Menurut kalian bulan puasa tetap lanjutin atau hiatus dulu? Tolong sarannya ya ☺
Selamat berpuasa ^^
***
Kedua orang itu tengah menatap ke depan. Bulan dan bintang yang saling menyinari di tengah gelapnya malam membuat suasana menjadi lebih indah.
"Lo pernah gak ada pikiran untuk ninggalin gue?"
Rion menoleh dengan cepat mendengar itu. "Lo nanya pertanyaan itu sama gue? Serius, Bell?"
Bella tersenyum tipis, ia menganggukkan kepalanya. "Karena gue yakin lo sama gue gak bakalan sama-sama terus."
"Bella, gue gak suka sama lo yang mellow gini."
"Itu bakalan kenyataan, Yon."
"Pulang ni gue kalau lo bahas gini lagi, gue gak suka!"
Bella tersenyum, ia mengacak-acak rambut Rion. "Gue cuma nanya, embul. Kenapa lo ngamuk sih?"
Rion menghela nafas kasar, ia menyenderkan kepalanya di bahu Bella. "Gue gak suka aja, Bell. Gue tau kita bakalan punya kehidupan masing-masing nantinya. Lo punya suami, atau gue punya istri, atau bisa jadi kita yang suami-istri. Tapi, gue gak mau mikirin itu untuk sekarang, gue terlalu terbiasa sama keberadaan lo. Kalau bisa masa depan aja gue bakalan buat rumah yang ada di dekat lo biar anak kita kayak kita."
Bella memainkan jari Rion yang ada di pahanya. "Jodoh gue siapa ya kok belum nampak?"
"Kalau tau gitu dari kecil lo bakalan sama jodoh lo terus, Bell. Umur lo masih 21 tahun, masih panjang perjalanannya. Gelar pun belum dapat, udah mikirin nikah aja. Papa, mama lo pengen ngeliat lo bahagia dengan gelar dokter yang bakalan lo miliki nantinya."
"Lo nyeramahin gue, lo sendiri gimana? Udah jelas mau kuliah di mana?"
Rion mengangguk. "Udah, di sini aja, di univ lo, sekalian nanti belajar mandiri sama yayah."
"Ngikutin gue mulu lo."
"Biarin."
"Kalau misalnya jodoh lo bukan Ara gimana?"
"Ya udah, berarti dia bukan yang terbaik dari Allah untuk gue. Gue sayang sama dia, tapi kalau jalan dari Allah dia bukan untuk gue, gue harus apa? Allah lebih tau yang terbaik untuk gue dari pada diri gue sendiri."
"Wah, ustad Arion."
Rion berdecak. "Gue lagi serius, lo yang bercanda. Gak asik ah!"
Lagi-lagi gadis 21 tahun itu terkekeh. "Bagaimana kabar di sekolah waktu tau prince sekolah ini udan punya pacar?"
"Ya biasa, kayak di novel-novel punya lo gitu. Ara pernah hampir di bully di kamar mandi sekolah, dan untungnya ada temen kelas gue yang ngasih tau gue. Ara pernah di fitnah pernah ngasih tubuh dia sama gue makannya gue mau pacaran dia. Ah, gitu lah Bell, kayak di novel lo. Padahal yang namanya nyentuh Ara aja gue cuma tangan dia."
"Pertahanin ya, mbul. Lo udah sekali masukin cewek, lo bakalan nagih."
Rion mendongak, memandang satu bintang yang paling terang di atas sana. "Gue memang nakal, tapi gue paling gak mau ngerusak cewek. Gue percaya karma, gue ngelakuin itu ke cewek, nanti Letta atau lo pasti ada yang kena imbasnya. Gue sayang sama kalian, jadi gue berusaha biar gak nyakitin kalian. Tingkah gue jangan pernah buat kalian yang menderita."
Senyum Bella merekah mendengar itu. Didikan Dyba tidak pernah salah. "Bangga gue sama adik kecil gue."
Rion menyandarkan dagunya di bahu Bella, menatap gadis itu dari samping. "Untuk malam ini gue bolehin lo manggil gue adik kecil walaupun gue paling gak suka dengernya."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of BERI [Selesai]
Teen FictionMengenal sang tetangga sedari ia kecil membuat kehidupan Arion tidak pernah lepas dari seorang Arabella. Begitu juga dengan kehidupan gadis itu, bayang-bayang Rion dari hidup Bella tidak pernah hilang. "Belbel pendek! Dulu ngejek gue pendek dari pa...