-anggunnya."
Rion meletakkan nampan yang berisi dua gelas susu ke atas nakas. Ia duduk di pinggir ranjang Bella. Tangannya membenarkan letak baju Bella yang tersingkap hingga membuat perut rata gadis itu terlihat.
"Bella, bangun."
Bella mengerang. Ia menarik tangan yang mengelus pipinya. Dengan tidak berdosanya Bella memeluk tubuh Rion yang saat ini terjatuh di atasnya. "Bella masih ngantuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of BERI [Selesai]
Roman pour AdolescentsMengenal sang tetangga sedari ia kecil membuat kehidupan Arion tidak pernah lepas dari seorang Arabella. Begitu juga dengan kehidupan gadis itu, bayang-bayang Rion dari hidup Bella tidak pernah hilang. "Belbel pendek! Dulu ngejek gue pendek dari pa...