39

2.4K 385 111
                                    

Baca sampai akhir, ada pengumuman di bawah

Happy Reading ^^

***

Rion menatap kertas ujian di depannya dengan tidak bersemangat. Biasanya kalau sedang ujian seperti ini Bella pasti pagi-pagi ke rumahnya dan mengajarinya, setelah itu gadis itu pasti akan menyiapkan seragam dan sarapan untuk nya. Tapi, pagi ini, di hari pertama ujian sekolah berbasis nasional ini Bella tidak menyiapkan itu semua, bahkan gadis itu tidak datang ke hadapan Rion.

Rion menghela nafas panjang, ke mana Bella nya? Padahal hari ini jadwal Bella untuk libur. Tadi pagi Bella hanya mengiriminya pesan 'Semangat ujiannya, mbul,' ya, hanya begitu, tidak ada emot maupun yang lainnya. Katanya gadis itu akan tetap menjadi seseorang yang selama ini Rion kenal, tapi apa? Gadis itu berbohong!

Bella menjauhinya selama dua bulan ini. 2 bulan! Dua bulan tanpa kehadiran gadis itu di hari-hari Rion membuat Rion rasanya ingin pindah rumah. Padahal rumah mereka berdampingan, tapi ada saja yang membuat Rion tidak bertemu gadis itu. Ah, tidak, alasan yang benar adalah gadis itu yang menjauhinya. Rion bahkan hampir tiap hari mengunjungi rumah gadis itu, tapi yang ia dapat hanya bibi dan pak Supri. Bella ke mana? Alasan bibi kalau Rion tanyain Bella ke mana jawabannya pasti selalu 'non sekarang pulangnya malem, den' dan masih banyak alasan lainnya.

Rion tau gadis itu pulang lewat dari jam sebelas dengan mobil yang sudah tidak asing bagi Rion karena Rion sering membuntutinya walaupun Bella tidak mau. Rion selama dua bulan ini hanya mengirimi pesan saja kepada gadis itu dan entah berapa jam kemudian Bella baru menjawabnya, entah gadis itu sibuk atau memang sengaja mengabaikannya.

"Arion? Kamu sakit?" Seisi kelas langsung menatap Rion saat mendengar pengawas ujian yang bertanya seperti itu.

Mata Rion mengerjap, ia menggeleng. "Enggak, bu, cuma ada yang ngeganjel aja di pikiran saya."

"Ya sudah, kerjakan. Ini ujian kimia dan waktunya hanya 120 menit untuk 40 soal."

Rion mengangguk. "Baik, bu."

Rion memejamkan matanya sejenak, menghilangkan bayangan Bella dari pikirannya. Dan saat ia membuka mata, tatapannya beradu dengan tatapan seseorang yang menatapnya genit.

"Bangsat, menggelikan," gumam Rion sambil bergidik sendiri.

Dan kalian bertanya masalah bagaimana kabar Ara? Humm, kabar buruknya gadis itu kondisinya masih baik-baik saja. Rion belum ada pemikiran bagaimana cara agar si lontay itu depresi. Mau bagaimanapun Rion tetaplah Rion, seseorang yang hatinya susah kalau berhadapan dengan urusan menyakiti wanita. Walaupun sejujurnya ia sangat, sangat, sangat ingin, tapi ia belum ada ide.

Dua bulan setelah putus dengan Ara, hidup Rion di sekolah seolah dipenuhi dengan tatapan genit Ara. Dan saat di sekolah, Rion lebih memilih untuk berada di markas Terrell ataupun di kantin.

Rion menarik nafas panjangnya kembali. Ia menatap soal-soal pilihan ganda itu dan akhirnya mengangguk. Sudah, ia menyingkirkan sebentar pikirannya dari Bella dan harus fokus mengerjakan ujiannya kali ini.

"Semangat untuk diri sendiri!"

***

"Hai, mantan."

Rion berdecak dengan keras. Rasanya ia ingin sekali melempar sepatu lagi ke wajah Ara. Dan emm, sepertinya penampilan Ara sekarang berubah. Rok yang dulu di bawah lutut sekarang hanya menutupi setengah paha, dan mungkin kemeja sekolah di kecilin hingga membentuk tubuhnya. "Hmm."

The Story of BERI [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang