Rion membuka pintu kamar Bella perlahan, di dalam gulungan selimut di sana masih terlihat Bella yang tertidur pulas. Ini sebenarnya masih jam lima, Rion baru saja selesai menunaikan shalat subuh, tapi ia dengan cepat langsung berlari ke rumah samping, tujuannya hanya untuk melihat Bella.
Rion menutup pintu kamar Bella dengan perlahan, takut membangunkan gadis itu dari tidur nyenyaknya. Ia mendekat ke sisi ranjang, duduk di karpet yang ada di bawah ranjang.
"Belbel, Yon dah jomblo loh," bisik Rion sambil tangannya mengelus-elus lembut pipi Bella.
"Yon mau cerita ini semalem eh malah Belbel badmood. Jangan keseringan badmood, Belbel jelek kalau lagi gitu. Atau jangan-jangan Belbel kecapean, ya? Apa perlu Yon ngadu ke yayah biar yayah ngasih tau dokter pengawas Belbel biar Belbel gak banyak kerjaan?"
Rion tersenyum geli sendiri melihat tingkahnya. Ia seperti orang gila yang berbicara dengan orang yang masih sibuk di alam mimpinya. Wajah Bella yang sedang tertidur itu begitu damai, menenangkan.
"Belbel gak mau bangun? Mataharinya aja udah mau muncul loh. Gak malu sama matahari, masa dia muncul duluan dari pada Belbel."
Jari Rion semakin bergerak abstrak di wajah Bella. Kadang jarinya mengelus pipi Bella, kadang mengelus bibir, bahkan kadang mencolokkan jarinya ke lubang hidung Bella.
Dentingan ponsel Bella membuat fokus Rion teralihkan. Ia menjauhkan jarinya dari wajah Bella dan mengambil ponsel yang ada di nakas tepat di sampingnya.
"Arsen?" ucapnya dengan nada bingung melihat notifikasi chat dari Arsen.Dengan tidak berdosanya Rion memencet notifikasi itu sehingga room chat Bella dan Arsen terlihat. Mungkin bagi sebagian orang ini melanggar privasi, tapi bagi kedua orang yang sudah bersama sejak kecil ini hal biasa. Rion bahkan biasa membalas pesan Arkan saat dulu Bella masih bersama lelaki brengsek itu. Dan Bella biasa membalas berbagai chat dari-- entahlah siapa saja.
Arsen
Bell, entar gue jmpt jm 7, lo dh bgn kan?Arabella
Gk ush, gue sm RionArsen
Tumben lo singkat²?Arabella
Masih ngntk, jgn cht lagi, gue msh mau tdrArsen
Jadi, gue gk ush jemput lo? Tp knp mendadak? Semalem kan lo yg mau numpang sm gue?Arabella
Gpp, gue gk enk ngerepotin loArsen
Ouh, ok, tapi gue gk ngerasa di repotin kokArabella
Iya, maaf gk jadi yaArsen
Siip, santai ajaRion hanya membaca chat itu. Ia kembali meletakkan ponsel Bella ke atas nakas. Tujuannya saat ini hanya ingin meneliti lebih lanjut wajah Bella yang memenangkan. Rion kembali menatap lembut Bella. "Bella, oh Bella, kenapa engkau cantik? Macam mana aku tak cantik, emak bapak good looking, emak bapak good looking." Rion menyanyikan itu dengan nada lagu bangau yang ada di Upin Ipin.
Rion berdecak, Bella belum bangun-bangun juga. Ia ingin membangunkan gadis itu, tapi tidak tega. Jarinya akhirnya bergerak di bibir Bella, memainkan bibir itu hingga sang pemilik bibir mengerang. "Astaghfirullah, lo jangan buat adik gue bangun pagi-pagi, Bell."
Baru saja akan berbicara lagi, suara pintu kamar Bella yang terbuka membuka Rion langsung menoleh ke pintu bercat putih itu. "Kenapa, ma?"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of BERI [Selesai]
Teen FictionMengenal sang tetangga sedari ia kecil membuat kehidupan Arion tidak pernah lepas dari seorang Arabella. Begitu juga dengan kehidupan gadis itu, bayang-bayang Rion dari hidup Bella tidak pernah hilang. "Belbel pendek! Dulu ngejek gue pendek dari pa...