27

2.3K 404 119
                                        

Ayo dong komennya biar aku bisa tau kalian itu baper di mana, gak suka di mana, atau apa lah gitu.

Sedih sih di part sebelumnya komennya gak sampai 50 :(

***

Letta menatap jengah abangnya yang sedari tadi bolak-balik di hadapannya. "Abang! Duduk kek, bosen Letta liatnya abang kayak setrika!"

Langkah Rion berhenti sejenak, ia kemudian menatap Letta. "Abang gak tenang."

Letta berdecak saat melihat Rion kembali berjalan bolak-balik di hadapannya. "Kalau abang udah tenang, Letta udah nangis-nangis."

Rion berlari ke Letta dan memeluk tubuh itu dengan gemas. "Bukan itu maksud gue adik gue yang cantik!"

Letta terkekeh, ia balas memeluk Rion. "Nah mending abang pelukin Letta gini dari pada kayak setrikaan." Tangan Letta bergerak di punggung Rion yang sedang telungkup di atas tubuhnya. "Abang kenapa? Sama kak Bella lagi ada masalah ya?"

Rion mengangguk, ia mengecup pipi Letta. "Iya, tapi anak kecil gak boleh tau."

"Letta udah 13 tahun, abang. Letta bukan anak kecil, tapi udah remaja!"

Rion terkekeh. "Iya, iya."

"Jadi, masalah abang Letta yang ganteng ini apa? Pasti ada hubungannya sama kak Bella, kan?"

"Huum."

"Kenapa?"

"Abang hampir cium Belbel."

Tangan Letta yang tidak bisa diam bergerak mengacak-acak rambut Rion. "Kan abang dah biasa nyium kak Bella, ini kenapa jadi masalah?"

"Abang hampir nyium bibirnya."

Gerakan tangan Letta di kepalanya berhenti membuat Rion mendongak. Baru saja bibirnya akan terbuka mengapa gadis itu terdiam, tetapi rasa panas di punggungnya akibat pukulan Letta membuatnya meringis.

Rion menatap Letta dengan mata melotot. "Kenapa pukul abang?!"

"Abang kurang ajar sih. Ini nih mungkin yang mau kak Bella lakuin ke abang, tapi gak tega. Letta cuma mau mewakili perasaan kak Bella aja."

Rasa kesal yang tadi hinggap karena pukulan Letta di punggungnya seketika menghilang digantikan dengan rasa bersalah. Apa benar yang dikatakan gadis kecil di pelukannya ini? Bella sebenarnya ingin marah, tetapi tidak bisa.

"Abang beneran kurang ajar, ya?"

"Iyalah. Buna ngajarin biar abang berlaku baik sama cewek, eh malah seenaknya mau nyuri ciuman kak Bella. Letta tau abang sayang sama kak Bella, tapi jangan gitu juga. Inget, abang sama kak Letta cuma sahabat, sahabat bukan pacar. Kalau abang pacaran sama kak Bella, Letta gak papa, tapi kak Bella cuma sahabat abang. Gimana kalau yayah sama buna tau anaknya hampir nyium kakak yang udah dianggap anak juga?"

Rion meneguk ludahnya kasar, ia tidak berpikir sampai ke sana. Entah apa yang merasukinya semalam hingga membuatnya ingin mencium gadis cantik yang sekarang sedang tertidur di kamarnya itu. Benar apa yang di katakan Letta, buna sama yayahnya pasti kecewa. Mereka berdua-- ralat berempat sama orang tua Bella sudah sepenuhnya percaya kepada Rion untuk menjaga Bella, dan itu berarti bukan seharusnya Rion dapat mengambil kesempatan.

Letta menepuk pipi Rion saat melihat tatapan abangnya yang kosong. "Abang, abang sayang sama kak Bella?"

"Say-"

"Bukan dalam artian sahabat. Tapi, dalam artian cowok ke cewek kayak bang Adrian ke Letta."

Mendengar kalimat terakhir rasanya Rion ingin menyumpal mulut gadis kecil ini, tapi sayangnya pertanyaan Letta lebih membuatnya berpikir. Rion menghela nafas panjang, jawaban andalannya keluar. "Gak tau, abang sayang aja sama Belbel, tapi gak tau lah."

The Story of BERI [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang