57

2.7K 435 48
                                        

Hai, maaf kalau sekarang aku lama update nya. Akhir-akhir ini kondisi tubuh aku lagi gak baik. Ada aja hambatan mau nulis. Jadi, maaf ya kalau lama 🥺

Happy Reading ^^

***

Dengan almamater yang masih melekat di tubuhnya, Rion menghampiri Bella dan menatap gadis yang tengah menundukkan kepalanya dengan senyum tipisnya. Ia mengelus kepala Bella. "Sayang ...."

Bella mendongak, mata yang masih mengeluarkan buliran bening itu terasa menyakitkan bagi Rion. Rion merentangkan tangannya dan Bella langsung masuk ke dalam pelukannya. Rion mengecup puncak kepala Bella, mengelus punggung itu dengan lembut.

"A- aku gak berhasil nye- nyelamatin ...."

"Sttt ... kamu sama yang lain pasti udah berusaha untuk nyelamatin pasien, tapi kalian sebagai dokter tugasnya hanya berusaha kan? Urusan akhir hanya Allah yang bisa nentuin. Jangan nyalahin diri kamu, sayang."

Bella menarik ingusnya, ia mendongak menatap pemuda yang terlihat tambah menawan ini. "Tapi, rasanya sakit Yon waktu aku ngeliat garis lurus, waktu ngasih tau keluarga mereka kalau pasien gak bisa di selamatin, waktu tubuh yang tadinya masih hangat terus jadi dingin gitu."

Rion mengusap pipi Bella yang basah. "Iya, sayang, aku ngerti. Jangan nyalahin diri kamu, ini semua udah takdir Allah. Kamu udah berusaha semaksimal mungkin."

Bella mengangguk lemah. Baru kali ini selama satu tahun lebih co-ass pasien yang di tanganinya beserta satu dokter lainnya di nyatakan meninggal dunia. Dan beruntungnya Bella saat ia menelpon Rion, pemuda itu langsung mengiyakan dan berakhir di depannya.

"Kamu tinggal bulan ini co-ass nya?"

"Iya, terus malah dapat yang kayak gini, ini buat aku down."

Rion mengecup pipi Bella. "Gak boleh down, dokter harus ngasih semangat ke pasiennya loh, masa kamu mau nampilin muka sedih gitu kalau ngehadapin pasien? Yang ada pasiennya langsung kabur liat zombie."

Bella memukul dada Rion. "Jahat, ceweknya di katain zombie."

Rion terkekeh. "Ya habisnya kalau nangis jadi jelek. Bidadari nya hilang di gantiin sama zombie."

Bella tersenyum tipis, Rion selalu bisa merubah mood nya. "Makasih udah langsung datang."

Rion menjawil gemas hidung Bella. "Sama-sama. Sekarang masuk lagi, ada pasien lain yang nungguin dokter cantik ini."

"Kamu masih ada kelas?"

"Ada, masih dua kelas lagi."

Bella berjinjit, ia mengecup pipi Rion. "Semangat, kuliah yang bener, jangan bolos sama titip absen terus."

Rion merapikan jas putih milik Bella. Tangannya kemudian mencubit kedua pipi Bella. "Iya, ibu negara. Kamu juga jangan sedih lagi."

Bella tersenyum sambil mengangguk. Ia melambaikan tangannya sambil berjalan menjauhi Rion. "Bye bye, hati-hati di jalan."

Rion tersenyum, menatap punggung Bella yang sudah menjauh dari pandangannya. Rion bukan tidak tau Bella sering diincar dokter muda yang jabatannya sudah tinggi. Gadisnya itu cantik dan menarik, tentu saja banyak yang ingin merebutnya. Tapi, Rion bersyukur, Bella masih mau bertahan dengannya, bertahan dengan dia yang bahkan usia yang lebih muda dari Bella, bertahan dengannya yang bahkan masih berstatus anak kuliahan.

Saat Bella menghilang di balik pintu rumah sakit, seketika perasaannya tidak enak. Rion menggelengkan kepalanya, ia tidak boleh berfikiran macam-macam. Bella pasti hanya menjadi miliknya dan selamanya akan begitu.

The Story of BERI [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang