"Pa," panggil Bella sambil menggenggam erat tangan Bintang. Air matanya menetes melihat tubuh Bintang yang masih tertidur di atas ranjang pasien.
"Maafin Bella ... Papa gak boleh gini, ayo bangun ...."
Seminggu berlalu setelah kejadian itu Bintang belum sadar juga dari tidurnya. Setelah mengalami serangan jantung, sampai saat ini kondisi Bintang belum juga sadar.
"Papa ... Bella salah, Bella gak dengerin nasihat papa."
Bella menghapus air matanya yang mengalir di pipinya. Kepalanya mendongak, mengingat apa yang terjadi antara dia dan papanya dua minggu yang lalu.
Flashback on ....
"Baru pulang jam segini? Kamu anak cewek, Bella!"
Bella menghela nafas kasar, ia melirik jam tangannya, jam setengah dua belas. "Ya Bella pulangnya jam segini mau gimana, pa?"
"Jadwal pulang co-ass kamu paling lama jam sepuluh. Kamu pacaran dulu?" tanya Bintang sambil meletakkan tab nya. Ia menatap anak gadisnya yang tengah berjalan menuju ke arahnya.
"Co-ass gak bisa di patok jam segitu, pa."
Bintang terkekeh, ia mengangguk-anggukkan kepalanya. "Bahkan pemilik rumah sakit aja ngomong anak co-ass maksimal pulang jam setengah sebelas, Bell."
Bella mengumpat dalam hati, mengapa yayah mengatakan itu kepada papanya? Bella menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa. "Iya, Bella pacaran dulu."
"Kamu co-ass ada liburnya, Bell, kalau di libur itu kamu pakai pacaran, silahkan, papa gak ngelarang. Tapi, kalau gini harusnya kamu tau waktu, ini udah malem, kamu cewek, Bella."
"Pa ... Bella baru pacaran kali ini, masa gak boleh sih?"
"Ya itu yang papa pikirin! Kamu baru pacaran, kamu nanti kalau di bodoh-bodohin kayak mana? Siapa nanti yang rugi? Kamu, Bell, kamu!"
Bella memijat pelipisnya. "Iya, iya."
Bintang mengerutkan keningnya. "Papa gak suka kelakuan kamu yang kayak gini, gak sopan kamu! Pacar kamu pasti punya pengaruh buruk sama kamu."
"Bella lagi capek, pa! Papa malah marahin Bella gini ya Bella gak bisa kayak biasa nanggepinnya. Bella tadi banyak pasien. Jangan apa-apa perilaku Bella selalu di sangkut pautin sama Arsen, Arsen gak salah apa-apa."
Bintang menormalkan nafasnya yang mulai memburu, baru kali ini Bella berkata keras kepadanya. "Papa bukannya apa-apa, papa cuma gak mau terjadi sesuatu sama kamu. Kamu cewek, anak papa sama mama satu-satunya. Kalau papa ngomongin gini, kamu ngertiin papa, papa cuma takut terjadi sesuatu sama kamu. Paham kan, Bella? Ngertiin papa."
"Papa juga ngertiin Bella. Kalau mau marahin Bella, jangan pas Bella baru pulang kayak gini, Bella lagi capek, pa. Papa juga ngertiin Bella lagi seneng karena pertama kali pacaran."
"Papa ngertiin kamu pertama kali pacaran, tapi perilaku kamu jangan berubah drastis gini. Kamu sadar kamu selalu ngomongnya kasar sama papa mama semenjak kamu pacaran sama Arsen? Enggak kan, Bell, kamu gak sadar karena kamu cuma fokus sama pacaran, pacaran, pacaran."
"Terserah papa, Bella capek mau tidur dulu." Bella berdiri dan berjalan menaiki tangga.
"Kalau terjadi apa-apa sama kamu terus jantung papa kambuh, kamu pengen kehilangan papa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of BERI [Selesai]
Teen FictionMengenal sang tetangga sedari ia kecil membuat kehidupan Arion tidak pernah lepas dari seorang Arabella. Begitu juga dengan kehidupan gadis itu, bayang-bayang Rion dari hidup Bella tidak pernah hilang. "Belbel pendek! Dulu ngejek gue pendek dari pa...