43

2.7K 430 110
                                    

Rion menatap gundukan tanah di depannya yang masih basah. Tidak ia sangka gadis itu melakukan hal senekat itu. Kabar tentang seorang Aranisa Syelikha yang mati kebakar bersama mobilnya dengan status tersangka sudah tersebar di mana-mana. Di tambah berita mengejutkan di universitas Arsen dan maskapai penerbangan Arkan, membuat berita tentang mereka bertiga semakin bermunculan. Mereka bukan keluarga biasa, Ara memiliki hubungan saudara dengan kedua Ar itu. Arsen dan Arkan merupakan kakak sepupu Ara.

"Ra, Ra, gue gak nyangka kelakuan lo sampai kayak gini banget. Bahkan, lo mati dengan keadaan lo yang jadi otak pemerkosaan."

Rion menghela nafas panjang, ia mulai membalikkan badannya dan berjalan menjauh dari gundukan tanah itu. Adrian yang berjalan di samping Rion menatap sahabatnya dengan sendu, sebenarnya ada setitik tatapan sedih dan tidak percaya Rion terhadap gundukan tanah Ara di depannya. Sebenarnya ia juga tidak menyangka Ara yang terkenal polos akan seperti ini.

"Yan, kantor polisi ya, gue mau ketemu si brengsek."

"Tap-"

"Lo diem, kalau lo anterin gue bakalan gue bolehin malam minggu sama adek gue."

Adrian tersenyum, ia membuka kan pintu mobil untuk Rion. "Siap!"

Rion berdecak. "Tiba di sogok aja cepet."

Adrian mulai menjauhi area pemakaman. Rion menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi, pikirannya kalut. Tidak ia sangka dalang atau otak di balik ini semua mantannya itu.

"Cewek kalau dah cinta nekat banget ya, Yon."

Rion mengangguk menjawab itu. "Masih gak habis pikir gue sama dia. Segitu dendamnya kah dia sama Bella? Lagi pula kenapa dunia ini sempit sih? Kenapa Arkan sama Arsen harus jadi sepupu Ara? Mungkin kalau mereka berdua bukan sepupu Ara, ini aja mungkin kejadian."

"Arsen sama Arkan gimana?"

"Kata om Erlan mereka bakalan kena pasal lain juga. Waktu di tes kemarin mereka positif gunain narkoba jenis sabu."

"Arkan serius make sabu? Dia pilot loh."

Rion menggidikkan bahunya. "Dia kan ini dapat cuti tiga bulan, mungkin di cuti ini dia make nya. Entahlah gue gak paham. Yang gue mau mereka berdua di hukum seberatnya."

"Kalau gue pikir sih gak mungkin berat banget karena mereka belum masuk ke bener-bener pemerkosaan."

"Tapi di tambah ada positif narkoba kan bisa tambah banyak."

Adrian mengangguk. "Kita liat aja di persidangan nanti."

"Katanya saham keluarga mereka juga udah turun drastis."

"Waw." Adrian menggeleng-gelengkan kepalanya, memang kalau sudah keluarga punya perusahaan terus ada salah satu anggota yang merusak nama keluarga pasti gampang sekali perusahaan itu hancur.

"Ara cuma abu doang yang di makamin?" tanya Adrian menatap Rion sekilas.

"Masih ada sisa tulang makannya di makamin."

Dering telpon ponsel Adrian membuat Rion menoleh ke arah pemuda itu. "Mana HP lo?"

"Di kantong celana."

"Pinggirin dulu mobilnya terus ambil HP lo. Gak mungkin gue yang ambil."

Adrian menyengir, ia menepikan mobilnya. "Adek gue lo senggol entar bangun."

"Adek lo baperan. Adek gue yang sering di dudukin Bella aja gak sebaper itu."

"Astaghfirullah, entar gue suruh dudukin Letta kali ya?" tanya Adrian dengan polosnya sambil mengambil ponsel nya di saku celana.

The Story of BERI [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang